Line!
(Namakamu) membuka line-nya. Tertera nama Amel Carla disana.
--
[Line]Amel: (nam..)
(Namakamu): Kenapa Mel? Tumben
Amel: Dateng yo ke BP gue. Besok, jam 5 sore sampe jam 8/9 malem. Tempatnya di Cafe biasa
(Namakamu): Siap! Kayaknya gue harus begadang nih
Amel: Lah ngapain?
(Namakamu): kan bair ngucapin pas 00, biar kewren gitu
(Namakamu): biar
Amel: Leh ugha
Amel: tjiye tiypo
Amel: Kayak Iqbaal tjiye
(Namakamu): lah jadi Iqbaal :((
Amel: Ah udah ah
Amel: Pokoknya lu wajib dateng! Bilangin ke Iqbaal juga ya. Soalnya banyak yang harus gua kabarin
(Namakamu): Iya iya! Tenang aja ntar gua kasih tau. Yaudah, bye sayangkoeh :*
Amel: Too babukoe :p
(Namakamu): Tai kamoeh--
(Namakamu) menutup obrolannya dengan Amel lalu membuka obrolannya dengan Iqbaal.
--
[Line]
(Namakamu): Baal
(Namakamu): Amel ngundang kita ke BP nya dia besok
Iqbaale: Jam berapa? Dimana?
(Namakamu): Jam 5-7/8 malem. Di cafe biasa nongkrong
Iqbaale: Jam 5 sore kan?
(Namakamu): Pagi baal, pagi :)
Iqbaale: Seriusss
(Namakamu): aku juga serius kok :p
Iqbaale: jadi dari jam 5 sore sampe jam 7/8 malem? Yaudah. Besok aku jenput, jam setengah 5 udah harus siap
Iqbaale: Jemput
(Namakamu): gak usah!
(Namakamu): aku sendiri aja
Iqbaale: gak-ada-penolakan
(Namakamu): gak usaahhh. Apaan sih. Gak usah gak papa serius
Iqbaale: gak ada penolakan bodo.--
**
(Namakamu) membuka lemarinya. Menimang-nimang, baju apa yang akan ia gunakan. (Namakamu) memutuskan untuk memakai baju serba abu-abu dan putih.
Dia juga tidak tahu mengapa ia menyukai baju abu-abu. Yang ia fikirkan hanyalah bahwa abu-abu adalah warna yang netral. Cocok untuk digunakan di acara manapun.
Ia mengambil baju berlengan panjang berwarna abu-abu mengkilat dengan tali yang ada mengikat pinggangnya. Celana putih, sneakers putih bergaris hitam dan pashmina abu-abu mengkilat. Tidak lupa sebuah kalung yang cantik menggantung di lehernya. [See mulmed okeh]
Tas selempang berwarna abu-abu melengkapinya. Sekarang sudah pukul 04.00 WIB. Seharusnya Iqbaal sudah datang. Karena mereka tahu, bahwa Jakarta ini macet.
(Namakamu) menuruni tangga dengan santai. Tepat di tangga terakhir,
Tin.. Tin..
Suara klakson mobil terdengar di luar, (namakamu) segera keluar dan memasuki mobil Iqbaal.
"Hey," Sapa Iqbaal.
(Namakamu) hanya membalasnya dengan senyuman manis.
**
Cafe itu penuh dengan tamu undangan dan properti yang memeriahkan acara ini. (Namakamu) dan Iqbaal menghampiri Amel yang berdiri di dekat meja tumpukan kado.
"Happy Birthday, Amel." Ucap Iqbaal sambil memberikan kadonya. Tidak lupa mereka berjabat tangan.
"Makasih, Iqbaaall.."
"Ameeelll!! Long time no see, dan sekarang lo makin cantik ih." Puji (Namakamu).
"Bisa aja lo." Balas Amel sambil terkekeh kecil.
"Oh ya, Happy Birthday, Amel! Panjang umur, sehat selalu, dan jadi anak yang berbakti untuk kedua oramg tua ya. So, this my gift to ponikuuu.." (namakamu) menyerahkan kadonya; lalu dengan senang hati Amel mengambilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) Ask.fm ✖ idr
FanfictionCerita ini terinspirasi dari salah satu SoniQ yang mengkritik -Meski lebih pantas disebut hinaan- Iqbaal di Instagram [#8 in Fanfiction (28.12.15)]