(Namakamu) me-log out akun ask.fm-nya. Lalu, mematikan laptop Ody. Menjatuhkan kepalanya di bantal. Ia pusing. Pusing jika selalu seperti ini.
Apa yang harus ia lakukan?
Ceklek!
Iqbaal masuk dan mendapati (namakamu) yang sedang melamun. "(Nam..)?" Iqbaal menepuk pundak (namakamu) dan membuat (namakamu) terlonjak kaget. "Sorry."
(Namakamu) hanya tersenyum. "Ada apa?"
"Gak.. Tadi Bunda sama Ayah izin pergi kesekolah. Izin abis MOS pergi. Gue takut dikamar sendirian." Lalu, Iqbaal menyengir gugup. (Namakamu) memutar bola matanya.
"Ini pagi, Baal. Gak mungkin tiba-tiba ada putih-putih melayang atau putih-putih loncat." (namakamu) kembali membuka laptop nya. Dan kembali membuka ask.fm. "Baal, liat deh."
Iqbaal melihat layar laptop yang menunjukkan sederet pertanyaan-pertanyaan di ask.fm (namakamu). "Ckck. Bully-an semua itu." Iqbaal menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Makanya! Fans lo tuh!" Cibir (namakamu).
"Gini deh, lo buka ask.fm di handphone lo. Kita bikin vr. Ya?" Tawar Iqbaal. (Namakamu) mengangguk malas. Mengambil handphone-nya lalu membuka ask.fm. Tidak lupa ia menutup kembali laptop Ody.
(Namakamu) memilih pertanyaan Bully-an yang.. Ya.. Seperti ini:
Eh cabe. JAUH-JAUH DEH YA PLIS LO DARI IQBAAL! LO CUMAN NUMPANG FAMOUS 'KAN!? HAH! MURAHAN LO!
(Namakamu) menarik nafas. Dadanya terasa seperti dihantam sesuatu saat melihat kata murahan disana.
Iqbaal mengambil alih handphone (namakamu). Membuka camera lalu mulai memvidio.
"Hey guys! Em.. Aku bingung deh sama kalian. Kenapa kalian arogan banget sih? Nge-bully sih gakpapa, hak kalian kalo kalian gak suka orang itu. Tapi kenapa kalian nge-bully (namakamu) yang notebenenya itu sahabat aku? Nyuruh di jauh-jauh dari aku lah, ngatain cabe lah. Dan yang paling parah, ngatain dia murahan. Justru YANG NGATAIN ITU LEBIH MURAHAN!! BERANINYA ANON! GAK BERANI LANGSUNG! Kalian punya perasaan gak sih? Mikir deh kalo kalian yang dikatain begitu. Sedih gak sih? BANGET! Udah siapa aja yang kalian bully? Adiba, Dianty, Steffi, Bella, sekarang (namakamu)? Kalo kayak gitu, semua cewek pasti bakal ngejauh dari aku gara-gara takut di bully. Contoh, Dianty rela gak ikut perpisahan, karena takut dibully kalian. Sekarang, (namakamu) bahkan mau pindah dari GIS gara-gara di bully kalian. Semua orang punya hak. Semua orang punya hak untuk menentukan pasangannya masing-masing. Kalian gak bisa maksain Iqbaal gak boleh pacaran. Iqbaal itu aku, bukan kalian. Aku mohon, berhenti untuk bully cewek yang deket sama aku. Aku mohon ya?" Iqbaal mengarahkan kameranya ke arah (namakamu) yang-yang sedang berkaca-kaca. Iqbaal bahkan tidak tahu kalau (namakamu) ingin menangis. "Loh? Jangan nangis.. Ntar puasanya batal loh."
"Gak nangis kok, cuman hampir nangis." Balas (namakamu) polos. Lalu ia mengarahkan wajahnya untuk menghadap kamera. "Serius nih ya, aku sebenernya ngerti kenapa kalian nge-bully cewek yang deket sama Iqbaal. Tapi bully-an kalian itu keterlaluan. Gak enak tau di-bully."
"Tuh! Dengerin! Udah deh ya, capek hati ngomong terus. Takut batal puasanya. Bye!" Iqbaal mematikan vidionya lalu mengirimnya. Iqbaal menaruh handphone (namakamu) disampingnya, lalu tubuhnya menghadap (namakamu). "Udah ya, lo jangan sedih lagi.."
Drt.. Drt..
Handphone Iqbaal berbunyi dan menampakkan. 'Fauzan's Calling'
"Halo?"
'Halo Baal? Lo lagi dirumah 'kan ya?'
"Iya sama (namakamu). Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) Ask.fm ✖ idr
FanfictionCerita ini terinspirasi dari salah satu SoniQ yang mengkritik -Meski lebih pantas disebut hinaan- Iqbaal di Instagram [#8 in Fanfiction (28.12.15)]