HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
Tandai YANG TYPOJANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 😁😁
MAU NYA SIH DI FOLLOW JUGA 😁😁😁******
"HIDUP AKAN LEBIH MUDAH DAN INDAH JIKA KITA MEMUTUSKAN UNTUK MENIKMATI APA YANG SUDAH DAN MASIH KITA MILIKI, DARIPADA MENYESALI APA YANG HILANG, PERGI DAN YANG TELAH TERJADI."
.
.
.
.
.
.
.
.sinar matahari perlahan berhasil masuk melewati celah-celah, walupun hari sudah siang tapi tidak bisa membangunkan ketiga pemuda yang masih berpelukan.
Jefan dan Nadhif masih memeluk Nev, posisi mereka tidak diubah sama sekali, ketiganya masih tertidur nyenyak, padahal sudah pukul sepuluh pagi.
tidak ada yang membangunkan, yah gak papa sih mau bangun jam berapa aja, ini hari libur.
beberapa menit kemudian, si bungsu mulai membuka mata, Nev masih mengumpulkan nyawa yang entah hilang ke mana.
"ANJ!"
BRAK....
BGUH....
"ASUUU!"
"JINGAN!"
Jefan dan Nadhif mengelus bokong mereka, lagi enak-enak mimpi indah malah terjauh, pelakunya adalah Nev, tenaga Bocah itu gede juga bisa mendorong dua orang sekaligus.
sementara Nev meraba-raba seluruh badan nya. "Aku kotor! kalian apapun Nev! wah! jangan-jang-BANG EFAN."
Nev memijat kepalanya yang terasa pusing akibat terkana lemparan bantal, Jefan pelaku nya.
"INI KALIAN RIBUT APA GIMANA? KEDENGARAN SAMPAI BAWAH." Hesa berteriak diluar, sejujurnya Mahesa sudah mengutuk pintu kamar si kembar, yah kamar nya di kunci, sebenernya saudara yang lainya tidak pernah mengunci pintu kamar saat tidur, tapi tidak dengan si bungsu, semenjak memasuki SMP, Nev sering mengunci pintu kamarnya.
"ENGGA BANG, INI KITA BANGUN."
"OK, SARAPAN UDAH AGAK DINGIN, MAU GAK MAU MAKAN AJA "
"ASIAP."
Jefan dan Nadhif mendatarkan wajah nya, ini kenapa Nev dan Hesa harus berteriak? Meraka gak jauh loh, cuma kehalang pintu dan tembok, ah sudahlah terserah mereka saja.
****
Nadhif berjalan dengan tergesa-gesa, menyusul Jefan yang sudah duluan ke ruang makan, perutnya minta diisi. "Nev Mana?" Tanpa babibu begitu Samapi Nadhif langsung duduk dan mengambil piring punya Jefan penuh dengan lauk-pauk.
"AH! Monyet itu punya gue!" Padahal kan itu nasi belum Jefan sentuh.
"Tibang nasi doang pake di ributin." Nev berjalan dengan cool, kedua tangannya di masukan kesaku celana, di belakang nya ada Mahesa.
Jefan menatap Nev yang sudah rapih, baju kemeja berwarna biru yang tidak di kancing kan, di pandukan dengan kaos warna hitam, celana jeans panjang berwarna hitam. 'anak itu mandi? Tumben. Pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We are Family
Teen FictionHanya kisah sederhana, kisah cerita ketujuh bujang Nata. Fachri Sebastian Nata, sebagaimana kepala keluarga, dulu dia menikah muda umur tujuh belas tahun sudah mempunyai anak satu, jadi jangan heran ketika melihat Fachri masih awet muda padahal suda...