BAB 18: Rencana

13 7 1
                                    

     Malam yang begitu indah. Ada bintang bintang di lngit mengisis ke kosongan malam. Dan ada kunang kunang yang menggantikan kupu kupu terbang di pagi hari. Kombinasi antara dua hal tersebutlah yang membuaat malam begitu indah.

Dan di malam itu di sebuah ruangan rumah sakit terdapat seorang wanita paruh baya yang sedang terbaring dengan keadaan yang memprihatinkan. Terdapat selang infus dan monitor yang memantau kondisi jantungnya.

Alat itu pun berbunyi tit dan beberapa detik kemudian berbunyi lagi tit dan seterusnya. Disamping wanita paruh baya itu ada seorang lelaki yang sedang tertidur di kursi sambil memegang tangan wanita tersebut.

Sungguh pemandangan yang mengharukan harus melihat istri sang suami daam keadaan tak sadarkan diri seperti ini. Namun yang tak disadari lelaki paruh baya itu adalah ada sebuah janji yang turun dari langit kedalam ruangan itu tapi dia tak menghampiri wanita tersebut, janji tersebut hanya diam di ruangan tersebut menunggu waktu yang telah ditentukan.

---

Rey saat ini sedang berada di bus universitas yang akan mengantarnya ke halte fakultas ekonomi. Rey tidak dapat tempat duduk karena ini pagi hari dan banyak mahasiswa yang naik bus jadi semua kursi penuh. Rey tak terlalu mempermasalahkannya, dia berdiri dan memegang pegangan di langit langit bus di tangan kanannya dan tangan kirinya memainkan ponsel.

Dan sesampainya di halte fakultas ekonomi, dia memasukan ponselnya ke dalam saku celananya dan turun dari bus menuju kantin. Rey hari ini belum sarapan dan dia ingin setidaknya membeli roti di kantin dan kembali ke kelas.

Saat selesai membeli roti isi daging dia ingin kembali ke kelas namun matanyaa tertuju pada gadis yang baru saja selesai membeli segelas kopi hangat, itu Rena. Rey berlari kecil menghampiri Rena yang hendak berjalan ke pintu keluar.

"Hey Rena, tunggu." Seru Rey pada Rena yang hampir mencapai pintu keluar kantin.

Rena berbalik dan menatap Rey, wajahnya sedikit memerah, dia mengingat kejadian saat di kereta pulang dari Kyoto kemarin saat liburan.

"Rey? ada apa?" Tanya Rena.

"Eh ahh... aku ingin menanyaka sesuatu padamu." Jawab Rey tanpa basa basi.

"A-apa?" Tanya Rena agak kikuk.

"Itu... jadi begini, kau masih ingat kan saat liburan kemarin kita ke Kyoto?" Tanya Rey tanpa basa bas

Seketika itu juga wajah Rena langsung bersemu merah mengingat saat dia menaruh kepala Rey menyender di pundaknya. Dia khawatir Rey akan menanyakan soal itu.

Rena mengangguk mengiyakan. "Iya a-aku masih ingat, apa ada masalah?"

"Ya... tidak ada masalah sih tapi aku ingin menanyakan saat kita naik kereta pulang dari Kyoto." Ucap Rey agak Ragu.

Wajah Rena seketika langsung memerh dan memanas seperti kepiting rebus, dia sangat malu. Rena langsung berlari meinggalkan Rey di kantin sembari berteriak. "A-AKU GAK MELAKUKAN APA APAAAA!!!"

"Eh Rena tunggu aku belum selesai bicara-" Balas Rey berseru tapi sudah terlambat, Rena telah menghilang di balik pintu kantin.

"Kenapa dia lari, apa dia malu ya pas aku ingin menanyakan soal itu?" Gumam rey bertanya pada dirinya sendiri.

"Menanyakan soal apa?" Tiba tiba ada suara orang di belakang Rey.

Rey berbalik dan melihat ada Kaito yang sedang berdiri sembari meminum jus apel di belakangnya. "Menanyakan soal apa?" Tanya Kaito lagi.

"Eh Kaito, Kau ngapain disini?" Tanya Rey mencoba mengalihkan perhatian.

"Aku? Au habis membeli jus dan jangan mengalihkan pembicaraan. Apa yang terjadi antara kau dan Rena?" Tanya Kaito lagi.

"Uhh... g-gak ada apa apa kok." Jawab Rey gak kikuk.

Kaito menyipitkan matanya. "Kalo gak ada apa apa jadi kau bisa jelskan kenapa Rena berlari meninggalkan kau dengan wajh merah seperti kepiting rebus?" Tanya Kaito tegas meminta jawaban.

Rey semakin tersudut mendengar pernyataannya. "Oke oke akan ku ceritakan semuanya, toh aku juga butuh saran darimu. Ikuti aku" Jawab Rey sembari berjalan keluar kantin menuju kelas.

Kaito pun tersenyum dan mengangguk lalu berjalan mengikuti Rey disampingnya. Aku pun menjelaskan semua kejadian yang terjadi di hidupku dari saat aku berpisah dengan Rena sampai kejadian barusan.

"Hmmm... jadi kau dan Rena adalah sahabat yang terpisah dari kecil dan bertemu lagi sekarang?" Tanya Kaito memastikan, kami saat ini sedang duduk di kelas menunggu jam kuliah pertama.

Aku mengangguk mengiyakan.

"Wah kisah cinta mu rumit juga ya, udah kayak cerita cerita novel aja." Ucap Kaito sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Dan sekarang aku butuh saran untuk memberitahu Rena." Minta Rey pada Kaito.

"Hmm... kenapa gak aku langsung kasih tau aja?"

"Aku kan sudah cerita kalau aku udah bilang tapi dia kayak mengelak gitu emang gak denger heh?"

Kaito pun berpikir lagi. "Ah aku tau, kita akan buat posisi dimana dia gak akan bisa nolak kenytaan." Ucap Kaito.

Aku menatapnya bingung. "Gak bisa nolak?" Ucapku dan dia mengangguk lalu tersenyum.

JANJI KELINGKINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang