•Happy reading•
"kak Krow, katanya besok kelas Souta bakal ada murid pindahan dari luar negeri"
Lelaki dengan tubuh ramping itu berjalan mendekati seseorang yang dia panggil kakak tersebut. Memeluknya dari belakang saat Krow sedang memasak makan malam untuk mereka berdua. Lelaki yang memiliki status saudara tiri itu tersenyum manis saat merasakan tubuhnya di peluk erat oleh adiknya.
"Lalu apa rencanamu?"
Souta berfikir sebentar memikirkan rencana apa yang akan dia lakukan jika nanti bertemu dengan murid baru itu. "Souta nanti minta ajarin bahasa Inggris sama dia"
Terdengar suara tawa setelah Souta menjawab pertanyaan dari Krow. Bukan tawa senang melainkan tawa mengejek dari kakak Souta. "Bener juga, nanti kalau udah mahir bahasa Inggris kak Krow titipin kamu aja ke dia biar kamu mandiri" dia yang di maksud kakak krow adalah murid pindahan itu.
Mendengar itu Souta menatap jengkel kakaknya, tapi setelah itu dia tersenyum nakal dan berkata. "Dih Souta kan emang udah mandi sendiri. Tapi kalau murid baru itu cantik, Souta gak masalah. Souta malah suka" Souta tertawa kecil lalu duduk di meja makan, menunggu makanannya di sajikan ke piring.
"Emang dia cewek?" Pertanyaan itu langsung di jawab dengan gelengan kepala oleh Souta. Krow terkekeh melihat wajah polos adiknya yang memikirkan ucapannya sebelumnya. "Udah ga usah dipikirin, nih ayo makan"
.
.
.Keesokan harinya seperti hari-hari biasanya Souta selalu datang lima menit sebelum bel berbunyi. Anehnya Souta tidak pernah terlambat. Dia duduk di bangku paling belakang dekat jendela dengan AC yang pas berada di belakangnya. Souta tersenyum lega saat sudah sampai di sekolah, dia juga mengelap keringatnya yang berada di belakang lehernya. "Panas banget hari ini" ucapnya sambil mengibas tangannya ke arah wajahnya yang memerah.
Siswa bernama Garin adalah teman sebangku Souta, dirinya kembali dari kantin duduk di samping Souta setelah mendengar bunyi bel berdering.
Souta menatap sebentar garin sebelum dia mengusir Garin. "Garin, lu bisa pindah duduk sama yang lain ga. Gue pengen sendiri" ucap Souta yang sebenernya sengaja menginginkan tempat kosong disebelah untuk murid baru yang akan datang sebentar lagi.
Garin menatap Souta tidak suka, Garin yang hendak angkat bicara terdiam sebentar saat menatap wajah merah merona Souta dengan keringat yang turun di lehernya membuat bau khas miliknya keluar, atau bisa disebut membuat Souta menjadi sangat seksi. Namun berbeda dengan pandangan Garin, dia malah menatapnya jijik dan memberikannya selembar tisu.
"Gak, gue suka tempat ini" jawab Garin malas lalu kembali menidurkan kepalanya di atas bantal kodok yang dia selalu bawa. Souta menatap kesal Garin lalu membiarkannya begitu saja.
Pintu kelas yang awalnya tertutup rapat itu terbuka menampakkan seorang wanita dengan sepatu kulit hak 5cm andalannya berjalan menghampiri kursi yang berada di samping papan tulis dan mendudukinya. Menatap murid-murid dengan tajam dan sinis.
Semua anak-anak murid terdiam, begitu pula dengan Souta yang menunggu keberadaan murid baru itu muncul. Souta yang hendak berdiri untuk bertanya, ibu guru itu sudah siap langsung menjawab pertanyaan dari Souta.
"Murid barunya bukan di kelas kita, dia di kelas sebelah kalian 11MIPA2"
Souta menaruh pantatnya kembali dengan wajah kesal. Dirinya seperti di permainkan oleh wali kelasnya. Bagaimana tidak? Karena walasnya lah yang mengatakan jika akan ada murid baru pindahan dari luar negeri sebelumnya.
"Sial gue dipermainkan" gumam Souta yang bisa didengar oleh Garin. Garin hanya menatapnya malas dan berkata "yaelah makanya jangan terlalu berharap"
"Siapa juga yang berharap"
KAMU SEDANG MEMBACA
BARRIER TO LOVE
RomanceSouta Izumi adalah remaja berusia 17 tahun yang lahir dari keluarga berada. Dia tinggal bersama kakak tirinya, Krow Thornes, seorang guru taman kanak-kanak dan pengasuh bayi. Namun, Souta tidak selalu senang dengan kehidupan sehari-hari. Gingitsune...