Sakura berdiri dengan wajah sendunya saat Tsunade menceritakan tentang semua yang terjadi, tentang bagaimana Shizune yang menjadi tersangka akibat malapraktik yang ia lakukan hingga mengakibatkan kematian bayi di kandungan Hinata.
Dosis obat dalam suntikan yang terlalu tinggi untuk dikonsumsi oleh seorang ibu hamil membuat Hinata mengalami batuk darah serta pendarahan hebat yang membuat Hinata harus kehilangan bayi dan saat ini masih dalam kondisi kritis.
"Shizune-san.. aku yakin bukan dia pelakunya."
Wajah Sakura terlihat begitu sedih saat mengatakan itu dan Tsunade mengigit kuat bibir dalamnya melihat betapa hebatnya drama yang sedang dimainkan oleh gadis yang begitu ia percayai saat ini.
Gadis biasa yang sudah Tsunade angkat untuk menjadi muridnya dan ia sayangi layaknya anaknya sendiri namun Tsunade masih tidak menyangka jika gadis itu menyembunyikan sifat busuknya dibalik wajah cerianya itu.
Sakura adalah seorang iblis yang bahkan dengan tega mengumpankan Shizune dan Ino untuk mencapai tujuannya yang ingin melenyapkan Hinata dan bayinya.
"Kau benar." Tsunade berseru rendah mencoba untuk tetap menahan intonasi suaranya
Sakura menundukkan kepalanya, diam-diam ia menarik sudut bibirnya keatas. Rencananya yang telah ia susun sematang mungkin telah berhasil, pada akhirnya Sakura berhasil melenyapkan bayi sialan itu dari rahim wanita jalang itu. Dan sekarang tinggal giliran Hinata untuk mengikuti jejak bayi sialannya itu.
Lihat saja malam ini Sakura yakin bahwa ini akan menjadi malam terakhir dimana Hinata mengembuskan nafasnya.
"Tapi.. bukankah ini sedikit mencurigakan?"
Tsunade berseru pelan dengan suara dingin dan datar saat manik coklatnya menatap tepat pada manik emerald itu.
"Shizune dan Ino adalah dua orang yang menjadi kambing hitam dalam penyerangan ini."
Mendengar itu berhasil membuat Sakura menahan nafas untuk sesaat, sebisa mungkin Sakura menahan diri untuk tetap bersikap normal dibawah tatapan dingin yang Tsunade lemparkan untuknya.
Jangan sampai..
"Semua dari mereka adalah orang yang dekat dengan ku dan menjadi muridku."
Tsunade melanjutkan lagi namun matanya tidak pernah lepas dari wajah gadis didepannya yang samar-samar terlihat sedikit kaku.
"Tsunade-sama.. apa maksud–"
"Kau mungkin akan menjadi orang selanjutnya yang akan digunakan."
Sakura merasa tubuhnya menegang, manik emerald-nya sedikit membola dan ia sedikit membuka mulutnya. Entah kenapa mendengar perkataan itu membuat Sakura merasa perasaan tidak nyaman.
Ini terdengar seperti bahwa sebentar lagi ia yang akan menjadi tersangka selanjutnya karena penyerangan yang dilakukan terhadap Hinata.
Tsunade mengetuk-ngetuk jari-jari panjangnya pada meja, wajahnya kembali berubah seperti biasa dan ia menatap wajah kaku Sakura dengan senyum tipis.
"Jangan khawatir, apapun yang terjadi aku akan tetap melindungimu. Lagipula ini masih prediksi ku. Kau tidak mungkin menjadi tersangka." Lanjutnya lagi
Mendengar itu Sakura hanya dapat terdiam ditempat, seharusnya ia tidak perlu khawatir karena perkataan Tsunade sama sekali tidak menunjukkan bahwa wanita tua itu mencurigainya. Karena alih-alih itu perkataan Tsunade lebih tepatnya mengkhawatirkan kondisinya saat wanita itu takut jika Sakura yang mungkin akan menjadi korban kambing hitam selanjutnya.
Seharusnya Sakura tidak perlu mengkhawatirkan hal ini tapi entah kenapa mendengar perkataan itu berhasil membuat Sakura benar-benar merasa tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Nightmare ✔️
Fanfiction"Ayo bercinta Sasuke-kun?!" "Kau gila Hyuga?!" ••• Hinata memutuskan untuk menyerah akan perasaannya terhadap sang pujaan hati membuatnya memutuskan untuk pergi sementara waktu dari desa, namun Hinata tidak menyangka kepergiannya malah membawa petak...