BAB-1
Musim semi ....
Aku yang berada di kamarku, tepatnya di lantai dua yang mana sinar matahari bisa masuk dengan leluasanya ketika fajar dan juga senja.
Dari jendela yang selalu bersih dan tak berdebu itu aku juga bisa melihat taman yang begitu tertata rapi dan dipenuhi oleh bunga-bunga yang selama dua tahun ini ku rawat dengan sepenuh hati.
Bunga-bunga itu seolah menjadi tempat pelampiasan emosi yang tidak bisa dikeluarkan selama tubuh ini masih terkunci dalam sangkar mewah yang disebut mansion milik keluarga Count Evant yang mana dipimpin oleh suamiku sendiri itu Carl Evant. Lelaki yang menikahiku dua tahun yang lalu.
Aku dulu paling suka duduk di balkon dan menikmati hembusan dan belaian angin yang sejuk. Ditemani secangkir teh hangat dan kue kering manis nan lezat, Maria yang merupakan pelayanku menemani dengan setia, serta menatap taman utama yang mana juga terlihat dari atas pintu gerbang mansion yang tinggi, kokoh serta bercat warna emas. Dua orang ksatria yang memakai baju besi mengkilap warna silver dan juga membawa tombak panjang berdiri dengan gagah di depan sana, seolah panas dan pengap di balik baju zirah mereka itu tidak menyurutkan semangat mereka dalam mengabdikan diri kepada keluarga Count Evant.
Aku dengan senang, sabar tapi juga gugup di balkon menunggu suamiku pulang. Ingin segera menatap wajah lelaki yang telah menikahiku itu walaupun hanya wajah datar dan dingin yang selalu aku lihat tapi nyatanya hati ini selalu berbunga seolah kembali jatuh cinta seperti pertama kali kami berjumpa di pelaminan.
Namun, semua itu terhenti tatkala lelaki yang begitu kudamba cintanya itu tiba-tiba membawa pulang seorang perempuan cantik berambut pirang dengan bola mata warna merah indah layaknya batu ruby kualitas tinggi yang mahal.
Dan kini aku, dari dalam kamar bisa mendengar suara perempuan itu tertawa dengan bahagia hanya dari celah daun jendela yang terbuka sedikit karena aku ingin menikmati setidaknya angin segar. Namun, bukan angin segar yang kudapat melainkan angin yang tercampur dengan aroma busuk dari perempuan yang bernama Yoviela Munder, putri tunggal keluarga Count Munder, mantan tunangan suamiku.
Aku menatap sepasang pria dan wanita yang berjalan santai di taman itu dari balik jendela kamarku. Walaupun jauh aku sekilas bisa melihat wajah suamiku yang tersenyum.
Ah~
Sakit hati ini terasa begitu nyeri dadaku karena suamiku yang menikahiku dua tahun itu tidak pernah sekalipun menunjukkan senyumnya untukku, wanita yang sah menjadi istrinya, wanita yang menjadi nyonya dari kediaman Evant.
Aku tanpa sadar memegang dadaku dan meremasnya karena nyeri yang teramat sangat hingga akhirnya suara seseorang yang selama ini setia bersamaku terdengar.
"Apa nyonya ingin jendelanya saya tutup?"
Maria seolah tau jika aku sedih dan berusaha membantuku walaupun hanya dengan cara menutup jendela dan tirainya agar pendengaran serta mataku tidak bisa melihat sesuatu yang begitu menyakitkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAHAN ATAU MENYERAH (DRAMA HISTORICAL, ROMANSA, ANGST)
RomanceAluna Vogart, seorang wanita bangsawan dari pinggiran, putri Baron Vogart, menerima lamaran mendadak dari Robert Evant dari keluarga terhormat Evant, bergelar Count Evant. Pernikahan politik yang lazim di kalangan bangsawan membuat Aluna Vogart tida...