CHAPTER 7

67.9K 3.3K 29
                                    

•─────⋅☾⊱ℒ𝒾𝓁𝓎'𝓈⊰☽⋅─────•

Lily merasa sangat gila sekarang! Bagaimana tidak?! Setelah ia berucap candaan tadi pagi. Ia langsung disuruh bersiap entah diajak kemana.

Dan sekarang?! Ia berada di kantor besar dengan gambar pesawat pribadi yang bertebaran di meja. Please?! Ia hanya bercanda.

"Nyonya Zilon silahkan pilih yang Anda sukai." Seorang pria paruh baya tersenyum.

Wanita hamil itu hanya tersenyum. Lian benar-benar sudah gila!.

Sedangkan pria itu sedang santai sambil meminum kopi yang disiapkan. Menatap istrinya yang juga menatapnya tajam. Apa salahnya? Ia hanya menuruti ngidam istrinya.

"Mas?! Ini tidak perlu." Lirih Lily.

Ia tak habis pikir dengan pola pikir orang kaya sekarang.

"Pilih saja saya tidak ingin anak saya ngiler karena tidak dituruti."

Dengan kuping yang memerah Lian berucap. Sangat santai hingga membuat Lily kesal sendiri. Karena tak ingin terlalu lama di ruangan yang sangat membuat jiwa miskin Lily meronta-ronta.

Wanita itu memilih pesawat pribadi yang menurut nya paling cocok untuk dirinya. Entah harga nya berapa Lily tidak peduli!.

Setelah itu kedua manusia itu memilih untuk berpisah..

Lian harus menghadiri rapat penting. Sedangkan Lily memilih bersantai ria sambil menghabiskan uang suaminya. Selama ia bahagia bukan kah Lian bahagia juga?.

Rebahan sambil memakan cemilan namun tidak bisa karena perutnya yang sudah membesar. Dan satu lagi ia harus diet karena merasa berat badannya yang terasa menambah.

Ia harus tampil ideal supaya Lian tidak berpaling darinya bukan?

Oke! Duduk di sofa empuk di temani jeruk manis kesukaan idolanya supaya anaknya lahir semanis Min Yoongi.

"OMAGA!! Heels Ysl! Baru rilis!"

Saat menatap harganya Lily kembali diam. Ini terlalu mahal, tapi bukankah ia sekarang sudah menjadi istri pengusaha mobil ternama?

"Check out! Langsung!" Teriaknya.

Siang itu para pelayan baru pertama kali melihat Nyonya mereka yang berekspresi seperti ini. Semoga rumah tangga Tuan mereka selalu baik seperti ini.

Tergantung Mood kanjeng ratu Lily.

•─────⋅☾⊱ℒ𝒾𝓁𝓎'𝓈⊰☽⋅─────•



Pukul 9 malam Lily duduk di sofa ruang tamu menunggu suaminya pulang, dalam rangka apa?. Dalam rangka dibelikan pesawat baru.

Saat asik bergumam ria tiba tiba tangannya ditarik kencang. Diseret menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Saat melihat tubuh tegap dengan kemeja hitam Lily tau siapa pelakunya.

Namun kenapa Lian seperti emosi?

"Ada apa? Mas? Pelan pelan!" Pekik Lily saat pria itu masih menyeretnya.

Para pelayan yang mendengar keributan langsung menunduk. Baru saja mereka berdoa semoga rumah tangga tuan mereka baik-baik saja.

Lily dihempaskan di kasur namun dengan cara lembut. Lian masih sadar wanita di depannya ini sedang hamil. Keamanan janin Lily masih utama baginya.

"Jika perlakuan baik mu selama ini hanya untuk menutupi ini! Tidak kau lakukan! Saya lebih baik melihatmu berbuat kasar!" Bentak Lian.

Tampak wanita itu bingung, kenapa? Ia tidak tahu apa-apa.

Lian melempar kasar kertas ke pangkuan Lily.

Wanita hamil itu langsung membacanya dengan teliti. Matanya sampai melotot sempurna.

Perjanjian aborsi Liliana Gentala.

Lily langsung menatap Lian hendak menjelaskan namun pria itu lebih dulu menyela.

"Sudah ku bilang! Cukup lahirkan anak ku kau bisa mengejar pria idaman mu itu!"

Pria itu tampak emosi namun tetap mencoba untuk menahan diri. Sudah tiga kali ia dipermainkan seperti ini. Apakah susah bagi Lily untuk menerima anak itu saja.

Cukup anak itu, Lian tidak perlu ia bisa mencintai Lily sendirian.

"Lebih baik kau kembali saya kurung, sampai kau melahirkan!"

Lian langsung keluar dan mengunci kamar bercat putih itu.

Sedangkan Lily masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Wanita hamil itu langsung merobek kertas aborsi itu. Dasar Lilyana! Padahal baru saja Lian bisa di jinakan!

Lily meremas rambutnya, Cerita ini terlalu berbelit! Kenapa kertas sialan itu bisa muncul? Dan dari mana Lian menemukannya?





•─────⋅☾⊱ℒ𝒾𝓁𝓎'𝓈⊰☽⋅─────•

Lily's [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang