Misteri Penculikan Rania

2.4K 68 14
                                    

Pada hari minggu ...
Pagi jam 10, Rania sudah cantik. Sepertinya dia akan shopping bersama teman-temannya.
"Mau kemana, kak?" Tanya Raissa.
"Mau shopping sama kakaknya Teressa. Daaah!" Kakaknya membuka pintu. Sepertinya dia sudah pamit kepada mama papa.
Raissa hanya menatap kepergian kakaknya sambil makan keripik kesukaannya. Lalu kembali menonton TV.
"Raissa, kamu enggak pernah shopping, kan? Cobalah sekali-kali ikuti sikap kakakmu." Tegur mama.
♡♡♡
Jam 5 sore.
"Duuuh, kok ini anak belum pulang? Janjinya pulang jam setengah empat." Ujar mama mulai khawatir.
"Coba telepon Rania." Suruh papa. Namun, tak diangkat!
Kriiing ... kriiiing ... ada telepon rumah berbunyi. Raissa mengangkat telepon.
"Halo ... siapa ini?" Terdengar suara galak dari seberang.
"A ... aku ..." Jawab Raissa gugup.
"Oke oke, tak perlu. Aku ... aku penculik Raissa dan Tarnia (kakak Teressa) aku minta tebusan, satu milyar."
"Emm, euh."
"Aku ada di tempat terpencil. Yang tak ada internetnya. Oke aku sampai ..." telepon pun terputus. Mungkin sudah sampai.
"Ada apa?" Tanya mama.
"Itu ... Rania diculik!" Raissa histeris.
"Tuh kan ma. Ngelarang anak belajar bela diri. Kalau gini bagaimana jadinya?" Sindir papa. Mama merasa sangat bersalah dan menunduk.
"Raissa, papa mengharapkanmu. Pecahkan misteri ini. Papa juga akan menelepon polisi." Ujar papa.
Raissa menelepon keempat sahabatnya. Yaitu Anto, Doni, Justin, dan Teressa.

Tomboy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang