Peluh mengucur dari tubuh seluruh pemain. Terutama bagian wajah, leher, dan punggung yang terlihat dari jersey mereka yang sedikit basah.
Bum ... bum....
Terdengar pantulan bola teratur digiring mendekati ring. Naruto mendribel bolanya usai menerima operan bola dari rekan satu timnya.
Sang ace melakukan drive cepat. Cukup mudah ia menerobos pertahanan lawan dan melewati penjagaan musuhnya satu per satu.
"..."
Seringai tipis tercipta di sudut bibir Naruto. Ia melihat celah untuk melakukan sebuah tembakan.
Namun, semua tak semulus strategi yang tersusun rapi di kepalanya. Remaja tinggi berambut hitam menghadangnya. Dia adalah sang small forward tim Ryosei. Kemampuannya dalam one-on-one cukup menyulitkan gerakan Naruto. Lelaki itu sangat agresif dan mampu bergerak dengan lincah. Tapi, pemuda pirang tersebut juga bukan seorang loser.
Inilah yang Naruto sukai dari pertandingan, saat bertemu lawan yang sepadan dengannya.
"Hahaha... gerakan yang bagus. Tapi aku lebih kuat!"
Naruto bergerak secepat kilat-sampai-sampai, pemuda itu hanya melebarkan mata ketika Naruto melewatinya.
Dia menoleh ke belakang dengan cepat. Saat itu, Naruto sudah bergerak ke sisi kanan ring. Tangannya mengayun dengan rileks. Dan dengan satu lompatan bertumpu di kaki kiri, dia membuat sebuah lay up shoot yang indah.
"...!"
Sangat halus ketika bola tersebut masuk ke dalam keranjang.
"Yeahhh!"
Sorai penonton kontan bergemuruh di atas tribune. Papan skor menggulirkan poin baru, bersamaan peluit kuarter keempat yang berbunyi.
Kemenangan 70-65 untuk tim Naruto. Rekan-rekan satu timnya seketika berlari ke arahnya untuk melakukan selebrasi bersama.
"Kerja bagus, Dobe!"
.
.
"I-ini bukan mimpi?"
Tangan Naruto masih gemetar saat sang manajer memberinya jersey resmi klub Royal Troops. Dia merasa, kakinya tidak sedang menapak lantai sekarang.
Seperti mimpi. Betulkah, ia berhasil menembus klub sekuat Royal Troops?
"Kau sudah bekerja keras. Ini kompensasi yang setimpal untukmu, Naruto." Ucap Shizune.
Lulus dari Sekolah Menengah Atas, Naruto terbang ke Amerika guna melebarkan sayapnya sebagai pemain basket profesional.
Usai setahun mengikuti berbagai rangkaian seleksi masuk, akhirnya, salah satu klub besar dari Chicago memanggilnya. Ini adalah debutan pertamanya sebagai pemain baru di panggung NBA.
"Mulai hari ini, semua akan menjadi lebih sulit karena banyak pemain hebat di luar sana."
"Ya, aku tahu, Shizune. Aku akan bekerja keras agar tidak menjadi penonton di bangku cadangan."
.
Basket adalah olahraga yang paling terkenal di Amerika. Tak hanya menjadi sejarah, basket juga bentuk warisan budaya, serta memiliki ikatan historis yang kuat dengan negara ini.
Saking populernya, basket kerap muncul dalam cuplikan-cuplikan film, video musik, hingga dimuat di berbagai laman berita.
Rasanya, NBA adalah panggung impian seluruh pebasket di dunia. Jika berhasil menembus arena ini, tak hanya ketenaran, semua dapat dimiliki, tak terkecuali uang dan wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposites Attract
FanfictionUzumaki Naruto, atlet muda berbakat yang berhasil menembus panggung NBA di usia 19 tahun. Namun, pada musim keduanya berlaga, dia mengalami cedera yang membuatnya pensiun dari dunia kesayangannya itu. Tujuh tahun berlalu, klub basket Hinata mangalam...