Chapter 21. Home

354 34 7
                                    

"Narda, letakan pistol itu"

Wanita jangkung itu hanya melirik Freen tanpa melakukan perintah nya "Untuk apa kau perduli padaku" ucap Narda tanpa menatap wajah Freen yang terlihat ketakutan.

"Narda... Narda.. aku mohon, jangan lakukan ini, kita masih bisa berteman bukan ? Bukankah kita selalu berteman sejak dulu, kita masih bisa mengobrol dan pergi bersama, makan bersama, kita bisa melakukan semua nya bersama, aku tidak harus menjadi pacarmu, bukan ? Aku janji aku akan selalu ada untukmu, kita lewati hari-hari bersama sebagai teman" Ucapan Freen membuat Narda meletakkan pistol nya yang sejak tadi berjejer di pelipis kanan Narda.

"Jika tidak mendapatkan cintamu, lebih baik aku mati !" Ujar Narda tegas  yang sudah bulat dengan keputusan untuk mengakhiri hidupnya. Freen menggelengkan kepala, air mata nya masih membasahi pipi pemilik wajah sempurna tersebut.

"Dengarkan aku ! Kau bisa mendapatkan yang lebih baik dari aku, kau bisa menemukan seseorang yang bisa membalas cintamu"

Dooorrrrrr.... Satu peluru berhasil lepas dari pistolnya, Freen lega tembakan itu mengarah pada tong biru di sampingnya, dengan kaki nya yang lemas dan rasa takut pada Narda yang sewaktu-waktu bisa menghabisi nyawa nya, ia mencoba berjalan mendekati Narda "ini bukan Narda yang ku kenal, ini bukan sahabatku" meski tubuhnya gemetar Freen memberanikan diri untuk memeluk dan menenangkan Narda. Suara pintu belakang terdengar terbuka, seseorang dengan kostum serba hitam masuk membawa sebuah pistol kecil tanganya, Freen menyadari itu. "Narda dengarkan aku, ayo melangkah ke dekat pintu, jangan mengeluarkan suara apapun" bisik Freen yang melihat bayangan  orang serba hitam itu di pantulan kaca. Narda mengangguk mengikuti ucapan Freen, kini mereka berhasil di balik pintu, satu langkah lagi, mereka berhasil lolos dari orang tersebut. Narda mempererat pelukan Freen "Aku minta maaf Narda" ucap Freen. Laki-laki hitam itu keluar dari persembunyiannya, ia mengarahkan pistol itu pada mereka kini sasaran nya adalah Freen. Narda memperkerjakan pria itu untuk menghabisi nyawa Friend, namun naas nya pria itu tidak tau jika wanita itu adalah bukan wanita incaran nya.

Narda mengetahui jika pria berbahaya itu berada di ruangan bersama mereka, ia memberi sinyal pada pria itu untuk tidak melakukan apapun, Pria itu mengangguk mengerti.

Doooorrrrrrrrrrr !!!!!!!

Narda membulatkan matanya, tubuhnya lemas saat pria tersebut menarik pistolnya dan mengenai punggung Freen. Narda panik melihat Freen yang sudah memjamkan mata ambruk dari tubuh Narda dan melepas pelukan nya perlahan, sementara Narda hanya terpaku melihat kejadian itu, tidak ada yang bisa ia lakukan selain melihat Freen ambruk dan darah segar nya mengalir ke celah bawah pintu. Pria itu lari setelah salah mengartikan sinyal Narda. Beberapa detik berikutnya Friend membuka paksa pintu tersebut, dengan tubuh nya yang masih lemas, ia menatap gadisnya terbaring di lantai dengan kondisi tak sadarkan diri, ia tidak memperdulikan Narda yang melamun dengan tatapan kosong.

Friend menggendong Freen dengan sisa tenaga nya, sementara beberapa polisi datang untuk membawa Narda yang masih tidak percaya hal ini terjadi, tidak ada penolakan dari Narda saat polisi datang memborgol kedua tangan nya.

Wanita berseragam tahanan terus membayangkan kejadian yang ia alami sebelum dirinya terperangkap dalam sel. Dengan mata hitam bulat, wajah pucat kurang tidur dan tubuhnya terlihat semakin kurus, ia hanya bisa melamun menyesali perbuatannya, setiap hari ia bertanya-tanya apakah Freen baik-baik saja, atau aku membunuhnya, itulah yang di pikirkan Narda. Semenjak kejadian itu kurang lebih satu Minggu Narda tidak mau makan, ia hanya mengisi perutnya dengan air putih saja. Felys adiknya tampak khawatir dengan kakak nya yang berubah seperti orang tak lagi semangat hidup. Seorang polisi membuka kunci sel Narda, polisi itu mengatakan ada ingin bertemu denganya. Dengan tangan yang masih melekat di borgol ia berjalan di iringi polisi yang menjaga nya.

Slice of life (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang