"Ayah mau ke mana? Kenapa Hana ga boleh ikut? Hana mau ikut yah!" rengek gadis kecil pada sang ayah.
"Kamu di sini dulu ya nak sama budhe pakdhe, Ayah harus pergi," Diono terpaksa menitipkan anak satu-satunya pada sang ipar, sebab ia harus berangkat menjadi TKW demi nafkah bagi sang anak.
........
"Bangun Hana! Kamu tidak lihat sekarang jam berapa!" bentak Budhe Rum sembari menyingkap selimut Hana.
Hana mengerjap kaget kemudian tersadar.
"Bangun! Buatkan kami sarapan pagi. Silvi sudah hampir terlambat ke sekolah gara-gara kamu!"
Rutinitas Hana setiap hari semenjak ditinggal sang ayah adalah menjadi 'pembantu pengganti' di rumah Budhe Rum. Bentakan dan kekerasan fisik sudah biasa ia terima. Namun Hana masih bersyukur, sebab Sang Budhe masih mau memberinya tempat berteduh.
"Kebiasaan ya kamu! Kalo saya gak ke sini, semua roti pasti habis di makan kamu!" Budhe Rum tiba-tiba datang dan menyambar roti dari tangan Hana.
"Nanti siang sampe malem kamu ga usah ikut makan, salah sendiri berani nyolong isi kulkas saya!" Hana tak bergeming, batinnya sudah lelah dengan bentakan yang ia terima setiap hari. Ia sudah terbiasa dilarang makan, dilarang jajan, tapi selalu diperintah untuk mengerjakan semua jenis pekerjaan rumah tangga.
Dalam hatinya yang paling dalam, Hana hanya berharap datang pangeran berkuda putih yang menyelamatkannya dari 'rumah neraka' ini. Seseorang yang mampu memberinya ketentraman dan kebahagiaan hidup.
Huufft... Hana mengelanafas. Berpikir harapannya lucu dan mustahil, bagai pungguk yang merindukanbulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate
SpiritualKetika hidup dipenuhi dengan trust isue pada orang-orang yang seharusnya menjadi sumber kasih sayang. Hana, wanita 22 tahun yang hidup di bawah kungkungan keluarganya, dibuang oleh sang ayah sejak kecil, hanya neneknya lah yang menjadi alasan hana...