BAGIAN 1

12 0 0
                                    

"Fatir!! Tolong buang kotoran ayam dulu disini"

Suara seorang ibu berusia 36 tahun itu menggema di ruang tengah sebuah rumah.

Bukan ruang tengah yang kalian bayangkan, Sofa sofa empuk, AC yang menyala 24 jam, televisi 50 inci yang menyiarkan tayangan tayangan favorit warga Indonesia

Tidak ada,di ruang tengah itu hanya terdapat sepasang kursi dan meja yang terbuat dari kayu. Tidak ada AC yang mendinginkan tubuh ketika terik matahari mulai menggila, tidak ada televisi yang dapat disaksikan bersama ketika kumpul keluarga, tidak ada sofa sofa empuk yang sangat memanjakan tubuh ketika tubuh ketika disandarkan pada sofa itu.

Hanya meja dan kursi kayu itu.

Fatir yang mendengar perintah ibu nya itu dengan sigap melaksanakan tugas nya. Meninggalkan kelereng kelereng hasil hari ini yang sedang ia hitung.hari ini dia menang telak atas teman" nya.

Rumah kecil itu jauh dari kata besar,
Apalagi 'mewah'.

Bukan lantai keramik yang menjadi pijakan sehari hari dirumah itu. Tetapi tanah yang telah mengering menjadi berubah fungsi untuk menjadi pijakan bagi keluarga kecil ini.

"Tadi menang ga main kelereng? "

"Menang dong bu, Fatir dapet 30 kelereng, temen" Fatir ga bisa main kelereng semua"

Ibu itu tersenyum melihat anak sulungnya yang saat ini membusungkan dada, menunjukan betapa hebatnya ia bermain kelereng.

"Ayah belum pulang bu? "

"Belum dong, kan masih jam 5,biasa nya juga pulang nya malem kan? "

"Yahh padahal Fatir mau nunjukin ke ayah ikan yang Fatir tangkap tadi di kali"

Ibu itu mengelus kepala Fatir

"Nanti malem kan bisa nak"

Iya juga, kenapa harus sekarang?, malam juga bisa, Fatir bergumam.

Ibunya itu tersenyum lalu melanjutkan mencuci piring kotor yang tadi belum selesai.

Dodi, pria berumur 38 tahun yang merupakan ayah dari Fatir itu bekerja sebagai driver ojek yang hampir setiap hari 'ngetem' di pos ronda depan puskesmas.

Di zaman ini tidak ada istilah 'ojek online'. Bahkan pengguna ponsel genggam di Indonesia tercatat hanya ada sekitar 30% dari keseluruhan masyarakat.

Setiap pagi, setelah sedikit sarapan dan meminum kopi, dodi berangkat menuju pangkalan ojek, menunggu pelanggan,

Menantikan anak anak sekolah yang ketinggalan angkot, menantikan ibu ibu yang berhendak belanja ke pasar dan memilih naik ojek dibanding angkot.

Dia sangat semangat menjemput rezeki.

Sangking semangat nya, waktu itu saat sedang mengantar seorang ibu ibu pulang dari pasar, ia tidak teliti.
Bahan bakar motor yang ia tunggangi saat itu telah habis

Dan ia tidak menyadari nya,
Motor itu pun berhenti ketika di pertengahan jalan

"Yahh! Gimana sih pak, masa berhenti di tengah perjalanan! Bisa telat nih saya sampe rumah"

"Aduhh bu maaf, saya lupa tadi belum isi bensin"

Dodi merasa tidak enak.

"Terus gimana sekarang pak? "

"Ibu tunggu sini bentar, nanti saya isi bensin bentar, baru nanti kita berangkat"

"Udah udah! Ga usah! Saya naik angkot aja kelamaan"

Ibu ibu itu melambaikan tangan.

"Eh bu, bayar dulu dong bu, tadi kan udah setengah perjalanan"

"Enak aja! Sampe rumah saya dulu, baru saya bayar"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lentera di tepi pantaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang