𝟕

34 9 2
                                    

Setelah penyihir Salma lenyap dalam kilatan cahaya, keenam wanita itu merasa lega, berpikir bahwa ancaman telah berakhir. Namun, mereka segera menyadari bahwa pertempuran belum sepenuhnya selesai. Meskipun Salma telah dikalahkan, bayangan masa lalu dan kekuatan gelap masih terus mengintai mereka, terutama Ruby.

Ruby mulai merasakan kehadiran yang aneh, seperti ada seseorang yang terus-menerus memperhatikannya. Setiap kali dia menatap cermin, dia melihat bayangan Maisha, bukan hanya sebagai refleksi biasa tetapi sebagai sosok yang hidup dan berbicara.

"Ruby," bisik bayangan Maisha dalam cermin suatu malam, "aku butuh bantuanmu. Salma masih ada di sini, dan dia menggunakan aku untuk kembali. Tolong, percayalah padaku."

Ruby merasa ketakutan dan kebingungan. Dia merindukan Maisha, tetapi dia juga tahu bahwa Salma bisa menggunakan ilusi untuk mengelabui mereka. Namun, bayangan Maisha tampak begitu nyata dan penuh penderitaan. Ruby tidak bisa mengabaikannya.

Dia memutuskan untuk memberi tahu teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia memutuskan untuk memberi tahu teman-temannya. "Aku melihat Maisha di dalam cermin," kata Ruby dengan suara gemetar. "Dia bilang Salma masih ada di sini dan menggunakan dirinya untuk kembali."

Hera, yang selalu penuh tekad, berkata, "Kita harus waspada. Salma bisa saja mencoba memanipulasi kita lagi. Tapi jika itu benar-benar Maisha, kita harus mencari cara untuk membebaskannya."

Mereka mulai menyusun rencana untuk berkomunikasi dengan Maisha dan memastikan apakah itu benar-benar dia atau hanya ilusi Salma. Mereka memutuskan untuk menggunakan ritual kuno yang mereka temukan di salah satu buku di rumah penyihir, yang dirancang untuk menghubungi roh yang terjebak.

Malam itu, mereka berkumpul di sekitar cermin di rumah Hera, menyalakan lilin-lilin dan membaca mantra dari buku kuno tersebut. Cermin mulai bergetar dan kabut tebal muncul di dalamnya. Perlahan-lahan, bayangan Maisha menjadi lebih jelas.

"Maisha, jika itu benar-benar kamu, beri kami tanda," kata Ruby dengan suara bergetar.

Bayangan Maisha mengangguk pelan dan mengulurkan tangan, menunjukkan gelang persahabatan yang mereka semua kenakan. "Ini aku, Ruby. Salma memanipulasiku, menggunakan kekuatanku untuk kembali. Kalian harus menghancurkan cermin terakhir untuk membebaskan aku dan menghentikan Salma."

Mereka tahu bahwa ini adalah tugas yang sangat berbahaya. Jika mereka gagal, Salma akan kembali dengan kekuatan yang lebih besar. Dengan tekad baru, mereka berangkat untuk mencari cermin terakhir yang disebutkan oleh Maisha.

Setelah berhari-hari mencari, mereka menemukan cermin terakhir di sebuah gua tersembunyi di hutan. Cermin itu memancarkan aura gelap yang sangat kuat, dan mereka tahu bahwa Salma telah menyiapkan jebakan terakhirnya di sana.

Saat mereka mendekati cermin, bayangan Salma muncul, tertawa dengan suara yang mengerikan. "Kalian berpikir bisa menghentikanku lagi? Maisha hanyalah pion dalam rencanaku. Aku akan mengambil alih tubuhnya dan kembali lebih kuat dari sebelumnya!"

BAYANGAN DIBALIK CERMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang