PANICH INTERNATIONAL CO.
Merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perhotelan dan properti terbesar serta termewah di seluruh pusat kota Bangkok. Memiliki banyak cabang PANICH RESORT yang tersebar di beberapa kota seperti Chiang mai, Chiang Rai , Pattaya, Nonthaburi dan masih banyak lagi.
Pagi ini, para karyawan di dalam dan luar perusahaan tampak sibuk seperti biasanya. Termasuk salah seorang karyawan kecil dan cantik yang sangat sibuk dengan dunianya sendiri.
"Dasar tak berguna! Apa fotocopy sepuluh lembar saja harus sekali menyuruh?! Lalu dia menggunakan kakinya untuk apa?! "
Seorang lelaki 28 tahun berjalan sambil tak membiarkan mulutnya berhenti mengomel. Terkadang dia membuat ekspresi kesal yang tampak lucu sambil mengangkat beberapa lembar kertas ditangannya untuk dia pukul- pukul perlahan. Hitung-hitung melampiaskan emosinya yang pagi ini sudah di uji oleh para seniornya.
Ini kalau sampai ada danau buatan di sini, dia pasti akan menyiram wajah-wajah sok ramah para seniornya yang menyebalkan.
"Nak?! Awas!!"
SRET
BRAK!!
Chawarin menutup mulutnya dengan sebelah tangannya yang kosong. Baru saja membicarakan danau, dan dia berhasil membuat danau sungguhan di lantai.
Air yang tumpah dari ember yang tak sengaja Chawarin tendang mengalir kemana-mana dan membasahi seluruh lantai. Belum lagi yang terciprat ke dinding dan pot bunga di sudut ruangan.
"Bibi maaf! Rin tak sengaja!"
Chawarin hampir saja berjongkok untuk mengambil ember yang dia tendang jika saja lengannya tak ditarik dengan lembut dari belakang.
"Tidak apa-apa nak. Apa nong Rin merasa tak enak badan?"
Chawarin menatap memelas pada seorang office girl yang memang sudah dia kenal selama masih menjadi pemagang disini.
"Bibi Prim?? Rin lemas sekali! Pagi-pagi begini sudah disuruh pergi ke ruang cetak hanya untuk memfotocopy sepuluh lembar kertas! Rin merasa ingin marah!!"
Prim, seorang wanita yang Kisaran umurnya jauh sekali dengan pemuda manis di depannya itu tersenyum. Anak ini sudah seperti putra baginya di kantor.
Prim tentu saja paham bagaimana para senior di kantor ini memperlakukan junior-juniornya. Seperti kau menemukan sebuah tempat dengan sistem senioritas yang tinggi.
"Semangat untuk pagi sampai pulang nanti ya nong Rin! Semoga hari baik menanti nong Rin di depan sana!"
Prim menepuk pundak pemuda yang 2 centi lebih pendek darinya itu. Entahlah, anak ini sudah berumur 28 tahun namun tubuhnya masih sekecil siswa kelas pertama.
Setelah di yakinkan untuk melanjutkan pekerjaan dan tak perlu membantu Prim, akhirnya Chawarin berjalan dengan lesu meninggalkan wanita 45 tahun itu dengan lambaian tangan.
Lagi-lagi Chawarin menghela nafas. Jika gadis yang duduk disamping meja kerjanya tahu, dia pasti akan menambah satu hitungan Chawarin menghela nafas dan akan menjumlah saat pulang kerja nanti.
Chawarin ingin menelan beruang saking kesalnya!!
Apalagi saat dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba saja menarik lengannya dan menyeretnya ke ruang divisi yang sudah di isi oleh para senior dan kawannya juga....
"Presdir? Ini dia Khun Rin!"
•••••
Chawarin melirik gugup pada tiga senior divisinya yang diam-diam meliriknya tajam. Setelah di seret dengan paksa dan di bariskan tepat di depan Presdir perusahaan ini, Chawarin masih harus menanggung tatapan tak enak dari banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Little Cat (oneshoot)
Random" Rin?! perhatikan jalanmu!" "Rin? bisa ambilkan dokumen di assisten CEO?" "Khun Rin? tolong laporkan hasil lapangan kami pada presdir!" "Rin?..... "Rin.... "Riiinnnn......." OOOOOOHH!!! Kepalanya hampir pecah sekarang. Chawarin merasa namanya adala...