🌌 BAB 02

129 38 10
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

.
.
.










"kue kue, kuenya enak loh!"

"Kakak! Ayo dibeli kuenya, kalau beli satu harganya 4 ribu kalau beli dua harganya jadi 7 ribu aja."

Senja memperhatikan sang kembaran yang tengah semangat berkeliling menjual kue, Gemilang memang anak yang selalu bersemangat namun saat ini Gemilang berkali-kali lebih bersemangat dari biasanya bahkan dia yang mengusulkan pada Ibu Panti untuk berjualan keliling lebih awal.

Untuk menambah biaya panti mereka memang terkadang berjualan di depan Panti Asuhan, hanya ada meja kecil dan disusun kue-kue buatan mereka. Jika dagangannya masih banyak terkadang anak panti membantu untuk berjualan keliling, yang paling semangat jelas sekali Gemilang karena anak itu suka sekali jalan-jalan keluar.

"Ayoo di beli, kuenya enak~"

Senja mengikuti langkah Gemilang dari belakang, disampingnya ada Arta yang sedang membawa tas berisi uang hasil penjualan.

"Mas Senja, Arta capek.." anak kurus itu memegang baju Senja dengan pandangan lesu, dia haus dan lelah namun anak kecil yang berada di depan mereka benar-benar tidak kenal lelah dan terus berjalan maju ke depan.

Senja sendiri menggelengkan kepala saat melihat betapa semangatnya Gemilang saat ini.

"Sabar ya, nanti kita singgah di warung depan." Senja menepuk punggung kurus Arta setelahnya dia menghampiri Gemilang yang sedang semangat berteriak menyerukan nama kue yang mereka jual.

"Kami jual donat rasa cokelat dan keju, harganya murah-murah!"

Disini jalan raya, banyak suara kendaraan membuat suara Gemilang tidak terdengar.

"Gemi, singgah disana dulu ya soalnya Arta udah capek." Ucap Senja, dia menunjuk Arta yang sedang berjalan dibelakang mereka dengan wajah lelah penuh keringat.

Tidak membantah Gemilang mulai menggiring Arta menuju warung kelontong kecil di pojok, keduanya duduk disana sambil minum air putih yang mereka bawa sendiri agar lebih hemat.

Gemilang mengambil alih tas yang yang sedang Arta bawa. "Sini biar aku yang bawa, takutnya kamu keberatan." Ucapnya.

Tentu saja Arta langsung menggelengkan kepalanya, Gemilang sudah membawa boks besar berisi donat sedangkan Arta hanya membawa tas kecil yang beratnya tidak seberapa, bagaimana bisa dirinya membiarkan Gemilang membawa tas ini?

"Gak usah, Kak. Aku kuat kok." Tolaknya, tidak lupa mengeratkan genggaman tas agar tidak dirampas paksa oleh Gemilang.

Seakan tidak percaya ucapan Arta, Gemilang malah meneliti tubuh Adiknya ini. Arta itu kurus dan kecil sekali sampai-sampai membuat Gemilang tidak tega dan memberikan jatah makannya untuk Arta..yaa walaupun di tolak sih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang ; Gemilang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang