17

1.3K 97 22
                                    

"aku kesal kamu tak menjemput ku di sekolah,aku lelah di sekolah hampir seharian..lalu aku harus berjalan pulang..aku lelah tau"el mulai berbicara dengan suara serak menjelaskan perasaannya saat ini

arsen mengangguk dan mendengarkan ucapan el

"aku menghubungi nomor mu kamu tidak angkat telfon dari ku,kamu tak baca pesan ku..dan saat aku pulang aku melihat mu di pelukan oleh wanita ku,aku jadi tambah kesal dan cemburu,lalu dia bilang di mantan tunangan mu dan membawa anak kalian aku menjadi sedih" el kembali menitihkan buliran bening dari matanya

arsen mengangguk menghapus buliran bening tersenyum dengan lembut dan menatap tepat di mata el untuk memintanya menjelaskan lebih

"aku pikir kamu hanya menjadikan ku sebagai sampingan dan permainan mu,aku tidak mau kamu memainkan perasaan ku begitu saja aku tidak suka itu.. makanya aku memukul mu.."el terus bercerita lalu menatap arsen

arsen mengangguk dan mengecup singkat bibir el lalu menatap el dengan senyuman lembut..arsen menmulai menarik nafas

"sekarang aku boleh menjelaskan??"arsen bertanya dia tak mau masih ada sesuatu yang el sembunyikan sebelum itu.. namun el mengangguk dengan cepat menunggu penjelasan aesen

"aku tak membalas pesan mu dan panggilan dari mu, itu pertama kan..ponsel ku tertinggal di rumah sejak pagi..aku tak bisa menerima informasi apapun.. ponselku ada di kamar kau boleh cek di laci seperti biasa"

arsen melepaskan tangannya dari pinggang el,el turun dari pangkuan arsen membuka laci dan melihat ponsel arsen dalam keadaan mati total el membawanya dan kembali duduk di pangkuan arsen

arsen tersenyum menatap el yang kembali ke pangkuan nya,arsen menarik pinggang el dan meremasnya pelan

"setelah itu kau bilang tentang wanita tadi..ya benar itu mantan tunangan ku,kami sempat di jodohkan namun aku akhirnya menolak wanita itu karena aku tau bahwa wanita itu hanya menginginkan pangkat dari perusahaan bukan memiliki cinta..aku juga kaget saat aku ingin menjemput mu dia malah datang ke sini..dan membawa anak kecil bilang bahwa ini adalah anak kami,aku tak pernah menyentuhnya sama sekali waktu itu"arsen mencoba menjelaskan selembut mungkin

"mustahil kami memiliki anak kalau aku saja tak pernah dekat dengannya "arsen menarik pinggang el dengan lembut membuat mereka semakin dekat

"aku tidak percaya!" ucapan el membuat arsen tersentak di sana tak tau harus berkata apa lagi

el langsung mendorong arsen dan berdiri di hadapan arsen,el mengerutkan keningnya saat menatap arsen

"om bohong!.. dasar pembohong!!.. orang dewasa selalu berbohong! el gak akan percaya sama omongan om!!" arsen hanya diam di sana sungguh sakit mendengar ucapan el yang begitu tak percaya padanya

"tapi saya gak bohong"arsen tetap berusaha untuk meyakinkan el bahwa dia tak bersalah di sini namun semua ucapan arsen di tolak mentah mentah oleh el

el bahkan menjauh setiap kali arsen ini dekatnya, pertengkaran mereka terus berlanjut bahkan hingga sore hari

el memutuskan untuk pergi kembali ke rumah orang tuanya, padahal arsen sudah menjelaskan secara rinci semua tentang kejadian sebenarnya

tapi arsen seakan berbicara sendiri,el mengabaikan seluruh ucapan arsen,el masih sangat emosi dengan kejadian hari ini hingga akhirnya arsen menarik paksa tangan el dan melempar el ke ranjang

arsen naik di atasnya dan membuka paksa seluruh baju el tak peduli saat el berteriak mengutuknya, bahkan melakukan kekerasan padanya, arsen membuat el harus merelakan tubuhnya untuk di setubuhi oleh arsen

el berusaha lepas dari sana namun karena banyaknya penolakan dari el membuat arsen harus mengunakan sedikit kekerasan padanya

mereka melakukan itu dari sore hingga tengah malam, tubuh el sudah terbaring lemah di ranjang dengan cairan di sekujur tubuhnya, tempat tidur yang tadinya rapih sudah sangat berantakan

tubuh el kini bukan memiliki tanda merah saja namun, terlihat tanda kebiruan di lengan,pinggang dan beberapa tempat lainnya el bisa merasakan lelah yang luar biasa

el merasa tulang di tubuhnya seperti sudah remuk,nyeri luar biasa di bagian hole nya dan pegal di tempat yang memiliki tanda kebiruan

el mengatur nafasnya di sana karena lelah, tubuh el sangat berkeringat.. arsen sekarang menggunakan jubah hitam menutupi tubuhnya dan menatap el

"sudah ku bilang aku tak akan kasar jika kau tak memberontak"

arsen mengelus rambut el dengan lembut namun segera di tepis oleh el,el membelakangi arsen dan memejamkan matanya,el masih kesal dengan kejadian hari ini..

arsen menghela nafas dan menarik selimut menutupi tubuh el, sedangkan el hanya diam dan terus menutup mata tak memperdulikan perilaku arsen..

tapi tiba tiba terdengar suara tangisan balita dari luar kamar,ya itu adalah balita yang di bilang anak arsen dan mantan tunangannya.. arsen menoleh ke pintu dan kembali menatap el

"aku mau lihat anak itu dulu kau tidur lah.."arsen mengecup pipi el dan pergi ke luar kamar untuk mengcek keadaan

jujur saja el merasa sakit saat arsen pergi untuk menemui anak itu namun semua pikiran itu tergantikan oleh rasa mual,el berusaha dengan sisa tenaganya untuk duduk..ia ingin memanggil arsen namun egonya terlalu tinggi untuk melakukan semua itu

el memilih untuk berdiri meskipun tubuhnya sangat lelah ia menahan semuanya,el meringis kesakitan di sana hingga akhirnya el berdiri mencoba berjalan perlahan untuk ke kamar mandi yang ada di kamar

saat sampai di sana el berjongkok di depan toilet,ia seperti ingin memuntahkan seluruh isi perutnya saat ini..tapi tak ada yang keluar sedikit pun,el terisak di dalam kamar mandi bersandar pada bathtub di sampingnya,ia sangat lemah saat ini

*

*

*

sementara di sisi arsen dia melihat anak kecil yang di bilang anaknya.. arsen melihat anak itu menangis di ruang tamu,para maid berusaha menenangkan namun balita laki laki tersebut terus menangis

arsen akhirnya mendekat ke arah balita itu dan berjongkok di hadapan balita tersebut

"hai,jagoan siapa namamu?"arsen terlihat lembut pada sang balita arsen mengelus rambut sang balita dengan lembut

"kaivan religio..."balita itu menjawab ucapan arsen dan menatap arsen,air mata terus mengalir di pipi sang balita.. arsen menggendong balita itu dan tersenyum ramah

"kaivan religio yaa..kalau begitu salam kenal saya arsen axvera elio devantara..kamu boleh panggil saya arsen"

balita itu tenang sesaat dan mengangguk kecil dan menghapus air matanya kasar bibir mungil sang balita kembali terbuka mengeluarkan suara kecil dan serak akibat tangisan

"paman boleh panggil aku kai.."senyuman arsen tak kunjung luntur,dia mengangguk dan mengelus rambut sang balita dengan lembut

meskipun arsen tak percaya bahwa itu bukan anaknya dan mantan tunangannya tapi dia tetap bersikap baik pada balita itu,dia harus mencari tau informasi lebih dalam dan tak melakukan sesuatu dengan gegabah






































halo guyss.. author up lagi nihh, maaf karena sering naik turun dan ceritanya makin gak jelas, author cuma nulis apa yang ada di kepala author ajah..^^

my sweet kittenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang