51

3.5K 370 33
                                    

⚠️ HANYA FIKSI ⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!















Kini keluarga William telah kembali lengkap, setelah beberapa hari mereka berpisah. Christy sejak dia pulang sekolah selalu ingin bersama Chika, seperti sekarang ini dia ikut tidur bersama Chika sambil memeluk Kakak kesayangannya itu. Shani juga berada satu kasur dikamar Chika atas permintaan Christy karena dia merasa kesepian setelah ditinggal oleh Shani dan juga Chika. Sementara Cio masih berada diruang kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda.

Shani membelai rambut Christy, dia tatap putri kecilnya yang kini mulai bertambah besar. Anak yang dulu sangat dia nanti-nantikan kehadirannya sebelum Chika datang dalam kehidupannya. Terkadang satu waktu dia sadar lebih mementingkan Chika daripada Christy anak kandungnya sendiri. Entah, itu selalu berada diluar kendalinya. Rasa takut akan kehilangan Chika membuatnya bersikap demikian. Christy sama sekali tidak merasa tersisihkan oleh Shani, karena dia pun sangat menyayangi Chika atau juga karena Christy yang masih kecil dan belum merasakan sepenuhnya hal itu.

"Adek sayangnya bunda, cintanya bunda. Bunda sayang banget sama adek, bunda gak pernah ada niat untuk membedakan kasih sayang antara adek sama kakak semuanya bunda sayang nak! Hanya bunda selalu takut kalo liat kakak kamu, takut kalo suatu saat dia ninggalin bunda sama kamu dek. Takut kalo dia pergi dari bunda, gimana sama bunda nanti? Apa hidup bunda akan sama kaya sekarang atau???" Gumam Shani.

CEKLEK

"Belum tidur Bun?" Tanya Cio, dengan perlahan menutup kembali pintu kamar Chika.

"Yah?"
Shani yang sudah merebahkan tubuhnya pun kini mulai bangkit dan mendekati Cio yang duduk di sofa. Perlahan tangan Shani mulai melingkar di pinggang Cio dia peluk suaminya itu dari samping, Cio merengkuh tubuh Shani dan memasukan Shani ke dalam pelukannya.
Cio mengerti jika Shani seperti itu tandanya dia sedang lelah dan hanya pelukan suaminya itu yang sekarang di butuhkan. Tangan Cio terus mengelus punggung Shani.

"Kenapa?" Tanya Cio.

"Bunda takut."

"Apa yang bunda takutkan?" Tanya Cio lagi.

"Kakak."

"Bunda gak usah khawatir kakak baik-baik aja. Kamu kan denger sendiri gimana penjelasan dari dokter Bun." Ucap Cio.

"Bukan masalah itu yah. Bunda takut, perasaan bunda akhir-akhir ini selalu gak enak hati bunda rasanya gak tenang. Apalagi kalo liat kakak rasanya ada sesuatu yang bakal terjadi tapi bunda gak tau itu apa. Bunda gak mau hal yang buruk datang sama keluarga kita yah." Ucap Shani dalam pelukan Cio.

"Bunda jangan berpikiran negatif, gak bakal terjadi apa-apa sama keluarga kita ayah pastikan itu semua. Ayah yang akan selalu menjadi pelindung kalian, ayah gak akan biarin kebahagiaan kita direnggut oleh siapapun."
Shani melepaskan pelukannya dan menatap mata Cio dalam.

"Ayah janji sama bunda, untuk memastikan semuanya baik-baik aja?" Tanya Shani.
Mata indah itu tak lepas dari tatapan Cio.

"Ayah janji sayang, apapun ayah akan lakukan sekalipun ayah harus mengorbankan diri ayah sendiri." Ucap Cio, dia menangkup wajah Shani dan mengecup keningnya. Setelah mendengar perkataan Cio hati Shani menjadi sedikit lega, dia kembali memeluk Cio. Laki-laki yang sudah menemani hidupnya selama bertahun-tahun. Laki-laki yang selalu menjadi orang pertama yang mengerti keadaan hatinya, laki-laki yang selalu dia rindukan saat kepergiannya. Sosok pasangan hidup yang sempurna bagi Shani, Cio adalah alasannya untuk tetap bertahan saat dia berada dalam keterpurukan. Menikah itu bukan sebuah perlombaan dimana orang yang lebih dulu menikah itu pemenangnya. Menikah itu adalah ibadah terlama bagi mereka yang sudah siap menjalaninya dan menerima setiap kejutan dalam pernikahan tersebut. Bukan seberapa cepat waktu yang menentukan kamu menikah, tapi seberapa yakin kamu menemukan pasangan yang tepat untuk menemani kehidupanmu selanjutnya.

Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang