06. BANDUNG

161 17 4
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

Nanti masih ada part selanjutnya!

° ° ° ° °

Pagi-pagi sekali, Serra sudah siap dengan seragam sekolahnya. Setelah menyelesaikan sarapannya, gadis itu lantas berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Melihat hal yang tidak biasa, kedua orang tuanya tentu merasa heran. Kapan lagi coba, melihat Serra yang berangkat sekolah sebelum jam setengah tujuh?

Subuh tadi, Serra memang sengaja bangun lebih awal. Gadis itu berniat ingin sampai ke sekolah sebelum teman-teman yang lainnya berdatangan. Alasannya tentu saja untuk menghindari Arion. Dia masih kesal dengan foto tadi malam, jadi untuk menghindari Arion, hanya ini satu-satunya cara agar pagi ini dia tidak bertemu dengan kekasihnya.

Serra pikir, Arion akan menjemputnya seperti jam biasa, lantaran kekasihnya itu yang selalu menjemput dan mengantarkan dirinya pulang. Namun apa yang terjadi di luar sana, membuat Serra tidak bisa berkata-kata. Serra tak akan menyangka, bahwa sepagi ini Arion sudah berada di depan pintu gerbang rumahnya, menyenderkan tubuhnya ke pintu mobil, sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

Melihat kekasihnya yang baru saja keluar dari rumahnya, Arion segera menegakkan tubuhnya sambil menampilkan senyum tampannya.

"Morning, sayang."

"Kok udah ada di sini?" Bukannya membalas sapaan Arion, Serra justru melontarkan pertanyaan kepada sang kekasih.

Laki-laki itu diam sebentar untuk memandang Serra. "Biar kamu gak ngehindar."

Gadis itu menggeleng cepat. "Enggak, kata siapa aku ngehindar?"

"Kalo gak ngehindar, kamu gak akan berangkat sepagi ini."

Beruntungnya Arion datang lebih pagi sebelum gadis itu berangkat ke sekolah, karena telat sedetik saja, pasti pagi ini Arion tidak akan bertemu dengan Serra.

"Aku cuma pengen coba berangkat pagi aja," kilah Serra yang tentunya berbohong.

Arion mengangguk, lalu membuka pintu mobilnya seraya menatap Serra. "Mau coba berangkat pagi kan? Ayo masuk, kita berangkat sekarang."

Sial!! rencanya untuk menghindari Arion sia-sia. Kalo tau gini, Serra akan bangun dengan alarm manualnya saja! yaitu teriakan sang Mama tercintanya.

Terpaksa, mau tidak mau, akhirnya pagi ini Serra berangkat bersama Arion. Setelah masuk ke dalam mobil, Arion segera mengitari mobilnya untuk duduk di kursi pengemudi.

Di sepanjang perjalanan, Serra lebih banyak diam, bahkan pandangannya mengarah ke jendela untuk menatap beberapa motor di jalan yang masih tampak sepi. Tentu saja, ini masih sangat pagi untuk orang-orang melakukan aktivitas, biasanya mereka akan keluar dari rumah mulai setengah tujuh pagi.

Melihat Serra yang hanya diam saja, tangan Arion berinsiatif untuk mengusap lembut pucuk kepala Serra, namun apa yang dia dapat, justru penolakan dari gadis itu. Serra menghempas pelan tangan Arion, menatap laki-laki itu sedikit cemberut sebelum akhirnya kembali menatap ke arah jendela.

Arion menghela napas panjang, dia lantas memilih untuk menaruh tangan kirinya untuk berada di stir mobil. Arion tidak mau membuat Serra semakin kesal kepadanya.

"Masih ngambek sama aku?" tanya Arion, tanpa melirik sang kekasih.

"Enggak," jawabnya ketus.

"Terus kenapa setelah pulang dari pasar malam sampai sekarang tiba-tiba diemin aku kayak gini?" Serra hanya diam, tak ingin untuk menjawab.

SERION S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang