Sebal, Sebal, Sebal!

2.5K 99 2
                                    

Raissa sedang memainkan laptop. Sekarang, baru jam setengah tujuh malam. Mama sedang memasak makan malam. Kalian mau tahu apa yang dilakukan Raisa? Raissa sedang bermain game. Yang pasti game itu untuk anak laki-laki.
"Raissa, ayo makan! Papa dan Rainia sudah menunggumu!" Kata mama sedikit berteriak. Suaranya dari arah ruang makan. Raissa turun ke lantai satu. Kamar Raissa memang di lantai 2.
"Makan apa ma?" Tanya Raissa.
"Spagetti dan air putih saja." Jawab mama.
"Tak ada fried chicken atau fried rice?" Protes Raissa.
"Makan saja apa yang ada." Ujar mama singkat. Akhirnya, Raissa makan malam. Lalu, setelah selesai, Raissa mengerjakan PR, mencuci tangan, kaki, muka, dan gosok gigi. Lalu Raissa tidur.
♡♡♡
Krrriiiiiingggg ... Alaram berbunyi. Raissa memang susah bangun, hingga alaram berbunyi lagi. Raissa pun bangun pada jam setengah enam pagi. Raissa mencuci muka. Setelah itu, Raissa mengganti pakaian untuk bersiap-siap jogging. Raissa jogging keliling komplek. Selesai jogging, Raissa mandi, berpakaian dengan seragam, lalu sarapan. Setelah itu dia berangkat sekolah dengan sepeda.
"Hai!" Sapa Teressa.
"Hai." Sapa Raissa balik.
"Hari yang menyenangkan. Ya!"
"Iya dong. Sekarang kan waktunya olahraga. Main sepak bola, lagi!"
"Iiih, bukan itu! Maksudku, hari ini akan ada lomba untuk menjadi model. Aku mau ikut. Kamu mau?"
"Enggak, ah! Sudah dulu, ya. Aku mau ke kelas menyimpan tas lalu aku mau main basket. Soalnya laki-laki yang main bola kan suka telat."
"Huft . Iya deh!"
Raissa masuk kedalam kelas. Lalu Raissa akan bermain basket bersama ketujuh temannya.
♡♡♡
Ting tong ting tong ting tong ... bel pulang sekolah berbunyi. Tapi Raissa tak langsung pulang. Raissa masih ingin bermain bola. Raissa masuk ke ruang ganti untuk menggati baju. Baju yang akan dipakainya saat bermain bola. Hingga bajunya kotor.
"Mama, aku pulang!" Ucap Raissa dan langsung mengetuk pintu. Mama membuka pintu. Tapi wajahnya cemberut.
"Halo, ma." Ucap Raissa sedikit takut.
"RAISSAAAAAA ... KENAPA BAJUMU KOTOR LAGIIIIIII ..." Teriak mama.
"Maaf ma. Biasa, aku main bola." Ucap Raissa takut-takut.
"Kamu ini. Main bola terus. Kalau enggak main komputer, main basket, latihan karate lah, kapan dandannya! Cobalah, jadi feminin seperti kakakmu. Teman-temanmu juga enggak seperti kamu. Emang apa sih keistimewannya jadi tomboi?" Omel mama panjang lebar. Akhirnya Raissa cuek saja dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi.
"Mau kemana kamu?" Tanya mama.
"Mau latihan karate." Jawab Raissa cuek. Tapi mama keburu menutup pintu.
"Hari ini kamu enggak boleh karate dulu. Apa juga manfaat karate? Sekarang ini sudah aman karena ada polisi, nak!" Omel mama.
Raissa masuk kedalam kamar. Perkataan mama terus diingatnya.
"Daripada melamun, lebih baik aku berlatih karate." Gumamnya. Kini, Raissa sudah sabuk cokelat.
♡♡♡
Malamnya. Saat makan malam,
"Raissa, tadi kamu karate?" Tanya papa. Raissa menggeleng.
"Kenapa?" Tanya papa.
"Aku yang melarang, pa!" Ujar mama. Akhirnya, mama dan papa berantem. Raissa dan Rania mempercepat makannya.
"Raissa, kita ke kamar saja!" Ajak Rania. Uuuh, betul-betul hari yang buruk. Raissa benci hari ini!

Baca cerita selanjutnya, ya!

Tomboy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang