Part 2》Kakek itu namanya Peter

544 96 23
                                    

Markas Pal Choin

Langit masih meneteskan persediaan airnya ke bumi. Di sebuah restoran China(?), tepatnya pada bagian dapur, seorang pria berhoodie hitam tengah mengaduk makanan di sebuah panci besar. "Sial, kita kehilangan dia setelah berhasil menangkapnya! Padahal kalau bisa menghabisi nyawa Peter, uang 7,6 miliar akan jadi milikku!" katanya pada pria lain yang baru saja masuk ke dapur.

S R A K-!

Pria itu memakai jaket hijau dan rambut yang diikat, masuk ke dapur sambil membawa sebuah foto di tangannya. "Itu benar, hahaha. Omong-omong, mengapa uang imbalan untuk menghabisi orang tua yang sudah sekarat bisa sebesar itu, ya?" tanyanya.

Pria berhoodie itu mengangkat panci berisi makanan tadi dan meletakkannya di lantai. "Tentu harus sebesar itu untuk menghormati sang legenda." jawabnya.

"Sialan~ mana ada legenda di hadapan uang?" jaket hijau itu menyahuti. "Hei, aku bahkan sudah membuang gelar Champion Kick Boxing-ku untuk ini. Lihat saja baik-baik." dia menatap foto yang berisikan seorang kakek tua dengan kemeja merah kotak-kotak. "Akan kumasukkan orang tua brengsek ini ke dalam panci, lalu aku akan jadi sukses dan kaya raya."

"Apa kalian tau? Itu adalah foto pertamaku." tiba-tiba saja seseorang masuk ke dapur dengan pakaian basah. Dia memakai kemeja merah kotak-kotak seperti persis seperti kakek-kakek yang ada di foto.

"Siapa kau...?"

"A-Apa-apaan ini? Kau Peter?!"

Si jaket hijau dan si hoodie terkejut atas kemunculan pemuda itu. "Ah, haruskah kusebut 'foto yang diambil diam-diam'...?" katanya sambil terus menundukkan wajahnya.

"Hey, apaan, sih? Itu bukan dia!" kata si hoodie.

"Kukira itu Peter karena bajunya sama." balas si jaket hijau sambil melihat antara foto di tangannya dengan pemuda itu.

"Aku juga tidak tau. Setelah bangun, aku jadi seperti ini..." gumam pemuda itu sambil meraba-raba tubuhnya sendiri.

Sementara itu, tak jauh dari sana, seorang gadis berambut hitam memunculkan sedikit kepalanya, mengintip dari balik pintu. Yap, itu Eunha.

***

Eunha gak habis pikir dengan apa yang menimpanya hari ini. Tiba-tiba berada di Korea dan sekarang harus menyaksikan seorang kakek-kakek yang kembali muda tepat di hadapannya.

"Psikiater di Korea bisa pakai BPJS gak sih?"

Berharap bahwa ini semua hanya mimpi, rasanya terlalu dipaksakan. Jujur, dia curiga bahwa dirinya terkena Skizofrenia karena semua yang menimpanya hari ini bagaikan halusianasi. Terlalu tenggelam dalam pikirannya sampai tak menyadari bahwa mayat(?) yang kembali muda itu mulai bergerak.

Eunha menatapnya dengan ngeri, bukannya kakek itu baru saja meninggal? Lalu‐-sial, apakah kakek itu akan jadi zombie?! Rasanya Eunha ingin menangis saja, kenapa semua ini terjadi padanya? Meskipun sering sial, tapi rasanya dia gak pernah sampai se sial ini.

Kakek--pemuda--ah, laki-laki itu pun membuka matanya, mungkin akibat guyuran hujan. Dia tampaknya kebingungan kemudian dia duduk sambil memegangi kepalanya, matanya pun bersitatap dengan Eunha, namun belum sempat membuka mulut, Eunha langsung menyerobot.

"Jangan makan Aku! Aku kurus." katanya dengan cepat, membuat laki-laki itu sweatdrop.

Wajar saja jika Eunha takut, tepatnya orang normal mana yang gak takut ketika menemukan seorang kakek tua sekarat kemudian meninggal, lalu bagaikan sulap, dia kembali muda dan hidup lagi. Sebagai seseorang yang tumbuh di tanah Indonesia yang masyarakatnya kebanyakkan masih percaya hal mistis, jelas Eunha parno.

Evanescent | Killer PeterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang