Bab II : Izinkan Aku Menulis Kakak ku!

7 1 0
                                    

Sosoknya bagai lukisan yang hidup, memikat setiap jiwa yang memandang. Pahatan wajahnya sempurna, menciptakan simfoni visual yang memukau jiwa. Tetapannya yang dalam seolah menyimpan ribuan kilau pesona. Garis wajahnya yang tegas namun lembut menciptakan harmoni yang memikat. Disertai lesung pipi yang menambah kesan semanis gula.

Kesederhanaan kemeja birunya justru mempertegas aura magnetis yang terpancar, seolah seluruh semesta terhenti untuk mengaguminya. Kehadirannya yang tiba-tiba bagaikan enigma campuran antara kharisma yang memabukkan dan aura yang menenangkan jiwa.

Dia kakakku, Florian Bintara Agustian, lebih tepatnya yang sering disebut ian. Begitu indah pesona wajahnya yang membuatku lupa bahwa ia adalah kakakku, sebatas kakak tiri namun aku merasa tidak pantas apabila menaruh perasaan ini kepadanya. Semua yang dilakukan terhadapku selalu ku anggap tindakan yang spesial namun faktanya itu semuanya sebatas pasangan saudara yang seharusnya terjadi.

Perasaan ini yang tiba tiba hadir tidak ku sadari sudah terbendung kurang lebih 5 bulan. Hari demi hari kami lewati bersama di satu bangunan yang sama, di ruangan yang sama, suasana yang sama. Aku selalu bahagia dengan apa yang keluar dari mulutnya, kata kata manis dengan sebutan "lora adik kuu" dan semua tindakan tindakan manis nya kepadaku.

Semua itu adalah hal yang wajar bagi sang kakak yang berusaha lebih dekat dengan adik tiri nya. Perkuat hubungan dengan komunikasi dan interaksi yang hangat, itu semua dilakukan kakaku agar kami lebih dekat seperti kakak dan adik sungguhan. Tidak ada rasa canggung, asing, ataupun benci.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini Kisahku Dan Kak Ian || ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang