FOURTY ONE

15.6K 2K 12.3K
                                    


Wattpad Error dan aku hampir kehilangan akun ku tadi malam karena emailnya udah lupa sandi. Bener-bener panik takut hilang pas Bara lagi di puncak-puncaknya. Kali ini panjangnya setara double up sebagai permintaan maaf.

———

Vote dan ramein paragrafnya
Happy Reading

A Thousand Years - James Arthur
Cocok bgt selama baca cerita ini

—————

Vio melangkah keluar dari kamarnya. Berdiam diri dengan mata yang memanas menatapi balkon, cowok itu tak pernah lagi menghabiskan rokoknya di sana.

Air matanya luruh juga, dia segera ke balkon itu menggenggam erat pembatasnya meluapkan semua sakit yang dia rasakan. Dia merindukan Bara yang selalu punya banyak waktu bersamanya seperti dulu. Berharap Bara pulang lagi malam ini.

Vio terisak dalam diam, menghapus air matanya berkali-kali walau akhirnya tetap mengalir juga. "T-tuhan.. Tolong beri Bara keselamatan, selalu."

Vio terduduk lemas. Dia memandangi malam penuh bintang malam ini di sela-sela besi pembatas balkonnya. Suara dentingan notifikasi-notifikasi berdatangan di ponsel yang sekarang tengah ia genggam.

Gadis itu menyalakan HP mendapat berita yang serupa dari Olin, Jean, dan Ayahnya sendiri.

     Gadis itu menyalakan HP mendapat berita yang serupa dari Olin, Jean, dan Ayahnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan gugup dan hati yang tak siap dia terus membaca kata demi kata yang tertera. Vio menga-nga tak percaya. Bara tak mungkin melakukan ini semua. Ini bukan seperti Bara yang dia kenal.

Ayah🌷 : Ayo pulang sekolah besok kita ke Jakarta. Kita jemput dan bawa dia pulang. Bara pasti lagi nggak baik-baik aja Vio.

Vio langsung mematikan HP tanpa membalas pesan Ayahnya itu lagi. Dia menenggelamkan kepalanya di atas lutut, menumpahkan segala tangisannya tak terima Bara mendapat masalah seberat ini.

—————

"Gagal, Bar." Ucap Ammar. Dia tiba bersama Roy menghampiri Bara.

"Sorry." Sambung Roy.

Mereka bertiga duduk di sebuah lapangan luas dan memandang ke langit berbintang malam ini. Menghisapi rokok masing-masing dengan senyap beberapa detik yang menyelimuti mereka.

"Kap belakang mobil adek lo udah hancur. Gue tabrak berkali-kali sampe adek lo keluar." Ujar Roy. "Begitu dia keluar, Ammar langsung mukul lehernya pake balok sampe dia jatoh."

BARA || MALEVOLENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang