"Sunoo ayo sayang nanti kita terlambat" Panggil Seorang wanita pada anak semata wayangnya yang tidak kunjung keluar dari rumah.
"Iya mama, lagian dokter Lee bilang mau nunggu kok" pemuda yang dipanggil tadi akhirnya keluar dengan terburu-buru.
"Kamu ngarang yah? Orang dokter Lee ngechat mama katanya konsulnya setengah jam lagi kok" Sang ibu kemudian masuk kedalam mobil dan menyalakan mesinnya.
"Orang aku ngechat langsung ke dokter Lee. Mama mau lihat chatnya nih?" Tawar Sunoo kemudian menunjukkan handphonenya pada sang ibu.
"Iya mama percaya, awas tangannya mama gak bisa lihat jalan" Sunoo akhirnya menarik kembali tangannya kemudian kembali fokus pada handphonenya.
Perjalan menuju rumah sakit kira-kira memakan waktu 40 menit dari rumah Sunoo. Tanpa kendala yang berarti, akhirnya mereka sampai dirumah sakit.
Saat tiba didepan ruangan dokter Lee, Sunoo melihat seorang pemuda seusianya keluar dari ruangan itu."Oh anak itu datang lagi. Dia sama sepertiku yah" Ujar Sunoo pelan yang hanya ia dapat mendengarnya.
"Selamat pagi dokter Lee" Sapa Sunoo saat memasuki ruangan tersebut.
"Kemari anak nakal, aku sudah menunggu dari tadi" Sunoo mendapat tatapan tajam dari ibunya saat mendengar ucapan dokter Lee.
"Tadi macet hehe" Sunoo hanya bisa meringis merasakan tatapan sang mama yang sangat menusuk.
"Ayo kita periksa kondisi kamu" Dokter Lee memulai pemeriksaannya pada Sunoo.
Sunoo menderita penyakit yang lumayan parah. Kanker Darah Stadium 3, penyakit ini juga penyebab kematian sang ayah 10 tahun lalu. Kini ia juga menderita penyakit yang sama.
Namun Sunoo anak yang terlalu ceria itu tidak terlihat sedih atau patah semangat sekalipun. Walaupun tubuhnya mulai kurus dan kulitnya lebih pucah dari biasanya ia tetap tampak seperti orang yang tidak ada beban sama sekali.
"Kamu udah gabisa nunda lagi kemoterapinya" ujar dokter Lee setelah memeriksa kondisi Sunoo.
"Yah dokter masa aku ntar botak sih. Gak keren banget deh" Sunoo cemberut mendengar perkataan dokter Lee. Ia sangat sayang dengan rambutnya. Kalau nanti ia kemoterapi rambutnya bisa rontok. Kan sayang biaya haircarenya.
"Dengerin dokter aja, jangan banyak bantah yah" Dokter Lee sangat kagum pada pasiennya yang satu ini. Disaat orang lain mulai sedih dan depresi saat divonis kanker, Sunoo malah dengan yakin menjawab "tenang ajah dok, aku pasti sembuh kok"
Kalimat itu selalu ia ingat, kalimat positif Sunoo yang sangat yakin akan kesembuhannya. Walaupun kemungkinan untuk sembuh itu sangat kecil. Namun Sunoo tidak pernah takut apalagi menyerah.
"Minggu depan kamu dirawat disini yah? Udah harus dipantau kamu tuh. Kamu jarang minum obat yah? Hayo ngaku" dokter Lee mencoba bercanda agar suasana tidak terlalu sedih. Apalagi ia melihat tatapan ibu dari Sunoo yang mulai senduh.
"Dih enak aja main nuduh, orang aku rajin minum obat. Iya kan mah?" Sunoo mencari pembelaan pada mamanya yang dibalas anggukan oleh sang mama.
"Yaudah Minggu depan siap-siap masuk" dokter Lee kemudian memberikan resep obat untuk seminggu ini.
Sunoo dan mamanya sedang dalam perjalanan untuk menebus obat saat ia tidak sengaja melihat anak yang tadi keluar dari ruangan dokter Lee sedang duduk sendirian ditaman rumah sakit.
"Mama duluan ajah ke apotek, aku mau ketemu teman baru" Sunoo kemudian menghampiri pemuda itu saat mendapat persetujuan dari sang mama.
"Hai" Sapa Sunoo pada pemuda yang bahkan tidak berniat meliriknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dust | SUNSUN
Fantasía"Kata orang, hidup kita singkat. Kalau hidup kita yang singkat ini dipake buat terus terpuruk bakal sia-sia banget. Mending bangun moment indah sebanyak mungkin, lakuin apapun yang kamu mau selagi masih ada waktu" . . . 🚫 PERHATIAN 🚫 ⛔ Yaoi/Bo...