1. SERPIHAN

15 0 0
                                    

Roni Angkasa Argana, ayah kandung Claudia, seorang pria paruh baya, baru saja menghantam gelas dengan keras. Serpihan-serpihan pecahan gelas beterbangan di ruangan itu.

"Nilai kamu turun, dasar bodoh. Saya menyekolahkan kamu buat jadi pintar, bukan bodoh!" bentak Roni dengan tegas di depan Claudia.

Roni mendorong gadis itu dengan kasar, hingga terjatuh.

"Ahh, sakit.." desis Claudia kesakitan

"Dasar anak gak tau diri, bisanya nyusahin orang tua. Banggain orang tua aja gak bisa, dasar anak gak guna!" sentak Roni sambil menghantamnya dengan ikat pinggang.

Plash...

Plash..

Namun sebelum pria itu mengulangi pukulannya, Faris  Trixy, kakak kandung Claudia, menghentikannya.

"Stop, pa!" seru Faris, mendekatinya dengan langkah tegap.

"Papa punya otak gak sih?!"

"Kamu berani melawan saya?!" desis Roni dengan mata memancarkan kemarahan.

"Papa udah berubah. Papa harus ingat, bunda nggak pernah bikin sakit kita!" bentak Faris, napasnya terengah-engah.

Roni terdiam, kebingungan tergambar jelas di wajahnya.

Faris segera menghampiri gadis itu, membantunya berdiri. Dengan cekatan, ia menuntun Claudia naik ke kamar.

Setibanya di kamar yang tenang, Claudia duduk di atas kasur empuk. Faris mencari kotak P3K dengan cepat, lalu duduk di sebelah gadis itu untuk merawat luka di tangannya akibat pecahan gelas.

"Claudia takut..." bisik gadis itu, air mata masih mengalir.

"Abang di sini, abang akan selalu melindungi Claudia," jawab Faris dengan lembut.

"Jahat," desis Claudia dengan nada penuh kebencian.

Faris menggenggamnya dengan penuh perhatian. "Abang mengerti. Kita akan melewati ini bersama-sama."

Sena membalas pelukan itu dengan erat. "Terima kasih abang, Claudia sayang abang."

"Abang juga sayang sama Claudia. Sekarang, tidurlah," bisik Faris.

                 
                           {HUJAN RINTIK}

INI BARU PEMANASAN, PENASARAN KELANJUTAN??

ADA DI BAB SELANJUTNYA 🤩

Next...

HUJAN RINTIK Where stories live. Discover now