PART ONE.

7 1 0
                                    

Desa Arkanis tersembunyi di antara pegunungan dan hutan rimba yang lebat. Desa ini adalah tempat yang penuh dengan sihir dan keajaiban, di mana para penyihir hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk ajaib. Setiap rumah di desa ini dibangun dengan kayu-kayu yang diukir dengan simbol-simbol sihir kuno, dan kebun-kebun di sekitar rumah penuh dengan tanaman obat dan bunga-bunga indah yang memiliki kekuatan penyembuhan.

Arkanis tidak hanya indah karena alamnya, tapi juga karena kehangatan komunitas penyihir yang tinggal di sana. Para penyihir di desa ini hidup dalam harmoni dan saling membantu. Mereka bertukar ramuan, berbagi mantra, dan saling menjaga satu sama lain dari bahaya luar. Desa ini terlindungi oleh batas sihir yang kuat, yang hanya bisa ditembus oleh mereka yang memiliki niat baik.

Di tengah desa, terdapat seorang penyihir muda bernama (Name). (Name) adalah seorang penyihir berbakat yang dikenal karena kepandaiannya dalam ramuan dan mantra penyembuhan. Ia tinggal di rumah kayu yang dikelilingi oleh kebun penuh tanaman obat dan bunga-bunga indah. Kebunnya selalu terawat dengan baik, dengan berbagai jenis tanaman obat yang ditanam rapi di petak-petak kecil.

Pagi itu, (Name) bangun lebih awal dari biasanya. Sinar matahari pagi menembus jendela kayu rumahnya, memberikan kehangatan yang menyenangkan. Ia segera bersiap-siap dan mengenakan jubah penyihir berwarna hijau tua, yang sudah menjadi ciri khasnya. Dengan hati-hati, ia memasuki kebunnya, mengamati tanaman-tanaman yang tumbuh subur di sana.

Di sudut kebun, ada tanaman mandragora yang perlu dipindahkan ke pot yang lebih besar. Di sebelahnya, ada tanaman lavender yang siap dipanen bunganya untuk dijadikan minyak esensial. (Name) bekerja dengan telaten, setiap sentuhan tangannya penuh dengan kelembutan dan perhatian.

Setelah selesai merawat kebun, (Name) masuk ke dalam rumah untuk mempersiapkan ramuan hari itu. Di dapur kecilnya, berbagai botol dan tabung berisi ramuan tersusun rapi di rak-rak kayu. Di atas meja, ada buku mantra kuno yang diwariskan dari nenek moyangnya. (Name) membuka halaman buku itu dengan hati-hati, membaca resep ramuan penyembuhan yang akan dibuatnya hari ini.

Tiba-tiba, ia mendengar suara gemerisik di luar jendela. Ia melihat keluar dan terkejut melihat seekor kucing hitam dengan mata kuning yang tajam duduk di ambang jendela, mengamatinya dengan penuh perhatian.

"Siapa kamu, kucing kecil?" tanya (Name) lembut sambil membuka jendela dan mengulurkan tangan untuk mengelus kepala kucing itu.

Kucing itu mengeong pelan dan dengan hati-hati mendekat. Saat tangan (Name) menyentuh bulu lembutnya, ia merasakan arus sihir yang kuat. Kucing itu bukan kucing biasa.

Kucing itu melompat ke dalam rumah dan berjalan mengelilingi ruangan, seolah-olah sedang memeriksa setiap sudutnya. (Name) mengamati kucing itu dengan penuh rasa ingin tahu. Ada sesuatu yang istimewa tentang kucing ini, sesuatu yang membuatnya merasa kucing ini membawa pesan penting.

Malam itu, (Name) memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tentang kucing misterius tersebut. Ia membuka buku mantra kuno dan mencari informasi tentang kucing dengan aura sihir. Sementara itu, kucing hitam itu duduk di sudut ruangan, mengamati setiap gerakan (Name) dengan mata cerdasnya.

Saat bulan purnama bersinar terang, kucing itu tiba-tiba melompat ke meja di depan (Name). Dalam sekejap, kucing itu berubah menjadi seorang pemuda tampan dengan rambut pirang dan mata kuning yang tajam. Pemuda itu berdiri di hadapan (Name).

"Aku adalah Tsukishima Kei," kata pemuda itu dengan suara datar. "Aku adalah manusia yang dikutuk menjadi kucing oleh penyihir tua yang jahat. Kutukan ini hanya bisa dipatahkan jika aku bisa menemukan cinta sejati yang tulus."

(Name) terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa. Tsukishima Kei melanjutkan ceritanya. Ia berasal dari desa lain, tempat di mana ia hidup dengan bahagia sebelum penyihir tua yang iri dengan kebahagiaannya mengutuknya menjadi kucing. Tsukishima telah berkelana selama bertahun-tahun mencari cara untuk mengangkat kutukan tersebut.

"Aku merasa ada sesuatu yang istimewa tentangmu, (Name)," kata Kei dengan nada yang sedikit lebih lembut. Mungkin kau bisa membantuku menemukan cara untuk mengangkat kutukan ini."

(Name) mengangguk perlahan, masih mencoba mencerna semua informasi yang baru saja ia dengar. Di hadapannya berdiri seorang pemuda dengan tatapan tajam dan sikap yang sedikit dingin, namun ada sesuatu di balik tatapan itu yang membuat (Name) merasa tertarik.

Malam itu, di bawah sinar bulan purnama, dua jiwa yang terpisah oleh kutukan mulai menyadari bahwa mereka mungkin memiliki takdir yang saling terkait.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐆𝐀𝐓𝐎 ; 𝐓𝐒𝐔𝐊𝐈𝐒𝐇𝐈𝐌𝐀 𝐊𝐄𝐈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang