Apa artinya pulang jika tak pernah memiliki ruang untuk bersama. Mereka yang terbiasa diabaikan tak tahu caranya memberi sebuah perhatian. Begitu juga dengan sebuah kehampaan karena selama ini merasa selalu di buang dan diasingkan. Cara semesta memp...
"Terkadang semesta selalu punya cara untuk membawa kita pada sebuah akhir yang bahagia, seperti dengan kebetulan yang pada akhirnya adalah takdir yang telah dipasangkan."
Hatinya diliputi rasa bahagia meskipun ada amarah yang terkandung di dalamnya. Namun amarah itu tak melunturkan rasa yang membuncah di dalam dada. Seakan ini semuanya mimpi baginya. Sebuah keluarga. Lama sekali rasanya Praba tak pernah benar-benar merasakan sebuah kehangatan pada kata keluarga. Memang ada Mas Surya, namun tetap saja itu tak akan bisa menggantikan peran dari sebuah keluarga pada umumnya. Rasanya dulu sangat jauh dari bayangan akan memiliki sebuah keluarga di dalam hidupnya. Bahkan mungkin dirinya dahulu memikirkan akan melajang sepanjang hidupnya.
Namun semua angan itu terpatahkan ketika bertemu dengan Kala. Entah mengapa rasanya Praba tak ingin kehilangannya. Jika ditanya bagaimana perasaannya terhadap Kala, mungkin dirinya akan sulit menjabarkannya. Dirinya hanya tak ingin ada orang yang melukai Kala dalam bentuk apapun dan hanya ingin membuat sang istri senantiasa bahagia. Entah mantra apa yang menyihirnya hingga tak bisa berpaling dari seorang Kala.
Sayup-sayup suara di ruangan ini terdengar, pandangannya yang kabur dan pening di kepalanya membuat Kala mengerang sedikit. Melihat itu Praba panik dan langsung memanggil suster yang bertugas. Untung saja itu hanya efek dari pingsannya bukan masalah yang besar. Hanya saja Praba masih tetap khawatir pada kondisi sang istri. Ingat calon ayah baru ini memang tingkahnya kadang-kadang bikin orang pingin getok kepalanya aja.
"Kamu masih pusing? Mau minum?" tanya Praba.
"Minum..."
Praba pun dengan sigap membantu Kala untuk minum. Setelah selesai Kala kembali berbaring lagi. Di sini Praba benar-benar berperan sebagai suami siaga yang siap membantu sang istri. Kala menyadari ada yang berbeda dari tatapan sang suami. Entah itu hanya perasaannya saja atau memang ada hal yang membuat sang suami seperti itu.
"Mas kenapa lihatin aku sampe kayak gitu?"
"Saya cuma mau bilang terima kasih sama kamu," ucapnya sambil menggenggam tangan sang istri.
"Memang saya melakukan apa sampai mas harus berterima kasih ke saya?" Kala nampak kebingungan dengan situasi ini.
"Saya bingung harus jelasin dari mana dulu."
"Jangan buat saya makin penasaran Mas," ucap Kala sambil mencebik kesal.
"Kita akan punya anggota keluarga baru," senyum kecil terbit di wajah Praba.
"Mas bilang apa barusan?" tanya Kala kebingungan.
"Kita akan memiliki anggota baru," tangan Praba langsung mengelus perut Kala.
Paham dengan apa yang suaminya maksud barusan. Hatinya menghangat seketika. Kini ada kehidupan lain di tubuhnya. Astaga perasaan bahagia kini membuncah di hatinya. Bagaimana selama ini tak menyadari ada kehadiran buah hatinya. Tanpa sadar Kala pun mengelus perutnya pelan. Melihat itu membuat hati Praba ikut menghangat. Begini rasanya ketika mendapatkan kabar jika mereka akan menjadi orang tua, perasaan senang begitu ketara tanpa bisa ditutupi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.