Angin musim gugur pada malam hari mulai terasa sedikit lebih dingin dari biasanya, udara menjadi lebih kering juga matahari yang lebih cepat terbenam. Musim gugur akan segera berakhir, dan disini lah Asael, atau lebih sering dipanggil Asa, berada pada balkon kamar tidur pribadinya, yang menghadap langsung ke pegunungan Westwood. Tidak ada tanda-tanda dirinya akan beranjak dari tempatnya walau udara semakin dingin, dimana mungkin mahkluk lain sibuk terlelap dengan mimpinya, namun tidak baginya.
"Aku dan Theo menitipkan si kecil kami, padamu. Kekuatan milik arzen akan kami segel. Baik diriku maupun Theo tidak tahu kapan mereka akan kembali. Namun, karena arzen sudah Ascending maka proses awakening nya akan terjadi lebih cepat saat energi kalian berdua saling bergesekan. Lagi pula, inner soulnya akan terus mencari mu.
Namun, sampai hari itu tiba, baik diriku ataupun theo, kami akan melindungi si kecil kami. Tugasmu, sebelum proses awakening itu terjadi, segera temukan tempat persembunyian dan habisi mereka.
Aku memberikan sedikit kekuatanku padamu juga pada arzen. Begitu juga milik theo. Aku berharap tidak akan pernah terjadi, terlebih jika arzen berada dalam jangkauan perlindunganmu, namun jika mereka kembali mencoba mendekati arzen, dan kau belum siap, maka kekuatan kami akan melindunginya."
Uap panas dari indera penciuman itu terlihat, karena suhu udara semakin turun seiring berjalannya waktu mendekati pagi. Asa mendengar ketukan pada pintu kamarnya. Mendapati lucian berada dibalik pintu.
"Kau masih terjaga rupanya," retoris lucian, saat melihat asa masih di tepat yang sama saat dirinya pamit untuk istirahat.
"-dan kau bahkan sudah terjaga kembali setelah satu jam ." Balas Asa.
"Boleh kah aku masuk," tanya lucian, sedangkan aksinya berbanding terbalik. Dirinya bahkan langsung masuk tanpa menunggu persetujuan dari Asa, Lucian mengambil tempat pada sofa didepan perapian.
Tubuhnya mencari posisi ternyaman, dengan tangan menyangga dibelakang kepalanya sebagai bantalan. "Gugup?" Tanya lucian, saat tubuhnya siap dalam posisi ternyaman.
"Sedikit"
Lucian menarik kedua sudut bibirnya,membuat kurva pada wajahnya yang tampan, saat mendengar jawaban Asa.
Mata hitamnya terpejam sesaat kini kembali terjaga menampilkan kornea Red Emerald. Lucian lalu mengangkat tangannya membawanya tepat berada pada garis lurus dengan pandangannya, dia menjentik kan kedua jarinya, seketika langit-langit kamar asa berganti menjadi hamparan langit yang dipenuhi bintang sesungguhnya.
"Jangan mengganti sembarangan langit kamarku, lucian." Protes asa, tidak dihiraukan, hening kembali menelan keduanya, lucian malah ikut terlarut dalam fikirannya. Seperti asa yang masih nyaman dengan posisinya bersandar pada pintu balkon kamarnya.
"Asael Kye D'vadner, selama ini kau sudah berusaha dengan sangat baik untuk melindungi si bungsu Welsh dari jauh. Jangan khawatir." Ucap lucian.
Sedikit banyak dirinya tahu dan paham, apa yang sedang berkecamuk dalam benak sang Sahabat.
Namun respon asa, diluar perkiraannya,
"Dia tidak akan mengenaliku." Katanya, Respon asa membuat Lucian tertawa kencang pada posisinya.Asa mendelik kesal pada posisinya, terlebih dengan tawa kencang dari lucian yang tidak berhenti. Korena hitam asa berubah menjadi Grey Moonstone, dan membuat lucian yang tadinya masih bersuara, langsung diam. suaranya seolah terkunci.
Lucian yang tahu dirinya terkena "silence" mantra, mencoba melemparkan melawan, dengan memindahkan vas bunga dengan kekuatannya dan melemparkannya pada Asa.
Namun tertahan, vas bunga tersebut berjarak satu inchi, dengan hidung bangirnya. Lalu asa menggerakan tangannya sedikit, dan mebiarkan vas bunga kembali pada tempat.
Mantra "silence" pun dia lepaskan dari lucian.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL Guion - Heejake
FanficTerluka saat perang, membuat Arzen Welsh harus disembunyikan dari seluruh kehidupan. Damai yang tercipta saat hilangnya Arzen Welsh, perlahan terusik dengan proses Awakening yang terjadi padanya. Menarik para Bangsa yang dulu terlibat dalam perang...