Hello hello all terima kasih ya atas antusiasnya pada kisah ini dan seperti biasa karena target sudah tercapai kini author akan lanjutkan kisah Alan dan pamannya selamat menikmati dan seperti yang sudah sudah cerita ini tidak bertarif ya tapi jikalau memang suka dan mau memberikan semangat lewat apresiasi silahkan ke karyakarsa botythestar ya bagi yang mau saja tapi disini author juga akan menentukan target untuk chapter berikutnya.
bisa ya votenya 25 tapi followersnya genapin 100 oke? oke?
terima kasih and selamat membaca chapter kali ini.
Setelah kejadian malam itu kini perkasa sudah lebih menerima bisikan bisikan yang sebelumnya pernah ia tolak bahkan kini perkasa sampai rela membeli sebuah rumah yang masih ada disekitar rumah Alan sang keponakan karena katanya jika Alan ingin melatih dirinya menjadi seorang budak dan juga anjing bisa lebih leluasa.
"Mbak saya ingin membeli rumah disebelah kamu saya mulai hari ini mau coba untuk memulai hidup saya sendiri," ujar perkasa secara tiba-tiba langsung berpikir ingin memulai kembali kehidupan dengan rumah dari hasil kerja kerasnya sendiri.
"Loh kok mendadak kenapa apa kamu masih marah sama mba karena mba nasehati kamu?" ujar ibunya Alan sempat terdiam dan menahan sang adik untuk melakukan hal itu.
"Enggak kok mba bukan karena hal saya pindah ya karena saya enggak enak tinggal disini tapi buat mba kena cibiran tetangga," ujar Perkasa mencoba memberikan alasan yang logis kepada mbaknya itu.
"Emangnya kamu yakin dengan pindah urusanmu dengan janda itu selesai dan bagaimana dengan kehidupan pernikahan kalian apalagi Cio masih kecil masa kamu mau membiarkan dia tanpa sosok ibunya?" ucap sang mbak masih berusaha untuk meminta adiknya berpikir lagi mengenai keputusannya itu.
"Saya sudah memikirkan hal ini mba untuk masalah janda itu semua sudah diselesaikan secara baik dan untuk Cio dia bebas kok bertemu ibunya tapi untuk rumah tangga sepertinya kami tidak cocok mba selama Cio mendapatkan kasih sayang utuh dari keduanya kenapa harus bersama yang justru akan menjadi tempat tinggal tak nyaman untuk masa kecil Cio," ucap Perkasa tetap teguh pada pendiriannya dan ingin hidup bahagia secara mandiri tanpa bergantung pada mbaknya disana.
"Hm yasudah itu hakmu tapi jangan sampai kamu lupa tanggung jawabmu karena rumah itu sangat kecil hanya cocok untuk ditinggali seorang diri, jadi mba minta untuk setiap malam kamu antar Cio tidur disini biar lebih leluasa!" ucapnya kembali memberikan saran kepada perkasa jika ia tetap ingin tinggal dirumah yang baru dibeli oleh hasil kerja kerasnya.
"Iya mba iya," ujar Perkasa pun segera mengiyakan dan menyetujui apa yang diminta oleh mbaknya karena memang tujuan perkasa pindah bukanlah untuk hal yang disebutnya tadi melainkan agar ia bisa bebas bermain dengan Alan.
Dan benar saja setelah mendapatkan izin dan memberitahu Cio soal ini Alan pun segera memindahkan barangnya kesebelah rumah Alan.
"Ugh akhirnya aku sudah mengikuti saran Alan keponakanku, dan tempat ini akan menjadi tempat pelatihanku menjadi anjingnya Cio," gumam Perkasa dalam lamunannya sambil kembali mengingat kejadian malam itu.
Flashback.
Saat perkasa hendak kembali melanjutkan tidurnya secara tiba-tiba Alan muncul namun karena masih dalam pengaruh Alan jadi dirinya biasa saja.
"Paman bisakah kita bicara?" ujar Alan memberhentikan langkah perkasa yang saat itu hendak masuk kedalam kamar.
"Ada apa Al?" tanya Perkasa sambil menatap balik sang keponakan yang sedang menjadi lawan bicaranya.
secara the point Alan mengutarakan keinginannya dengan alibi pelatihan, "Hm bisakah paman beli rumah kecil itu karena jika kita melakukan pelatihan disini Alan takut ibu tahu dan nanti pelatihan sebagai anjing untuk Cio tidak terlaksana dengan cepat,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Paman Yang Kutundukan (END)
RomanceBantu follow juga account ini dan account karyakarsa yang ada dibio untuk open donasi kisah juga ya ini jika menurut kalian bagus dan kalian menyukainya. Dan ini memang karya milik author bang (@bang-Homo) saya disini hanya berniat untuk melanjutkan...