12. Kekuatan Tessera

97 18 3
                                    

Untuk beberapa detik pertama Seonghwa masih terpaku di tempat. Begitu melihat sosok Hongjoong tiba dibawa oleh seekor rajawali yang merupakan perubahan bentuk dari Dokyeom barulah ia sadar dengan apa yang tengah berlaku sekarang.

Saat mendapatkan kabar waspada dari Gyuri, Dokyeom langsung mengubah bentuknya menjadi burung falcon dan terbang cepat menuju pulau Hika untuk mengabarkan berita itu pada Hongjoong dan Joshua. Tanpa diduga ada satu orang lagi berada di antara mereka.

Tahu sedang terjadi kegundahan di pulau Tessera dengan ciri-ciri lawan yang mereka kenal, mereka semua langsung bertolak kembali ke pulau Tessera. Jiwa Hongjun yang berada dalam tubuh Joshua menyelam ke dalam laut dan berenang cepat sedangkan Hongjoong dibawa oleh Dokyeom kembali, sementara satu orang lainnya menggunakan kekuatan yang ia miliki untuk menciptakan pusaran angin untuk bergerak secepat mungkin menuju pulau Tessera.

Orang itu berdiri tegap dengan senyum sinis terukir di wajah.

"Dia lawanku Wooyoung, mundurlah."

Perkataan Hongjun membuat orang di sebelahnya mendelik tak terima.

Wooyoung, si pengendali elemen angin yang terkurung di dalam es selama belasan tahun telah bebas dari belenggu. Siapa sangka ia malah bertemu lagi dengan musuh bebuyutannya. Hongjun dan Yoseok.

"Joshua!" Jeonghan berseru, namun panggilannya tak diindahkan.

"Dia bukan Joshua," sela Hongjoong, ia tersenyum senang pada sosok Joshua di depan yang kekuatan es nya menguar ke sekitar, "dia ayahku."

Jeonghan tidak paham maksudnya karena jelas raga yang ada di sana adalah Joshua, bukan orang lain.

"lawanmu? Huh? Kau saja dulu mati di tanganku Hongjun," balas Wooyoung tak kalah sengit.

Yoseok memandang keduanya bergantian, ia senang melihat perseteruan ini. Tak menyia-nyiakan kesempatan ia langsung melancarkan serangan yang membidik dua orang itu.

Wooyoung menghindar ke samping sementara Hongjun membangun perisai es yang membuat lahar seketika melebur dingin.

Seungcheol mengaduh, berusaha membantu namun ditahan oleh Hongjoong. Si kapten menggeleng dan berkata, "dia bukan lawanmu. Biarkan saja mereka. Kita selamatkan yang lain."

Walau agak keberatan pada awalnya Seungcheol tetap melakukan apa yang Hongjoong katakan. Ia berpindah ke arena lain tempat di mana rekannya berjuang melawan para prajurit musuh.

Hongjoong menghujam pedang di depan San, melindungi rekannya yang hampir terkena serangan. Sesaat kemudian pedangnya bergerak lebih jauh menyabet musuh. Setelah musuh kalah ia menarik lengan San, membawa pria itu berdiri.

"Kata Seonghwa hyung mereka ini dari pulau Aithne," ujar San sembari menahan nyeri dari luka sabetan pada lengannya.

Mengedarkan pandangan ke sekitar, tampaknya apa yang Seonghwa katakan soal orang-orang ini benar. Apalagi setelah melihat bendera yang berkibar di setiap tiang kapalnya, berlambang gunung berapi yang tengah erupsi.

Wooyoung menciptakan gerakan angin besar yang kemudian berhembus cepat ke arah Yoseok, membuat pria itu terbawa arusnya dan melesat ke udara. Mengambil kesempatan, Hongjun menciptakan bongkahan runcing di permukaan pantai tepat di mana posisi Yoseok akan jatuh. Tetapi belum sampai di tanah Yoseok duluan mencairkan seluruh es di bawahnya sehingga tak langsung menusuk pada tubuhnya.

Hongjun menggeram marah sedangkan Wooyoung melepaskan serangan angin kuat pada Hongjun.

"Jangan ikut campur!" Telak Wooyoung marah.

"Kau yang jangan ikut campur. Anginmu membuat kekuatan api semakin besar."

"Kau yang tidak becus melawannya, kenapa menyalahkan aku?!" Wooyoung semakin geram.

✔2. End of The World [ATEEZ × SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang