Prolog

55 3 0
                                    

KRRIINNGGGGG!!!!

Bel istirahat di sekolah menengah atas bernama Magnolia Figo High School berbunyi dengan sangat menggema di semua gedung yang ada di sana.

Seketika semua siswa dan siswi dari berbagai kelas yang ada di sekolah itu langsung berhamburan keluar dari kelas mereka untuk menghabiskan uang saku mereka.

Lalu terlihat 8 laki-laki berjalan bersama dengan kerennya menuju kantin, mereka selalu saja menjadi pusat perhatian para murid-murid yang ada di sekolah elit itu.

"Ngga pernah gagal please pesona mereka berdelapan" ujar seorang siswi yang ada di kantin itu.

"Bener, ngga peduli udah kalau beberapa di antara mereka nakal banget" sambung siswi lainnya.

"Apalagi Arthur sama Gerald. Gue ngga pernah lihat senyum mereka please, pasti manis banget."

"Arthur tipe gue, tapi sayangnya gue bukan tipe dia banget."

Setelah berjalan hingga menemukan kursi yang dapat mereka duduki, mereka pun mulai berbincang singkat.

Saat tengah berbincang tiba-tiba ada Kakak tingkat mereka yang terlihat tengah mem-bully seorang siswa. Sekolah ini sangat menganut hukum uang adalah kuasa.

"Dia yang ngejelek-jelekin nama gue kemarin. Kali ini aja, jangan tahan gue" ujar salah satu di antara mereka berdelapan itu.

"Stop jadi pembully, Varen. Gue tau lo bisa bebas dari hukuman BK. Tapi inget pesan gue kemarin, udah ngga usah dilihat."

Laki-laki yang diketahui bernama Varen itu hanya bisa berdecak kasar karena tidak boleh melakukan apa yang sangat dia lakukan itu.

***

"Stop minum obat penenang, anj*ng" bentak seorang laki-laki yang lalu membuang 4 kapsul obat yang hendak diminum oleh Varen sekaligus.

Plak!

Laki-laki itu menampar Varen, "Lo lihat aja, kalau sampai gue ngelihat lo minum obat sialan ini. Gue bunuh lo langsung tanpa harus overdosis dulu."

Varen tersenyum miring, lalu laki-laki yang menamparnya itu berjalan pergi dari kamarnya sembari membawa botol obat yang baru saja kemarin dia beli.

"Gue gilaa. Gue bisa gila tanpa obat penenang itu" ujar Varen sembari mencengkram kuat rambut kepalanya.

"Zero balikin obat guee!!" teriak Varen yang lalu berlari keluar dari kamarnya itu.

Varen berhasil menyusul laki-laki bernama Zero itu dan menghentikannya, "Lo bisa minum obat sesuka lo?. Tapi kenapa gue engga, sialan."

"Obat lo berbahaya, Ren."

"Obat lo lebih berbahaya, anj*ng. Lagi pula, bukannya lo yang pertama kali tawarin obat ini ke gue?" tanya Varen seraya tersenyum miring setelah berhasil merebut kembali botol obatnya.

***

"Dia akan merasakan apa yang kamu rasakan."

"Kamu hanya perlu menunggu hitungan waktu saja, setelah itu, keadaan akan berubah 360°."


Like a GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang