Sengaja aku memberi judul tersebut, sebab benar. Iblis selalalu disekeliling manusia. Tapi tidak di sekitarku, karena apa? Karena akulah iblisnya. Aku juga terinpirasi dari sebuah manhwa yang kubaca dengan judul (iblis diantara kita). Bagaimana apa kalian siap untuk lanjut? Ah baiklah mari kita bercerita.
Pagi itu cukup melelahkan. Setelah fajar dan bunyi kokokan ayam mulai terdengar yang menjadi alarm tersendiri bagi kami. Kami, mungkin hanya aku. Aku bersekolah di salah satu sekolah perempuan terbesar di kotaku dan sekolah itu juga merangkap asrama. Yah aku tinggal di asrama, tapi itu bukan kehendakku. Melainkan seorang wanita tua yang mengotot sekali aku harus masuk sekolah ini, lantaran ia tak sanggup mengasuhku.
Cukup, aku tak ingin terlalu banyak basa basi dengan kata-kata. Karena hidupku saja sudah BASI. Hari itu sungguh kesal, kesal yang melampaui batas. Karena teman sekamarku yang telah mengusik waktu tidurku, hanya karena urusan yang tak penting. So f**k for her. Kau tahu, apa yang kuperbuat padanya setelah mengganguku. Hm, hanya permainan kecil. Kuletakkan paku payung di atas tempat tidurnya sekitar 30 puluh biji yang juga aku tutupi dengan kain putih agar tak terlihat.
"Agh...sakit sekali, apa ini?" Ringis temanku sambil memperhatikan seluruh orang yang ada di kamar tapi tak dapat menebak siapa dalang dibalik apa yang terjadi.
"Bodoh! Punya mata tapi tak berguna, sudah jelas ada yang terlihat aneh dengan kasur itu . Apa perlu aku yang mencongkel matanya supaya mataku menjadi empat, dan semuanya berguna," umpatku kala itu yang diam memperhatikan temanku dari tempat tidurku, yang tengah kebingungan.
Bagaimana? Apa menurut kalian itu tadi menyenangkan? Di saat kita bebas melakukan apa saja tanpa takut risiko apa yang menanti.
"Jangan berhati malaikat, berhatilah seperti iblis. Supaya kau bisa bebas tanpa takut ditindas," ucapku pada seorang perempuan yang lebih muda dariku satu tahun.
Ia mengangguk, "Baik kak,"
"Pergilah, biar aku yang menyelsaikan temanmu ini"
"Tidak, tidak usah biarkan saja dia"
"Kenapa? Apa kau lupa apa yang baru saja aku ucapkan. Tak perlu baik pada orang sepertinya" tunjukku mengarah pada seorang gadis yang tertunduk lemah penuh ketakutan. Padahal aku belum memulai permainannya.
"Akan ku pastikan kau tidak akan terlibat," Aku tersenyum menyakinkan. Jangan kalian pikir senyumku akan manis. Kalian salah besar jika berimajinasi seperi itu, senyumku benar-benar tampak seperti seorang iblis yang mendapatkan mangsanya.
Adik kelasku mengangguk dan pergi meninggalkan base camp sekolah yang hanya menyisahkan diriku dan gadis manis yang tengah menunduk di pojokkan.
SELESAI
Eh dah abis aja cerita pertama, gimana menurut kalian? Kasih saran atau kritik jika ada 😶
Sedikit ilustrasi dari cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
different
Mystery / Thrillerkisah paling mendebarkan sepanjang masa, penuh lika liku perasaan yang membara, ditambah adegan yang tak terbantahkan menghujam bagai anak panah yang tak berkesudahan. Inilah sebuah cerita hasil kebencian dan dendam yang tak berkesydahan...... jika...