1 - Bien

32 4 0
                                        

"Ouh.. yang benar saja kau, Jongdae." desis seorang pria dibalik baju serba hitamnya.

Pria yang disebut namanya itu pun mendelik tajam, "Yak! kau tidak tahu perjuanganku seperti apa untuk mendapatkan nomer telponnya ini." seru Jongdae sambil mengibaskan sebuah kertas putih berisi nomor telepon seseorang.

"Ya bagaimana aku tahu, kalau kau saja pergi sendirian dan meninggalkanku di rumah."

Jongdae memutar bola matanya malas, "Makanya kalau mandi tuh jangan kelamaan, tuan Lay yang terhormat."

"Aish jinjja!"

Klik

Suara pintu terbuka. Mengalihkan perhatian Jongdae dari Lay. Jongdae melihat temannya yang baru saja keluar dari persembunyiannya, maksudnya kamar. Pria itu duduk di sebelah Lay yang sedang melihat-lihat snack yang dibawa Jongdae.

Tidak memperdulikan tatapan temannya, pria itu berjalan menuju sofa, "Kau habis dari mana, Jongdae?" ucapnya sambil mendudukan dirinya di sofa.

Pria itu baru melihat Jongdae sepenuhnya lalu mengerutkan alis setelah melihat penampilan Jongdae yang baru saja datang dari luar, "Kau tidak habis bertempur di sawah kan?"

Lay menolehkan kepalanya ke samping, "Sepertinya dia habis bermain tanah dengan gadis yang baru saja dikunjunginya." ujar Lay sambil menahan tawa. Pria di sampingnya pun hanya terkekeh.

"Yak! Kalian berdua sangat.. ouh jinjja! Yang benar saja!" sungut Jongdae kesal.

"Lalu kau kenapa bisa sampai babak belur dan penuh tanah ini, Jongdae~ah?" tanya Lay.

Jongdae menghela napas kasar, "Aku bertemu dengan goblin lain di perjalanan setelah berkunjung dari rumah Seulgi."

Lay mengerutkan dahinya, "Lalu?"

"Lalu aku mampir sebentar untuk ke supermarket, setelah keluar dari sana. Goblin tadi masih ada di depan supermarket, seperti menungguku?" lanjut Jongdae.

"Ge'er sekali kau, Jongdae! Ngapain juga dia menunggumu?" ucap Lay menahan tawa.

Jongdae mendelik, "Awalnya pun ku pikir begitu, tapi dia terus menatapku ya sudah, ku sapa saja kan, dia pun menyapaku balik."

"Pendekatan yang bagus." ujar Lay.

Pria yang sedang duduk di sofa samping Lay pun menahan tawanya, "Sepertinya dia menyukaimu, Jongdae~ah."

"Mwo?!" Jongdae memejamkan matanya menahan emosi yang ingin naik, "Bisakah kalian diam dulu wahai tuan-tuan?"

Lay terkekeh, "Baik-baik.. Setelah itu kalian ngapain?"

Jongdae mendengus, "Setelahnya aku hendak pergi tapi dia menahanku. Yah.. ku kira hanya akan menanyakan suatu hal, tapi.." Jongdae menjeda ucapannya. Melihat raut penasaran dua teman sebangsanya itu. Terlebih pria yang sedang duduk di samping Lay.

"Apa? Dia melakukan apa?"

"Dia tiba-tiba saja memulai perkelahian denganku dan sangat curang, masa dia melemparkanku sebuah tanah basah yang ada di jalan." ujarnya penuh kesal. "Aku tidak akan melupakannya. Kalau dia bertatap muka dengan ku lagi, akan ku pastikan wajahnya penuh tanah!" sungut Jongdae.

Dua pria yang mendengar cerita Jongdae itu pun hanya bisa menertawakan temannya yang bernasib kurang beruntung hari ini.

Jongdae yang menatap dua temannya tertawa pun merasa lega. Karena, sebenarnya ia takut menceritakan ini dan berakhir dengan perkelahian yang tidak akan ada habisnya. Tapi ia juga merasa janggal dengan insiden yang ia alami. Seorang goblin perempuan dan sudah jelas pasti dia kelompok mage yang nakal itu menyerangnya tiba-tiba. Sangat janggal bukan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOBLIN : BetrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang