40. Pergi Untuk Selamanya

145 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Pergimu adalah luka yang teramat menyakitkan untukku."

-Alfarel Garendra-

....

"Dok, gawat dok! Pasien mengalami komplikasi," teriak seorang perawat berlari menghampiri sang dokter.

"Baiklah, segera ke ruangan pasien dan pindahkan ke ruang operasi secepatnya." Sang dokter berkata dengan tegas seraya mengambil jas dokternya.

"Baik dok!"

Dokter dan perawat itu mulai berlari menuju ke tujuan masing-masing.

Alfa yang baru saja tiba dengan Gavin berlari menghampiri sang perawat yang berlari membawa brankar yang ditempati Tera kembali ke ruang operasi. "Apa yang terjadi sus?" tanya cowok itu dengan khawatir.

Sang perawat menoleh menatap Alfa. "Pasien mengalami komplikasi, harus di bawa kembali ke ruang operasi."

"Cepat masukkan pasien ke dalam ruang operasi, " perintah sang dokter yang baru saja datang setelah memaki baju operasinya. Dua perawat itu mulai mendorong brankar yang terdapat Tera di atasnya ke dalam ruang operasi.

Alfa menahan tangan sang dokter yang hendak memasuki ruang operasi. Matanya menatap sendu sang dokter. "Saya mohon dok, tolong selamatkan pacar saya."

Sang dokter tersenyum tipis. Ia mengangguk pelan dan berlalu menuju ruang operasi.

Alfa mendongak berusaha menahan air matanya yang akan jatuh. Ia tak ingin terlihat lemah, namun hatinya gelisah dan takut.

"Alfa, lo baik-baik aja?" tanya Gavin setelah sampai di dekat Alfa.

Alfa menoleh ke arah Gavin. "Tera Vin, Tera ..."

Gavin menghela nafas pelan. Ia memeluk Alfa berusaha menenangkan sepupunya itu meskipun tidak sepenuhnya. Setidaknya, ia sudah berusaha.

"Tera pasti bakal selamat, Alf. Bukannya dokter udah janji ama lo?"

Sudah dua jam dokter berada di dalam ruang operasi, namun belum keluar juga. Hal itu membuat Alfa semakin dilanda khawatir dan takut. Hingga tak lama dari itu, akhirnya sang dokter keluar.

Alfa langsung berdiri menghampiri sang dokter yang berjalan mendekatinya.

Dokter itu menunduk dengan perasaan bersalah. "Maafkan saya, pasien tidak bisa diselamatkan."

Alfa terdiam membatu. Ia tak percaya perkataan sang dokter, hingga akhirnya ia terjatuh dengan lututnya sebagai tumpuan. Ia menunduk di hadapan sang dokter.

"Alf," panggil Gavin.

Alfa mendongak menatap sang dokter. "Dokter bohong kan? Dokter pasti bercanda, iya kan? Dokter kan udah janji sama saya, bakal menyelamatkan pacar saya. Pacar saya, baik-baik aja kan dok?"

ILY Alfarel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang