- AzeKha | bab 01.

5 2 0
                                    


- AzeKha | bab 01.

Hujan deras seperti ini, di tengah malam. bahkan sangat larut malam, Azelea harus pergi kemana? bahkan ia tidak mempunyai uang sama sekali, walau hanya seribu saja tak punya.

Hujan yang semakin deras, Azelea hanya bisa menghela nafas, ia kemudian mencari tempat berteduh, dan kebetulan sekali ada kantor.. untunglah jadi Azelea bisa berteduh terlebih dahulu.

"Aku gak percaya, kalau mas Sakha yang langsung minta bercerai.. tapi mau gimana lagi aku harus menerima apa takdir tuhan," gumam Azelea, yang tak menyangka.

Tak lama hujan akhirnya berhenti, ya setidaknya hanya hujan ringan, dan ternyata Azelea baru ingat, bahwa ia mempunyai beberapa uang cash yang masih tersisa di dalam tasnya, setidaknya ia bisa mencari tempat tinggal terlebih dahulu, dan baru bisa mencari pekerjaan.

"Oh iya, aku lupa! kan aku masih punya uang, setidaknya aku masih bisa mencari kontrakan rumah, yang murah" ucap Azelea lalu segera mengecek tasnya.

Dan benar' saja ternyata Azelea masih mempunyai sembilan ratus lima puluh ribu uang di dalam tasnya, syukurlah ia bisa mencari tempat tinggal untuk sementara waktu, sambil ia mencari pekerjaan, ia sekarang harus bisa hidup mandiri, apalagi tanpa adanya Sakha di sampingnya.

"Huhft, maafin bunda nak.. bunda belum bisa kasih tau papa kamu, bahwa kamu sebenarnya ada," ujar Azelea dengan mata yang berkaca-kaca, sambil memegang perutnya yang masih rata.

Setelah hujan mulai benar-benar berhenti, Azelea pun langsung segera pergi, ia akan mencari kontrakan yang jauh dari rumah ibu mertuanya itu, terlebih dari suaminya, ia benar-benar kecewa tidak menyangka Sakha akan tega menceraikannya.

Setelah hujan mulai benar-benar berhenti, Azelea pun langsung segera pergi, ia akan mencari kontrakan yang jauh dari rumah ibu mertuanya itu, terlebih dari suaminya, ia benar-benar kecewa tidak menyangka Sakha akan tega menceraikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_

Empat tahun kemudian..

"Buntaa.. hari ini buntaa keljaa?" ucap sebuah bocah berumur enam tahun, yang berlari untuk memeluk bundanya.

Bundanya yang sedang membawakan nasi goreng pun, hampir saja menumpahkan masakannya itu, untunglah tidak jadi terjatuh, jika tidak sudah pasti Azkha akan kena omel bundanya itu.

"Azkha sayang.. jangan lari-larian lagi, takut jatuh nanti terluka mau?!" ucap Azelea dengan lembut dan sabar pada putranya itu, putranya Azkha memang hobi sekali berlarian.

"I'm solly bund, hm nanti Azkha pulang sekolahnya, di jemput kan bun?" tanya Azkha kembali pada sang bunda yaitu Azelea.

"Hm," gumam Azelea sambil menaruh jari telunjuknya di bawah bibir, yang seolah olah sedang berpikir.

"Gimana ya?.. kan ini hari libur sayang, jadinya bunda engga kerja, Azkha juga
libur sekolahnya, jadi hari ini Azkha full seharian main sama bunda" ucap Azelea, membopong tubuh Azkha dan menurunkan anaknya ke kursi untuk makan.

Sedangkan sang putra, hanya diam dan juga menurut pada ibunya, Azkha memang anak cerewet tapi, jika sudah di suruh makan oleh bundanya, ia pasti akan langsung diam, karena Azelea selalu mengajarinya kalau makan itu diem, gak boleh ngomong.

Azelea pun menyajikan nasi goreng yang tadi ia masak, ia menyajikan ke dalam piring dua piring, untunglah Azkha tidak pernah memilih milih makanan, ia anaknya seadanya, apa yang bundanya masak, itu juga yang ia makan.

"Bunta," ucap sang anak memanggil bundanya, yang masih sibuk menyiapkan makanan.

"Iyaa sayang kenapa?"

"Kok papa gk pelnah pulang ya?? bun, kan Azkha kangen cama papa," gumam bocah itu dengan sedikit berekspresi cemberut.

/Deg!!..

Satu pertanyaan anaknya yang membuat ia tidak bisa menjawab pertanyaan, ia harus berkata apa, karena selama empat tahun terakhir Azkha tidak pernah bertanya apapun tentang papanya pada Azelea.

Sejak kejadian itu, Azelea sudah berpikir pasti Sakha sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya. ia pasti sudah mempunyai kehidupan sendiri, dan tidak perduli dengan dirinya lagi.

Untuk apa lagi ia menunggu, dan berpikir suatu saat Sakha akan mencarinya dan menjemputnya untuk kembali pulang.

"Buntaa.. buntaa kenapa ko jadi setih??" cicit Azkha pelan, ia tak mengerti kenapa tiba-tiba bundanya mengeluarkan air mata. apakah pertanyaan Azkha salah? hingga bundanya menangis.

"maaf" gumam Azkha, "aye you okay??" ucap Azkha kembali sambil mengusap air mata sang bunda.

"Iyaa sayang gakpapa.. bunda gak sedih kok, udah ayok di makan nasi gorengnya, itukan kesukuan Azkha, ada udangnya lagi, Azkha suka nasi goreng seafood kan?" tanya Azelea, tak lupa senyum pada sang putra.

Azkha hanya bisa menghela nafas. "Iya bun, tapi abis ini beli esklim ya bund??" ujar Azkha dengan penuh semangat bertanya kepada sang bunda.

Azelea sedikit tenang, setidaknya ia bisa bernafas lega, karena sang putra tidak lagi menayangkan tetang papanya lagi, memang jika anak itu sedang merindukan papanya ia akan cemberut, tapi obat dari rasa rindunya tentu saja eskrim.

Memang Azkha sangat menyukai eskrim, tetapi Azelea tidak setiap hari membelikan anaknya eskrim, selain takut demam, ia juga membelikan anaknya eskrim jika sudah gajian saja, memang gajinya tak seberapa tapi hanya dengan di belikan eskrim putranya sudah sangat bahagia.

Dengan gajih Azelea sebagai karyawan sebuah restoran, ia hanya mendapatkan gaji dua juta, dan itu setiap empat hari sekali, ya walaupun gajinya yang pas-pasan setidaknya ia bisa mengaturnya dengan benar, juga bisa mengajari putranya untuk hemat.

"Okayy putra gantengnya bunda, nanti bunda belikan dua eskrim untuk kamu sayang.. tapi habiskan dulu nasi gorengnya," pintah Azelea pada sang putra.

"Siapp buntaa!!"

Setelah pertanyaan yang banyak di ajukan oleh putranya, dan banyak permintaan dari sang anak, akhirnya mereka berdua makan juga, entahlah Azelea pun bingung kenapa putranya sangat cerewet.

Selalu banyak mengajukan pertanyaan, padahal ia pendiam dan tidak cerewet sedangkan papanya pun juga apalagi sangat ngirit bicaranya, ngomong aja kalau perlu, biasalah orang dingin cool, nurutnya kalau udah sama pawang.

••••

- Azkha Wira Aditya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Azkha Wira Aditya.
( Putra Sakha dan Azelea )

- umur 4 thn otw 5 thn.
- cerewet anaknya.
- gemoy, nyusahin tapi nyenengin.
- suka sama estlim.
- sayang bundanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

- AzeKha || [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang