I

6 0 0
                                    


"Hargai dia sebisa mu, karna jika terlambat kau akan menyesal ketika dia sudah tak ada di sisimu"










"Buku aneh" ucap pemuda bertubuh tinggi itu, ia menutup buku yang tak terlalu tebal dengan jari jari panjang dan tangan yang besar itu ekspersi wajahnya terlihat malas.

Pemuda itu menaruh buku kembali pada tempat nya, rak, rak yang sangat tinggi, dan lebar tapi menurut pemuda berumur 16 tahun itu, biasa saja, tentu karena dia tak kalah tinggi dari rak itu, sabian putra wijaya, itu nama nya atau dia sering di panggil dengan sebutan bian.

"Gak ada yang menarik" ucap sabian sambil menengok ke arah kiri dan kanan berharap ada buku yang menarik pandangannya

Sabian berhenti melangkah ketika ia melihat seseorang gadis yang sedang mencari buku, tangan nya meraba buku buku yang berada di rak perpustakaan kota itu.

Kenapa sabian bisa melihat gadis itu? Ada celah dari buku ke buku yang membuat sabian bisa melihat rupa sang gadis yang sedang mencari buku itu, tak lama terdengar suara dering telepone dari saku celana yang sabian pakai, semua mata melihat ke arah nya  tatapan mereka terlihat  jengkel dan tak suka, namun gadis itu tidak, ia hanya diam mengamati wajah lelaki di depan nya, tak sadar, sabian kembali  memandang gadis itu lagi, ia terhanyut, mereka saling bertatap untuk beberapa detik, gadis itu tak bisa di jelaskan dengan kata kata, rambutnya yang pendek dengan warna kecoklatan tua, juga matanya yang indah, gadis itu
Sempurna.

Sabian kembali sadar setelah itu dan buru buru mengalihkan wajah nya yang tersipu malu ia pun bergegas untuk keluar dari perpustakaan kota.



Suara pintu besar terbuka dari dalam, suara nya hampir menggema ke seluruh ruangan besar itu, kemudian sabian kembali menutup pintu perpustakaan kota dengan pelan agar tak menggangu siapa pun di dalam perpustakaan.

Dengan cepat ia mengambil gawai yang terdapat di saku celana nya, terdapat 2 panggilan yang tak terbalas dari sang teman, ia lupa, seharus nya ia sudah berada di sekolah untuk rapat osis di sekolah nya, ia dan yang lain akan membahas tentang mpls atau masa perkenalan lingkungan sekolah
Tahun ini, sungguh bodoh.

Kalian tau? Alasan sabian ke perpustakaan hanya karena ingin mengisi daya telepon genggam yang lowbat.

Sabian pun bergegas berlari ke arah tempat parkir motor berada, ia segera menyalakan motor dan buru buru meninggalkan perpustakaan kota, namun yang bian tak ketahui, ada sepasang mata yang melihat gerak gerik nya dari keluar perpustakaan itu.









"Sabian kemana sih?" nada kesal dengan suara yang lantang sampai memenuhi ruang osis tersebut.

Tak lama suara pintu tergeser dengan cukup kuat dari arah kiri, ya itu sabian ia dengan sangat cepat memarkirkan motor nya dan bergegas menuju ruang osis yang berada di lantai 2 sekolah nya itu.

"Hahhh sorry sorry thahh tadi gua ngecas hp di" ucap sabian dengan nafas yang ter engah kaki nya mulai bergerak menuju kursi yang kosong di ruang tersebut.

"Kebiasan banget, sekarang, ayo mulai rapat nya."helaan terdengar di telinga beberapa orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

                  ~                       ~

"Baiklah karena sudah tak ada lagi untuk kita bahas, mari kita akhiri saja, terimakasih yang sudah datang dan memberi pendapat juga membantu di rapat kali ini, jika saya ada salah pengucapan atau perilaku tolong di maafkan, terimakasih dan selamat sore" ucap sang ketua osis untuk meng akhiri rapat pada hari itu.

Tak lama dari itu suara decitan dari gesekan ubin dan kaki kursi terdengar di udara, suara riuh kembali terdengar setelah 45 menit suasana tenang dan damai.

"Bian, lo ngecas ponsel dimana sih sampai gak baca pesan dari gua?"
___________________________

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang