ARS.02

463 49 1
                                    

Jangan lupa vote and komen!!
●●●

Hari demi hari telah berlalu. Tak terasa hari ini sudah menjadi hari ke-100 peninggalan Papa-nya.

Ya! setelah kejadian itu, Papa-nya meninggal dunia. Meninggalkan Adel, Marshell dan Fanya di dunia yang penuh tipu daya ini.

Sosok Adelie Raina yang selalu ceria itu hilang. Yang ada saat ini hanya Adelie yang cuek tapi pemarah, itu yang selalu di ucapkan oleh Marsha.

Tring tring tring

Bel pulang sudah berbunyi.

"Langsung mau belanja, Del?" tanya Marsha seraya memperhatikan Adel yang sedang membereskan peralatannya.

"Hm." jawab Adel sekenanya.

"Gua sama Kathrin ikut ya? ya? ya??" mohon Marsha dengan muka memelas.

Adel mendengus pelan. "Ajak Flora aja sekalian," ujarnya.

"YES!!" pekik Marsha kegirangan bahkan tanpa sadar meloncat - loncat saking senangnya.

Adel terkekeh pelan melihat tingkah Marsha yang seperti habis dibelikan mobil.

Marsha tersenyum lebar, saat melihat Adel terkekeh. Meskipun, beberapa detik kemudian ia langsung merubah raut wajahnya. "Lo, duluan ke parkiran. Gua mau jemput Kathrin sama Flora dulu. Tungguin, ya! Bye!" setelah mengucapkan itu, Marsha menuju kelas IPS dimana kelas kedua manusia tersebut berada.

"Ada - ada aja."

●●●

15 menit telah berlalu.

Adel menghela nafas kesal, saat Marsha dan antek - anteknya belum sampai juga. Saat akan memasuki mobil, tiba -tiba

"ADELL!" teriak tiga orang gadis dengan senyum yang merekah lebar.

Adel menoleh sekilas kearah tiga gadis yang sedang berlari menghampirinya, lalu ia melanjutkan langkahnya dan memasuki mobilnya.

"Ck," decak Marsha saat melihat Adel langsung memasuki mobil tanpa menyapa mereka terlebih dahulu.

"Siapa yang nyetir?" tanya gadis yang paling mungil di antara mereka, dia Flora Salvatore Alexa.

"Lo aja deh, Flo. Gua lagi males," jawab gadis paling tinggi tapi paling muda diantara mereka, dia Kathrina Indriani Putri.

"Gua pergi sendiri aja deh," cetus Adel dengan kesal, ia sengaja duduk dibangku paling depan disamping pengemudi dan tidak menutup pintunya, sehingga mereka mengobrol dengan mudah.

"Mampus," ujar Marsha pelan, lalu ia memasuki mobil dan duduk dibelakang diikuti oleh Kathrina.

Flora mendengus pelan, namun tak urung ia juga memasuki mobil dan mulai mengemudi dengan tenang.

"Kalo, ga ikhlas gausa. Sini tukeran, biar gua yang nyetir," ujar Adel seraya menatap kearah Flora.

Dengan cepat Flora menoleh kearah Adel seraya tersenyum lebar, "Gua ikhlas kok, Del." sahutnya.

Sedangkan dibelakang Marsha dan Kathrina sibuk mengobrol berdua, dan hal itu sontak membuat Flora dongkol. Karena dirinya tidak ada yang mengajak ngobrol sama sekali, berharap Adel akan mengajaknya mengobrol? sangat sulit.

Christn iss calling ...

Adel mengerutkan keningnya, tumbenan sekali teman Om-nya itu menelphonenya. Tetapi, meskipun begitu ia tetap mengangkatnya.

"Hm? Kenapa, bang?" tanya Adel saat telephone susah terhubung.

"Lo lagi sama Flora, Del? Gua chat, telephone, tapi hp-nya ga aktif."

Adelie Raina ShafiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang