- 06 | Target.

209 33 23
                                    

- NOTE : para reader kuu, boleh bagiin saran sama pesan ngga tentang cerita ini? Sejauh ini bagaimana menurut kalian? Seru? Bosen? Atau apa? Runa sangat butuh komentar kalian untuk penglanjutkan cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- NOTE : para reader kuu, boleh bagiin saran sama pesan ngga tentang cerita ini? Sejauh ini bagaimana menurut kalian? Seru? Bosen? Atau apa? Runa sangat butuh komentar kalian untuk penglanjutkan cerita ini. Terimakasih :D.

Pstt!! Runa ngetik chapter ini hampir 3000 kata lohh~!
































________________

"Aku Zavier" Pria yang menyebutkan dirinya sebagai 'Zavier' menyium pelan punggung tanganku.

Aku terkejut saat Nama tersangka yang selama ini kami cari telah berada didepanku, dan bahkan kami saling menukar pandangan satu sama lain. Walaupun rasanya aneh karena, seakan akan sang korban menunjukan diri dengan lebih mudah. Namun rasa gugup ku tadi, kini digantikan dengan rasa takut. Tentu karena pikiranku yang membayangkan jika sewaktu-waktu dia tahu bahwa aku sedang menyamar untuk menangkap dirinya, mungkin aku akan diculik juga seperti Candala. Lalu aku dibiarkan kelaparan dan juga tubuhku akan luka-luka karena dia terus menerus menyiksaku.

'Untuk saat ini aku tak boleh memikirkan hal-hal yang aneh, aku harus kembali fokus kearah misi'

Aku kebingungan untuk menjawab perkataan Zavier, apa yang harus kusampaikan? Terimakasih? Halo? Atau apa?! Yaa Tuhanku, Aku benar-benar gugup sekarang. Aku memutar otakku berkali kali tapi nihil tak ada hasil yang bagus, bahkan Fang dan Kaizo tak dapat menolong ku saat ini.

"Kamu baru disini? Aku baru liat kamu." Tanyanya, dia melepaskan genggaman tangannya.

Aku mengangguk pelan. "Benar, saya baru beberapa minggu disini." Ucapku dengan senyuman simpul.

Zavier ikut tersenyum dia tampak mengerti dengan ucapanku. Dia kembali meneguk minumannya dan memalingkan wajahnya kearah lain, ia tampak sedang memikirkan sesuatu. Pelan-pelan, aku melirik kearah Kaizo, seakan mengisyaratkan bahwa disampingku adalah sang tersangka yang kami cari, Kaizo membalas isyarat ku, dia menganggukkan kepalanya dan kembali meminum minumannya.

"Kamu lagi liat siapa?"

Aku langsung menoleh kearah Zavier, aku tak mau jika Kaizo Ikut ketahuan dalam misi ini. "Tidak, hanya saja aku tertarik dengan dekorasi Bar ini." Ucapku Ngasal.

Zavier terkekeh, wajahnya tampak lebih tenang kembali. "Jangan terlalu baku kepadaku, panggil aku-kamu saja." Ucapnya sembari menompang dagunya dengan tangannya.

"Kak, bisakah kakak perlahan-lahan menarik informasi dari dia?" itu adalah suara Fang yang terdengar dari alat komunikasi yang terpasang ditelingaku. Aku merespon dengan batuk yang kubuat-buatkan. Aku menegakkan badanku, semoga wajahku tak terlihat jelas bahwa aku gugup sekarang, dan keringat dingin yang bercucuran karena bingung mau menanyakan apa saja.

"Kamu sering ya ke Bar ini? Aku perhatiin, kamu tampak sudah terbiasa disini." Tanyaku.

Zavier mengangguk. "Selalu. Aku selalu kesini jika sedang merasa stress saja sih, tapi percayalah minuman disini benar-benar dapat menyenangkan siapapun." Jelasnya.

- Selfish | ft K. Kaizo x Readers |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang