prolog

69 9 4
                                    

Langit sore itu mendung, seolah menyembunyikan sinar matahari dari kota yang tengah sibuk. Di sebuah sudut jalan, seorang anak kecil berumur lima tahun berdiri terpaku. Tangannya yang kecil dan gemetar menggenggam boneka kelinci yang mulai lusuh. Kiriya, dengan mata berbinar namun dipenuhi air mata, menatap ke jalanan yang ramai dengan pandangan kosong. Di depannya, sebuah kecelakaan mengerikan baru saja terjadi, merenggut nyawa ibunya yang tercinta.

Hari itu adalah hari yang mengubah segalanya. Kehilangan besar di usia yang begitu muda meninggalkan luka yang tak akan pernah sembuh sepenuhnya. Sejak saat itu, Kiriya tumbuh tanpa kasih sayang, menjalani hari-harinya dengan rasa sepi yang menghantui. Waktu terus berlalu, namun kenangan akan hari itu tetap hidup dalam ingatannya, menghantui setiap langkah yang ia ambil.

Kini, lima belas tahun telah berlalu. Kiriya, yang sekarang berumur dua puluh tahun, berdiri di ruang otopsi. Seragam dokter forensik membalut tubuhnya yang tegap, wajahnya penuh dengan keseriusan. Dia memilih profesi ini bukan tanpa alasan. Setiap kali memeriksa tubuh yang tak bernyawa, ia merasa mendekati jawaban atas trauma masa kecilnya. Setiap luka dan tanda yang ia temukan pada tubuh pasiennya, membawanya kembali pada hari kecelakaan itu, mencoba menemukan jawaban yang hilang.

Di balik profesinya, tersembunyi keinginan yang mendalam untuk memahami kematian, untuk mencari penutupan bagi luka lamanya. Setiap kasus yang ia tangani adalah upaya untuk menyingkap misteri yang pernah merenggut kebahagiaannya.

Namun, di tengah perjalanan hidupnya yang penuh dengan kesendirian dan rasa kehilangan, Kiriya menemukan cahaya baru. Poppy, seorang wanita yang penuh kasih sayang, hadir dalam hidupnya. Dengan lembut dan penuh perhatian, Poppy menyembuhkan luka-luka di hati Kiriya yang telah lama terabaikan. Bersama Poppy, Kiriya merasakan kembali kehangatan yang hilang sejak ia kehilangan ibunya.

Meski jalan menuju kebahagiaan penuh dengan rintangan, pada akhirnya Kiriya menemukan kedamaian yang selama ini ia cari. Di penghujung perjalanan, ia tidak hanya berhasil mengungkap kebenaran di balik kematian ibunya, tetapi juga menemukan makna cinta yang sejati dalam pelukan Poppy.

Luka Yang TerobatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang