"Senior Arion!!" Seru seorang gadis di belakang laki-laki yang dipanggil namanya.
Mikazuki Arion nama lengkapnya, sedang berkumpul dengan teman-temannya mengobrolkan sebuah tugas kelompok.
Ketika ia membalikkan badannya, tubuh kecil dengan nafas tersengal-sengal menerbitkan senyum cerahnya.
"Hai, Junior (Name)."
Sapaan itu tidak (Full Name) indahkan, ia masih sibuk menunduk memegang lututnya dan mengatur nafasnya akibat berlari menuju tempat Arion.
"Ini- ini tugas yang kau- hah -berikan." Tangan mungil (Name) memberikan sebuah makalah tipis yang mungkin berisi beberapa lembar kertas hvs.
Senyum Arion bertambah lebar lalu mengambil makalah itu dan membukanya, lembar demi lembar laki-laki itu lihat. Setelah memastikan isinya, ia menutup kembali makalah tersebut.
"Kerja bagus, Junior (Name)." Ucap Arion sambil mengacak-acak rambut gadis di depannya yang reflek ditepis oleh yang punya.
"Mana bayarannya?" Tagih (Name) dengan mata yang kesal karena ia tahu bahwa dirinya sedang di usili oleh seniornya.
Arion merogoh kantong saku celananya dan memberikan USB berisi projek nya selama 2 semester di sebuah mata pelajaran.
Tangan (Name) langsung merebut USB itu dengan tatapan tajam, untung saja Arion tidak mempermainkannya lagi. Tangannya sudah tidak sanggup jika harus mengikuti permainan bajingan ini.
Sudah setahun (Name) kenal dengan seniornya ini, selama setahun juga ia di jahili terus oleh Arion. Salahkan pertemuan mereka karena para dosen membuat (Name) harus terus menerus menyuruhnya bertemu dengan laki-laki itu.
Mikazuki Arion, jurusan Teknik Informatika yang sangat disayang bahkan diagung-agungkan oleh satu kampus kecuali (Name). Dengan kepintarannya dan kekompakan teman-temannya, semua jenis lomba mereka sabet dengan tetap mempertahankan nilai IPK yang benar benar memuaskan. Dan sialnya (Name) adalah junior tingkatnya Arion.
Saat pertama kali mereka bertemu karena dosen (Name) memanggil Arion untuk menjadi pembimbing gadis itu untuk sementara waktu karena mereka sama pintarnya di jurusan Teknik Informatika. Arion adalah orang yang dingin, judes, bahkan bermulut pedes. Sedangkan (Name) terus menerus menerima kritikan pria kasar ini.
Ajaibnya nilai (Name) bisa lebih baik dibanding sebelum ia bertemu dengan sosok Mikazuki Arion. Awalnya gadis itu ingin mengajukan berbagai pertanyaan untuk kelanjutan sesi belajarnya, dan di sinilah neraka bagi (Name) dimulai.
Arion mulai menjahilinya dengan berbagai cara, mulai dengan yang remeh seperti membelikan satu set minuman dengan komposisi yang sulit untuk di ingat seperti
"Tolong belikan kopi dengan 1/3 coffee, 2/3 susu, dan milk foam. Dengan kehangatan hanya 34°c juga cup sedang tanpa plastik, berikan sedikit wipe cream dan serbuk coklat membentuk kucing belang. Jangan lupa untuk minta extra cup dengan es di dalamnya dan sedotan ramah lingkungan tanpa kantong kresek."
(Name) yang saat itu baru mendengar hal itu hanya bisa protes jika,
"Kakak kalau mau pesen kopi sebutin aja nama kopinya, jangan di sebutin perkonposisi. Lagian buat apa juga beli kopi panas tapi minta es? Malu maluin tau."
Dan dengan ajaibnya Arion menjawab,
"Lho suka suka dong. Kali aja nanti gua maunya kopi dingin, kan antisipasi. Terus yang malu juga lu, kalau nolak juga yang rugi lu. Gua gak ada masalah sama sekali."
"YANG MASALAH ITU PESENAN KOPI LU." Teriak batin (Name).
Namun apa daya ia hanya bisa pergi memesankan kopi pesanan Arion dengan wajah menahan malu karena ditanya barista, dan akhirnya ia berhasil mendapatkan yang ternyata
KAMU SEDANG MEMBACA
What If -Oneshoot [Mikazuki Arion]
FanfictionWhat if (Full Name) had 1st year relationship with Mikazuki Arion?? Just Oneshoot for celebrating AR1ONVERSARY Mikazuki Arion with you in another situation? Nantikan saja This story's mine Character Mikazuki Arion hanya milik Mikazuki Arion itu se...