BAB 2 - Awal

1 0 0
                                    

Melepaskanmu

Bukan mudah bagiku untuk melalui semua ini

Pabila kenangan kita mengusik jiwa dan hati

Kala malam tidurku tak lena mengenangkanmu

Ku cuba pertahankan

Separuh jiwaku hilang ikut terbang bersamamu

Episod cinta hitamku kini berulang kembali

Berulang kembali menguasai diriku ini

Terakhir - Sufian Suhaim

Tuan ingat? Di tahun ke dua perkuliahan. Di bangunan kecil kuning itu. Ada aku bersama dua temanku yang biasanya, dan Tuan bersama Lara katanya, empat pemuda yang di singkat namanya. Di koridor bangunan bagian paling bawah jalanan, bangunan kuning bertingkat dua milik si abah. Koridornya malam itu di isi suara merdu merduan lagu terakhir yang kita semua nyanyikan dengan aku yang mengambil alih sepenuhnya si instrument dengan gitar.

"Kita main TOD aja ga sii?" Sepertinya shali mulai bosan, ia mengajukan ide untuk memainkan permainan yang sedikit riskan sebetulnya. Pertanyaan yang menjebak korban untuk jujur menyatakan yang di pendam, dan tantangan jebakan yang harus dilakukan. Tapi memang permainan ini cukup seru untuk di mainkan pada saat itu, ditemani cemilan cemilan jajanan yang kita beli sore tadi.

"Gas, ni botol nya ni" Salah satu anggota Lara mengambil botol untuk dijadikan mesin pemilih si korban.

Sekarang kami duduk melingkar di ruangan Lara yang agak berantakan, dimaklumkan karna mereka bukan perempuan. Botol mulai di putar. Ujung tutup botol akan menjadi penunjuk siapa yang akan memilih untuk mengungkap kejujuran atau diberi tantangan.

Pertanyaaan demi pertanyaan, tantangan demi tantangan di ajukan bergantian. Dari saling tantang telfon gebetan, pura-pura menyatakan perasaan pada orang yang terlihat sedang dekat, jujur-jujuran menyebutkan nama orang yang menyebalkan di angkatan, dan siapa orang pertama yang menarik mata saat perkulihan.

Botol di putar untuk kesekian kalinya. Kali ini botol mengarah pada bersya, semua yang tidak di pilih botol tertawa puas. "Truth or dear?" serentak kami menyuruh berlin memilih. "Truth dulu aja truth, hehe" pilih bersya, ia cukup takut kalau kalau di beri tantangan aneh aneh.

Kami saling tatap siapa yang akan memberi pertanyaan, di situ Tuan bersemangat mengajukan pertanyaan "Nah ber sok meneh urutin lima orang yang menurut maneh paling ganteng di angkatan." Serentang semua girang cekikikan, pertanyaan jebakan yang nantinya pasti sangat bisa di jadikan bahan ledekan internal. Jujur selera berlin cukup tinggi soal ketampanan. Dia bingung karna rasa rasanya tidak ada yang memenuhi kriterianya.

"Yang menurut maneh paling enak di liat lah minimal" Ternyata dipermudah lagi oleh si Tuan. Berlin mulai mengurutkan dari urutan lima, empat, lalu mulai menemukan nama untuk orang ke tiga, kedua, dan yang nama orang tertampan di angkatan pertama berhasil iya sebutkan. Tidak ada satupun tersebut satu anggota Lara di urutan yang bersya buat.

"Harusnya aing paling pertama ber" kata salah satu anggota Lara

"Nges ah, kecewa aing." sambar anggota Lara lain

Botol sepakat untuk di putar lagi, Ternyata kali ini botol memilih Tuan. "Truth or dear?" tanya kami serentak, tanpa ragu Tuan menjawab "Truth". Kali ini aku yang mengajukan pertanyaan untuk Tuan, pertanyaan yang sama yang di ajukan Tuan sebelumnya pada bersya. "Sekarang lo yang urutin 5 cewe tercantik di angkatan" Dan tak di sangka sangka, Tuan memang sengaja mengajukan pertanyaan itu untuk memancing seseorang menanyakan itu padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABADIKAN TUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang