55

2.6K 275 6
                                    

⚠️ HANYA FIKSI ⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!






Malam pun tiba, Cio sejak tadi sudah berada di kamarnya. Sementara Shani masih menemani Chika dan Christy tidur. Dia sudah menyiapkan kata-kata yang akan dia utarakan pada Shani, sebisa mungkin dia harus menahan emosinya yang pasti nanti akan muncul tiba-tiba ketika apa yang menjadi alasannya tidak diterima oleh Shani. Walau bagaimanapun, Cio tidak ingin sampai kebablasan karena tidak bisa mengontrol emosinya, dan mencegah terjadinya hal yang lebih buruk.

Cio tengah duduk di sofa dekat tempat tidurnya. Dia teringat akan hasil tes kesehatan Chika beberapa hari lalu yang dia simpan di dalam brankasnya. Cio perlahan membuka benda itu dengan memijit beberapa tombol yang menjadi kunci benda tersebut. Setelah terbuka, Cio melihat map itu seperti bom waktu yang sebentar lagi akan meledak, entah apa yang akan terjadi diapun cemas akan hal tersebut.

Cio membawa map itu kembali duduk di sofa.
CEKLEK suara itu membuat Cio terkejut, dia melihat Shani memasuki kamarnya. Malam ini Christy tidur bersama Chika, karena mereka tidak mungkin berdebat didepan Christy. Cio melirik Shani, wajahnya sungguh tidak enak untuk dipandang. Sejak tadi tidak ada garis senyum terlukis di wajahnya.
Shani duduk di ujung kasur, dia bersiap akan tidur. Cio mengerutkan keningnya, apakah istrinya itu lupa akan apa yang dia katakan tadi. Cio memberanikan diri untuk memanggil Shani.

"Bun."
Tapi Shani malah merebahkan tubuhnya. Cio perlahan mendekat pada Shani dan duduk diujung kasur samping Shani yang masih terdapat sedikit space untuk dia duduk.

"Ayah mau bilang semuanya sekarang, gak akan ada hal yang ayah tutupi lagi dari bunda. Tapi ayah mohon kamu harus bisa mengontrol emosi kamu." Ucap Cio, perlahan Shani bangun dia menatap dalam Cio matanya penuh tanya, rasa amarah, kecewa menjadi satu dalam tatapan itu.

"Apa yang kamu sembunyikan dari aku?" Cio menutup matanya sekilas, dan menarik nafas dalam-dalam. Cio kemudian mengambil map yang ada diatas meja, tangannya bergetar.

"Ini." Ucap Cio sambil menyerahkan map berwarna putih itu pada Shani.

"Apa ini?" Tanya Shani.
Perlahan dia membukanya, dan membaca dengan seksama.

"Apa maksudnya ini?" Tanya Shani.

"Kamu udah baca kan."

"CIO APA INI????" Tunjuknya pada kertas yang ada ditangannya.

"Tolong dengerin dulu penjelasan ayah Bun." Ucap Cio

"KAMU SEMBUNYIKAN MASALAH SEBESAR INI DARI AKU????" Shani tersenyum smirk pada Cio.

"KAMU UDAH GAK ANGGAP AKU HAH? AKU INI IBUNYA AKU BERHAK TAU APA YANG TERJADI SAMA ANAK AKU. KAMI GAK BERHAK TUTUPI INI SEMUA DARI AKU. RASA CURIGA AKU SELAMA INI TERNYATA BENAR, CHIKA GAK BAIK-BAIK AJA." Bentak Shani, matanya semakin memerah dan membulat penuh.

"Tolong dengerin ayah dulu Bun."
Shani bangkit dari duduknya.

"APA??? APA YANG HARUS AKU DENGAR LAGI DARI KAMU? hiksss."

"Aku ibunya... hikss." lirih Shani, suaranya semakin bergetar

"KAMU TEGA BIARIN DIA KESAKITAN TANPA AKU DISAMPINGNYA??? AKU IBUNYA!!! APA AKU GAK BERHAK TAU KEADAAN DIA???" Cio hanya terdiam, membiarkan Shani melupakan emosinya.

"JAWAABBB!!!" Teriak Shani.

"Ini yang aku takutkan kamu gak akan pernah bisa mengendalikan emosi kamu Bun."

"INI SEMUA KARENA KAMU NUTUPIN MASALAH CHIKA DARI AKU CIO!!! KALAU KAMU KATAKAN INI DARI AWAL AKU MUNGKIN GAK AKAN KAYA GINI hikksss." Shani menjatuhkan tubuhnya disofa dan menangis sejadi-jadinya. Cio berusaha mendekat pada Shani dan memeluknya.

Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang