Chapter 6 - Confused

54 9 0
                                    

Happy Reading...


.
.
.
.

"Senang bertemu dengan anda Tuan Dong!!" Sapa tuan Park ketika pria bernama Donghae baru saja tiba didalam sana.

Donghae menganggukkan kepala menyambut. "Saya telah membawa apa yang anda butuhkan, bagaimana dengan yang saya butuhkan?"

"Tentu saja sudah saya persiapkan." Tuan Park mengangkat sebuah koper yang baru diserahkan seorang ajudannya

"Berikan padaku." Ucap Tuan Donghae seraya ikut mengangkat sebuah kotak kecil yang entah ada apa didalam sana.

Namun sebelum transaksi tersebut berakhir, sebuah tembakan diarahkan kesebuah kaca dalam lemari di ruangan tersebut.

Semua pihak terkejut tak terkecuali.

Kegaduhan terjadi tidak lama setelah itu.

Baik Tuan Park ataupun Tuan Donghae menarik kembali apa yang telah mereka ulurkan.

"KAU INGIN MENJEBAKKU?!!" Tuan Donghae jelas saja marah, sebab jika transaksi ini gagal, dirinya juga akan mendapat masalah.

"Untuk apa saya menjebak anda?! Transaksi ini sama-sama menguntungkan, tidak ada alasan untuk saya akan merusak kerjasama ini!" Tuan Park tentu saja tidak akan mengacaukan hal yang sudah ia persiapkan sejak lama.

"Arghhh! Saya tidak sudi bekerjasama dengan orang seperti anda!" Kalimat tersebut dilontarkan tuan Donghae pada tuan Park. "Kita pergi!!" Perintah tuan Donghae pada semua pengawalnya.

Tuan Park tidak bisa berbuat apapun selain melihat kepergian tuan Donghae dengan mata kepalanya sendiri.

"TEMUKAN PENYUSUP BRENGSEK YANG MENGACAUKAN TRANSAKSI INI!!" Perintah tegas tuan Park membawa seluruh anggotanya segera berpencar mencari orang yang melepas tembakan.

Sementara itu, Lerian dengan cepat memerintahkan seluruh anggota SOS yang ikut dalam misi untuk beranjak dari sana sejak tembakan yang entah berasal darimana melesat disekitarnya.

Untung saja hal tersebut dengan cepat disadari Lerian hingga SOS bisa menyelamatkan diri tepat pada waktunya.

🐬🐬🐬

"Apa kau yang melepas tembakan itu?" Pertanyaan yang diajukan Yuta ini membuat Lerian terdiam cukup lama.

Tangan kanannya menopang pelipisnya, innernya sedang dalam keributan.

"Tidak, aku tidak melepaskan tembakan apapun." Memang benar Lerian disana lebih ingin memantau apa yang terjadi.

"Kalau begitu siapa? Apa tuan Park itu juga memiliki musuh selain kita?" Tanya Nadira yang juga ingin menemukan jawaban.

"Tentu saja tuan Park itu memiliki musuh selain kita, hanya saja siapa yang berani mengganggunya selain kita, itu yang harus jadi pertanyaannya." Jawab Julio yang paham akan situasi.

"Jika ia tidak menyetujui perbuatan tuan Park, itu berarti dia bisa menjadi teman kita, kita harus mencari tau siapa orang tersebut!" Ucap Lerian

"Aku mengerti." Tanggap Yuta. Memang benar apa yang dikatakan oleh Lerian, musuh dari musuhmu ada temanmu.

🐬🐬🐬

Sementara itu, ditengah kekacauan aksi tuan Park, Jisung yang adalah anaknya tengah menemui seseorang.

"Kau yang melakukannya?" Tanya Jisung pada seseorang yang berada didepannya.

"Em" orang tersebut mengangguk tanda mengiyakan.

"Bagaimana jika mereka melihatmu? Bukankah kau sendiri yang belum ingin menampakkan diri?" Rentetan pertanyaan dilontarkan Jisung pada sesosok didepannya.

"Tidak apa, tidak mudah untuk mereka bisa menemukanku! Selagi kau diam dan tutup mulut." Jawab orang tersebut yang diakhiri dengan ketus.

"Maaf tuan muda, kau beri izin pun aku tidak berani." Memang benar, dengan orang ini Jisung cukup dekat, sangking dekatnya Jisung tau dimana batasan yang harus ia perhatikan.

Orang tersebut hanya menyunggingkan senyumnya, Jisung terlalu berlebihan.

Ia tidak akan begitu marah jika Jisung membocorkan keberadaannya, hanya saja.. rasanya itu akan sangat merepotkan.

🐬🐬🐬

"Chenle.. kau terlihat lesu hari ini, ada apa?" Pertanyaan Jisung membuat Lerian bangun dari lamunannya.

Bukannya lesu, Lerian masih sibuk dalam pikirannya yang dipenuhi strategi bagaimana cara ia menjatuhkan tuan Park dalam waktu dekat.

Jika Cakra ada disini, rasanya Lerian tidak akan setertekan ini. Lerian tidak ingin merusak nama baik Cakra dalam menjalankan pekerjaannya.

Lerian cukup tersentak ketika Jisung menyapanya. Bagaimana tidak? Lerian bahkan tidak sadar kapan Jisung berada disampingnya.

Lerian menatap Jisung "Ah tidak, aku hanya kelelahan membantu pekerjaan kakakku tadi malam, jangan khawatir."

"Kau punya kakak?" Tanya Jisung penasaran, Lerian membalasnya dengan anggukan.

"Aku punya 2 kakak, jika kau ingin aku akan mempertemukanmu dengan mereka." Tawar Lerian.

Jisung membalas dengan anggukan dan sedikit tersenyum.

Beberapa saat setelah itu Lerian terlihat kembali melamun.

Kali ini entah apa yang mengundang kenangannya bersama Cakra masuk ke dalam pikirannya namun Lerian benar-benar merindukan Cakra, seseorang yang benar-benar sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri.

"Sebenarnya ada apa denganmu? Kau melamun lagi Chenle!" Jisung cukup khawatir dengan keadaan Lerian.

Lerian kembali tersadar dari lamunannya dengan menitikkan airmata yang coba ia sembunyikan dari Jisung. Lerian kembali sedikit tersenyum "Tidak apa, aku hanya merindukan seseorang.."

To be continued...
======================
Seperti biasa jika suka jangan lupa tinggalkan jejak ya ☺️😁

Maaf lama, udah lama pendek lagi🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lerian Cakra Lee [NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang