2. talk with Ares

345 31 14
                                    

Yudha terbangun pada pukul setengah 2 dini hari, ia merasa tubuhnya remuk, bagian bawahnya juga terasa perih. ia ingat satu hal, dia benar-benar sudah kotor sekarang.

dia memaksakan dirinya untuk bangkit dengan matanya yang berkaca-kaca, ia melangkah secara perlahan agar tak membangunkan Sinan yang tertidur nyenyak di balik selimut tebal yang membungkus tubuh telanjangnya.

Yudha memungut pakaiannya yang berceceran, lalu segera memakaikannya kembali. air matanya kemudian kembali lolos keluar membasahi pipinya lagi.

setelah memakaikan pakaiannya, Yudha pun lantas pergi meninggalkan apartement Sinan, dia memesan taxi online yang untung saja masih ada pada dini hari ini.

'aku kotor....'

---

sinar matahari menembus sebuah gorden yang menggantung di dekat jendela, Sinan menggeliat pelan ketika sinar tersebut mengusik dirinya.

dengan perlahan ia mencoba menetralkan cahaya yang menusuk penglihatannya, lalu ia pun bangun.

kepalanya berdenyut dan terasa pusing, mungkin itu adalah pengaruh alkohol. Sinan terkejut merasakan dirinya saat ini tidak mengenakan helaian benang apapun di tubuhnya, dengan cepat ia menyingkap selimutnya dan.....

ada sebuah bercak darah di sprei sebelahnya.

Sinan membulatkan matanya, ia mencoba mengingat kejadian yang semalam.

"bentar ini... gak mungkin si Yudha!" gumamnya panik.

Sinan mengutak atikan ponselnya, lalu menelpon seseorang.

"halo, Nan?"

"Ares! gua butuh lo sekarang!" seru Sinan dengan panik.

Ares, nama pemuda yang ditelepon oleh Sinan pun mengerutkan dahinya "Nan, lo gapapa? kok panik begitu?"

"gak! gua lagi gapapa, sebaiknya lo cepat dateng kesini!" seru Sinan, tak perlu menunggu jawaban dari Ares di seberang sana, Sinan langsung mematikan teleponnya.

dia bangkit dari ranjangnya, kemudian membawa sprei berdarah untuk ia cuci.

---

setelah memakan beberapa banyak waktu, akhirnya Ares pun datang ke apartement Sinan, tenang Sinan sudah berpakaian santai kok.

kedua pria itu duduk bersebelahan di ruangan utama, raut keduanya sangat serius, terlebih Sinan yang akan mengungkapkan sesuatu kepada Ares.

"ada apa? bilang, Nan!" perintah Ares yang tak sabaran.

"Res, lu tau Yudha kan?" cicit Sinan pelan.

"tau" Ares menukik alisnya "kenapa?"

"lu ingat setelah kejadian dimana gua mabuk pas ultahnya Rumi? gua ngebawain dia kesini terus gua perkosa dia"

Ares shock, rahangnya terjatuh begitu saja.

"PANTES AJA PAS GUA ABIS NELPON SESEORANG GUA CARI LO UDAH GA ADA!!!" Ares kelepasan memekik kepada Sinan, selebihnya dia sengaja.

"terus abis itu gimana si Yudha?" tanya pria di hadapan Sinan, namun di jawab dengan gelengan oleh empunya.

"GOBLOK!!" masih mending jika Sinan diteriaki dan diberikan umpatan kasar dari Ares, karena pemuda itu masih menahan untuk tidak meninju temannya itu.

"gua bakal cariin dia dan segera tanggung jawab" ujar Sinan bersungguh-sungguh.

"lu yakin?" tanya Ares, dia menelisik kedua mata Sinan, berusaha mencari kebohongan dibalik tatapan itu.

"yakin, lebih dari yakin banget, Res" jawab Sinan dengan mantap.

Ares menghelakan nafasnya, sebenarnya ia masih merasa agak tidak yakin dengan ucapan temannya itu, tapi mendengar ucapan Sinan yang terdengar bersungguh-sungguh itu membuatnya menjadi sedikit yakin pada pemuda itu.

"oke gua percaya dengan kata-kata lu, lu harus segera bertanggung jawab ke Yudha!" tegas Ares.

bersambung






















sebenarnya story ini terinspirasi dari game the karaoke dari chilla's art xixixi cuma alurnya byk yg ku ubah

✔. THAT NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang