Lima Jari

45 8 4
                                    

Did you know?

Ibu jari si paling motivator yang selalu berkata baik dan suka menyanjung.
Jari telunjuk si paling leadership yang suka menunjuk dan memerintah.
Jari tengah si paling tahu karena paling tinggi.
Jari manis si paling teladan karena baik dan sabar.
Jari kelingking si paling pemaaf dan penurut.

Dengan berbagai perbedaan kelima jari tersebut bersama bersatu padu bekerja sama untuk mencapai satu tujuan.



Abin masih belum mengerti dengan apa yang didengarnya. Apakah ini sebuah lelucon? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?

"Maksud Dokter gimana? Adik saya Dodo tidak melakukan transplantasi sumsum tulang belakang saat itu? Tapi kenapa tidak ada informasi tersebut di rekam medis adik saya?"

Abin terlihat sangat emosi mendengar perkataan dokter.

"Bahkan dokter pun tidak memberitahukan kepada saya? Ini gimana Dok?" Abin sangat syok mendengar pernyataan dari sang dokter dan memburu dengan banyak pertanyaaan.

"Sebenarnya, Pak Dirgantara melarang saya menceritakan ini. Namun, saya melihat kondisi Alvido seperti ini, akhirnya saya memutuskan untuk melanggar janji itu."

Sang Dokter berusaha tenang menjawab pertanyaan Abin yang menggebu-gebu. Dia tahu dan memahami kabar ini pasti mengejutkan untuknya.

Abin menarik nafas dalam-dalam mengatur perasaannya yang emosional. Matanya nanar menatap jendela di gedung lantai sepuluh yang menampilkan kumpulan awan putih.

Sang dokter kembali melanjutkan perkataannya.
"Kabar baiknya, dari pemeriksaan dan pengamatan saudara Alvino, donor jantungnya dipastikan berhasil. Jika sepekan ke depan tidak ada keluhan seperti sesak, atau rasa sakit lainnya kita akan melakukan general check up untuk saudara Alvino dan jika hasilnya bagus maka akan diperbolehkan pulang."

"Jadi, adik saya Vino sembuh Dok?" Abin bertanya dengan penuh harap, sang dokter menganggukkan kepalanya. Satu sisi Abin bahagia setelah bertahun-tahun dari kecil Vino menderita akhirnya Vino bisa mendapatkan kesembuhan walau dengan pengorbanan sang papa.

Namun, di satu sisi lain, dia kembali langsung teringat wajah Dodo.
"Bagaiamana cara adik saya Alvido bisa sembuh Dok?" Tanya Abin penuh harap.

"Kita terus berupaya mencari donor yang cocok untuknya. Saya sudah mengajukan permintaan donor sejak operasi itu tidak jadi dilakukan. Namun memang belum ditemukan yang cocok. Untuk bertahan, Alvido harus melakukan kombinasi kemoterapi dan radioterapi hingga tuntas."

"Saya tidak kuat melihat efek kemoterapi dan terlebih kondisinya semakin drop pasca radioterapi, bahkan tangan kanannya tak bisa digerakkan saat ini Dok." Ucap Abin sendu.

"Saya harus berkata apa adanya kepada saudara. Kita juga harus bersiap jika sewaktu-waktu dengan berbagai kondisi pasien, seperti lumpuh misalnya. Saudara calon dokter kan? Pasti paham akan kondisi pasien yang menjalani pengobatan kanker." Ucap dokter.

"Periksa saya Dok! Saya akan melakukan transplantasi sumsum tulang belakang untuk adik saya jika itu bisa menyembuhkan atau minimal mengurangi penderitaannya." Abin memohon pada sang dokter dengan mata berkaca-kaca. Sang dokter menarik nafas dalam-dalam.

Kesuksesan transplantasi sumsum tulang belakang tergantung pada kecocokan genetik antara pasien dan pendonor. Biasanya yang paling cocok adalah saudara kandung.

MATH PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang