Prolog

86 9 0
                                    

Suasana ramai menghiasi gedung sekolah elit itu. Tentu saja, sekarang adalah pukul dua belas siang, waktu untuk para murid beristirahat setelah jenuh dari pelajaran yang menguras otak mereka.

Banyak murid yang pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan. Beberapa murid ada yang duduk santai di taman, mengobrol ringan satu sama lain, dengan teman ataupun dengan kekasihnya. Beberapa ada juga yang bermain basket di lapangan. Dan beberapa juga ada yang pergi ke perpustakaan, menghabiskan waktu istirahat untuk berkencan dengan setumpuk buku.

Contohnya seperti gadis bernama Asa. Gadis yang menggunakan jepit rambut itu membawa sebuah novel ditangannya. Ya, membaca novel adalah salah satu hobinya. Novel yang baru saja selesai ia baca berjudul After karya Anna Todd.

Tapi walaupun ia hobi membaca novel, itu tidak dapat menurunkan kepintaran nya dalam setiap mata pelajaran. Asa adalah gadis yang cantik juga manis. Kecantikan nya tidak hanya terdapat di wajahnya saja. Tetapi otaknya pun cantik, sama halnya dengan wajahnya.

Siang ini cukup cerah. Matahari bersinar terik di atas sana. Membuat para murid beraktivitas dengan lancar. Suara berisik para murid menemani nya di sepanjang lorong sekolah. Bersenda gurau bersama teman mereka masing-masing.

Langkah kakinya beradu di atas lantai sekolah itu. Hembusan angin nakal membuat beberapa helai rambutnya berterbangan. Matanya memandang ke arah lapangan basket. Di mana terdapat sekumpulan anak laki laki sedang bermain basket.

Melihat bagaimana para pemain yang mengejar bola berwarna orange tersebut dioper kesana kemari. Panas yang terik membuat jersey mereka basah terkena keringat. Tapi itu tidak membuat mereka menghentikan permainan. Tapi malah membuat mereka semakin bersemangat untuk terus melanjutkan permainan.

Saking fokusnya, membuat gadis berseragam hitam itu tidak memperhatikan langkahnya. Dan menabrak seseorang yang berjalan di depannya.

"BRUK"

Buku yang berada digenggaman nya terjatuh ke lantai sekolah. Gadis itu segera berjongkok untuk mengambilnya. Membuat atensi para murid teralihkan karenanya.

Berdiri, kemudian mendongak menatap seorang lelaki bertubuh jangkung di depannya. Seorang namja. Namja itu menatapnya datar. Asa tidak tahu siapa namja di depannya ini. Ini pertama kali ia melihatnya.

Tubuhnya tinggi semampai, rambutnya hitam legam, hidungnya mancung, bulu matanya lentik, dan wajahnya yang tampan bak dewa Yunani. Tidak ada satu pun jerawat atau bekas luka di wajahnya. Hell... Kenapa ada manusia setampan ini?!

Asa mengamati wajah pemuda itu satu persatu. Kemudian berakhir di kedua matanya. Menatap lama di kedua mata yang tajam bak pisau itu. Seakan terhipnotis dengan bola mata hitamnya.

Bisikan-bisikan terdengar, membuatnya tersadar. Lalu memutuskan kontak mata mereka.

"Mianhe" Ucap gadis itu, membungkukkan badannya meminta maaf. Merutuki dirinya sendiri yang bodoh karena tidak memperhatikan langkah.

Lelaki itu hanya menatapnya sekilas. Kemudian melanjutkan langkahnya ke arah yang berlawanan dengan Asa. Melewatinya begitu saja. Seolah tidak terjadi apa-apa. Tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

Gadis itu mematung. Mengerjabkan matanya pelan. Ia masih bisa mendengar bisikan-bisikan yang diberikan kepada-nya.

Memeluk erat buku yang ada di pelukan nya. Jantungnya berdegup kencang. Seperti saat kau jungkir balik menaiki wahana roller coaster di Disney Land. Menghela nafasnya pelan.

Melanjutkan sekaligus mempercepat langkahnya yang tertunda untuk menghindari bisikan-bisikan para murid yang semakin keras terdengar. Menuju ke tempat awal yang ingin ia tuju, yaitu perpustakaan.

4 Juli 2024

Note:

Hi readers. This is my second story. Aku buat cerita ini karena terinspirasi dari film After. Tapi mungkin aku bakalan ubah sedikit dari cerita yang ada di film. Di sini aku mutusin buat pakai cast Asa sama Sunghoon. Karena aku rasa mereka cocok aja. So enjoy and hope u like it. Don't forget to vote. Bye.

Favorite Crime Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang