BAB.3O MGT 🍃

72 1 0
                                    

Di malam yang gelap dengan di penuhi ribuan bintang bintang yang indah dengan rembulan menerangi alam sekitar bumi.

Termasuk rizkia dia sedang termenung di atas balkon rumahnya sendirian jika dirinya sedang donw ataupun bersedih.

Setelah gus zaidan meminta maaf rizkia hanya berdiam sendirian di kamarnya dan termenung di atas balkonnya melihat bintang bintang yang mengkilat memancarkan keindahan mereka.

Teringin rasanya ia mengambil salah satu bintang itu dan menyimpan nya di rumah namun itu hanya hayalan saja bintang terlalu tinggi untuk ia gapai,Begitu gus zaidan dia terlalu masyaallah untuk dia yang astagfirulloh dia hanya cocok seseorang yang sama seperti dia contohnya ning fatimah.

"Ifa,"Panggil seseorang dari belakang,tak lain dan tak bukan itulah gus zaidan suami sahnya rizkia.

Rizkia tak menoleh ke belakang ia tetap pokus menatap bintang bintang yang bersinar dan menghitungnya satu persatu.

Gus zaidan tersenyum lalu ia tahu apa yang harus dia lakukan untuk membujuk rizkia.

Seperti yang selalu dia lalukan dia memeluk rizkia dengan pelukan hangatnya,"Rizkia asy syifa"Bisik gus zaidan.

"Kamu masih marah sama saya?"Tanyanya lagi.

Lagi dan lagi rizkia menghembuskan nafasnya kasar,"Aku tidak marah kok gus"Jawabnya lembut.

Gus zaidan mendekatkan badannya dengan badan rizkia hingga kedua mata mereka bersitatap dalam ikatan asmara.

Gugup,sungguh rizkia sangat gugup baru kali ia di tatap begitu dekat oleh suaminya itu dan tanpa di sadari gus zaidan mengecupnya dengan lembut.

_Cup_

"Beneran kamu tidak marah?Setelah aku menuduhmu"Tanya nya.

"Ngga gus aku tidak marah,aku hanya kecewa saja"Jawa rizkia, dengan nada lembut.

Gus zaidan hanya ber oh ria saja sudah pasti rizkia akan menjawabnya begitu ia pun semakin mendekatkan dirinya lagi hanya berjarak dua centi saja.

Rizkia mengerutkan kening dia malu sekaligus bingung dengan perlakuan gus zaidan sangat manis,apa dia ini sedang membujuknya?.

"Aku lapar rizkia"Celetuk gus zaidan.

Wajah yang tadinya merah merona menahan malu karena salting kini menjadi merah membara di kedua pipi putih.

Kiranya dia gus zaidan akan berbuat romantis seromantis seperti romeo dan julitet eh ternyata dia malah minta makan.

Gimana sih ini gus udah salting loh malam di patahin lagi benar benar tak se eksfektasi dengan pikirannya.

"Gus ih jangan bercanda deh ngga lucu"Dumel rizkia dengan bibir di monyongkan kedepan.

"Itu bibir di kedepanin,gemes banget sih kamu"Godanya,"Siapa juga yang bercanda aku lapar ifa kamu belum masak kan tadi"Lanjutnya,dia memang tidak lapar malam ini tapi dia ingin bersama dan berdamai dengan istrinya dan ini satu satunya cara buat merayunya dan tersenyum kembali.

Rizkia menepuk keningnya,Lupa benar benar lupa ia tidak masak buat gus zaidan walaupun suaminya juga bisa masak tapi seengganya dia harus menjadi kodrat seorang istri sebagai semestinya.

"Ya allah maaf gus aku lupa masak"Lirih dia.

Dia pun berlari turun ke bawah menuju ke dapur untuk segera masak karena mungkin suaminya itu sangat lapar sekali karna dari tadi dia belum makan.

Gus zaidan pun mengekori rizkia dan duduk di meja makan menatap rizkia seperti seorang anak menunggu ibunya menyiapkan makan untuk dirinya.

"Gus,malam ini mau makan apa?"Tanya rizkia.

"Makan kamu."

"Hah?"Sontak rizkia,"Gus jangan bercanda deh cepet mau makan apa"Kesal dia.

"Mau makan kamu,"Ujarnya lagi ngelantur.

"Gus ihh"Geram rizkia"Yang bener dong,ya udah aku ngga akan masakin gus"Rizkia merajuk meleos ke arah kamarnya namun tangannya di tarik oleh gus zaidan hingga ia terduduk di pangkuannya.

Cup

Lagi lagi gus zaidan mengecup rizkia dengan lembut dan secara tiba tiba dan dadakan seperti tahu bulat,bukan keningnya lagi kini gus zaidan mengecup bibirnya rizkia yang rasanya jeruk,Manis ?karena dia memakai life tine rasa jeruk.

Rizkia menatap tajam mata gus zaidan bukannya salting dia malah semakin geram padanya dia tidak mau lagi terhanyut dalam kesaltingan dirinya sampai harus kecewa di akhirnya.

Di semakin menajamkan tatapannya,"Guss udah deh mau makan apa?kalau ngga mau ya udah aku mau ke kamar ajak"Dumel rizkia.

Gus zaidan tersenyum,"Apa aja yang enak,kamu juga boleh saya makan"godanya lagi.

Plakk

Rizkia menggeplak tangan gus zaidan karena menggodanya melulu tau lagi marah padanya ini malah menggodanya gimana sih ini.

"Awas aja kamu kalau makan aku"Ancam dia.

Dia pun melepaskan diri dari pangkuan gus zaidan dan berlari ke dapur,mau ngapain? Ya masaklah apa lagi perut suaminya sudah keroncongan masa suaminya menelantarkannya begitu saja.

Dengan telaten rizkia menyiapkan hidangan untuk gus zaidan dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang dan tak lupa rasa asin gurih dan manis bersatu menjadi satu tujuan.

ya kalau ngga ada mecin garam sama gula pasti ngga ada rasaan bambang malah hambar nantinya walau pake rasa cinta dan kasih sayang hanya bisa di dalam hati saja eaaa.

"Yang enak ya sayang masaknya,kalau ngga enak aku akan makan kamu"Seru gus zaidan.

"Iyaa aku akan kasih garam 5 sendok. "JawabNya dia,sambil mengaduk masakan yang ada di atas kompor.

"Oke malam ini aku akan makan kamu yah,"Serunya lagi.

"Diem ngga,kalau ngga spatula ini melayang!"Ucap rizkia,dia paling tidak suka kalau dirinya sedang memasak ada yang ngeganggunya.

"Oke yang"Ujar gus zaidan mengangguk, seperti anak kucing yang di marahin emaknya.

Beberapa menit menunggu akhirnya makanan yang di harapkan nya pun datang juga.

Hidangan yang di sajikan dengan perasaan dan cinta pun itu datang.

Rizkia tidak pernah sedikit pun menyimpan rasa amarah pada suaminya itu apalagi demdan,dia juga di sini yang salah karena tidak bisa menenangkan hati gus zaidan pas lagi marah saat itu.

Begitu pun gus zaidan dia sangat menyesal karena keegoisannya dia sampai istrinya pergi meninggalkannya walau hanya sebentar ia tetap sangat bersalah.

Di dalam hati keduanya mempunyai rasa bersalah masing masing namun rasa maaf mereka tidak mengungkapkan langsung dengan kata kata tapi dengan perilaku yang saling melupakan hal yang terjadi atas kesalahan diri mereka sendiri.

Dengan sembriangah gus zaidan menatap rizkia sedang membawa dua piring untuk makan dia.

Bukan makanan yang di tunggu tunggu tapi orang yang memasak makanan itu yang ia harapkan,dia sangat rindu pada istri manjanya itu walau pun kadang kadang nyebelin dia sangat sayang padanya.

"Kenapa ngeliatin?"Tanya rizkia, melihat dari tadi gus zaidan menatapnya terus.

"Kamu cantik ifa,"Jawabnya.

Rizkia hanya ber oh ria,"Udah itu makan makanan nya udah cape cape buat masa ngga di makan"Omel rizkia,sambil masih menyantap makanannya.

Gus zaidan pun mulai menyuapi mulutnya dengan tangannya dia sendiri.

Enak?Sangat enak masakan rizkia.

"Ifa makanannya ngga enak,"Ujarnya berbohong.

"Ya udah jangan di makan kalau ngga enak."Jawab rizkia acuh,sebenernya dia pengen marah karena sudah cape cape masak ngga di hargain sama sekali oleh dia.

"Karena aku belum kenyang aku makan kamu yah malam ini,"Ucapnya lagi.

Rizkia langsung melototkan matanya dan menatap tajam pada gus zaidan.

"Awas aja kamu gus berbuat!!"Ancam nya.

MELALUI GARIS TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang