SEMBILAN BELAS

432 67 9
                                    

Justin kembali ke rumah setelah Ivar menjemputnya dan mengambil kembali mobil miliknya yang dibawa kabur oleh Justin. Ivar menemukan lelaki itu duduk di sisi kanal sambil meminum beer dan menyisakan beberapa kaleng yang sudah kosong. Wajahnya memerah dengan ekspresi frustasi yang tak coba untuk sembunyikan.

Kedua orang tuanya dan Dani sudah menunggu Justin kembali ke rumah. Sebuah tamparan menyambutnya ketika lelaki itu memasuki ruang tamu.

"Menyenangkan ya bermain-main dengan nama baik keluargamu?" Teriak Ibunya penuh amarah.

Tidak berniat menjawab, Justin hanya diam. Dia menunggu serangan selanjutnya.

"Bisa-bisanya kau membatalkan pertunangan didepan tamu undangan. Kau menendang Michele dan keluarga Dresler begitu saja. Apa maumu? Siapa wanita yang membuatmu melakukan hal gila ini Justin? Kau bilang kau punya anak bagaimana bisa?" Ibu Justin terengah setelah menumpahkan semua amarahnya.

Justin duduk, menyandarkan kepalanya pada sofa, lalu memejamkan matanya.

"Aku bertemu Laras lima tahun yang lalu di pesta pernikahan Nathan Tjoe A On. Aku menyukainya dan mencoba mendekatinya. Karena aku tidak tahu bagaimana cara berkenalan yang benar aku membuat onar dalam keadaan setengah mabuk dan membuat Laras dipecat dari pekerjaannya. Setelah dipecat dari pekerjaannya, Laras menghilang. Aku sempat mencarinya namun tidak ditemukan.

Tidak lama dari hari ulang tahun ke dua puluh satu ku, aku dan anggota timnas pergi ke salah satu club malam di Jakarta, dan aku bertemu lagi dengannya. Dia mengenakan lingerie, meminta pertolongan padaku karena lelaki yang membookingnya melakukan kekerasan pada Laras.

Lalu aku menolongnya. Menawarinya pekerjaan agar dia tidak lagi bekerja di club." Justin menghela nafas lalu tersenyum pahit.

"Aku tidak ingin dan tidak rela dia bekerja seperti itu. Apalagi hal tersebut terjadi karena dia kehilangan pekerjaan akibat ulahku.

Kalian tahu, setelah satu setengah tahun tidak bertemu perasaanku masih sama. Aku masih jatuh cinta pada Laras.

Sampai akhirnya dia bekerja dan ikut ke Osaka bersamaku. Sudah, semudah itu kami saling jatuh cinta dan saling mencintai sampai Mom dan Dad menemuinya. Dia pergi meninggalkanku dengan hasil tes kehamilan dan foto usg janinnya."

Justin membuka matanya yang basah lalu menegakkan duduknya. "Kalian memisahkanku dengan anakku." Bulir air mata Justin menetes.

"Seperti kalian yang saling mencintai dan mencintaiku serta Dani dalam sebuah keluarga. Apakah aku tidak berhak memiliki Laras dan anakku? Aku juga ingin memiliki keluarga seperti kita menjadi sebuah keluarga.

Bukan dengan Michele, tapi dengan Laras dan anakku." Menangis tergugu Justin meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya, kembali menghabiskan malam dengan rasa nelangsanya.

--

Dortmund, German.

Laras menutup pintu kamar perlahan setelah memastikan anak lelakinya tertidur lelap. Gadis itu kemudian membuka laptopnya untuk mengerjakan beberapa perkerjaan. Ya, gadis itu kini tinggal di Jerman setelah dia menerima tawaran Juli tiga tahun yang lalu. Ternyata sesampainya di Jerman, pekerjaan baru justru Laras terima.  Laras kembali dipercaya untuk mengelola sosial media dari yayasan swasta  milik Juli Schunemanz.

Penghasilannya cukup untuk menyewa flat sederhana di sekitar pusat kota Dortmund, bertahan hidup dan menyekolahkan anaknya disebuah klub balita tidak jauh dari rumah mereka. Hidup Laras menjadi lebih baik, tapi tidak dengan hatinya.

Pergi jauh berniat melupakan Justin, gadis nyaris melupakan kenyataan bahwa ternyata anak yang dia lahirkan sembilan puluh sembilan persen mirip Justin, hanya kulitnya saja yang sedikit lebih gelap karena perpaduan kulit Laras dan Justin.

Mengecek media sosialnya, tangan Laras berhenti ketika sebuah berita mengacaukan konsentrasinya.

Dortmund akan meminang Justin Hubner yang berstatus free transfer dari Cerezo Osaka.

Mereka akan berada di kota yang sama.
Laras menghela nafas, tidak apa-apa Laras, Dortmund sangat luas, tidak mungkin kalian akan bertemu.

Kecuali, garis tangan kalian memang memiliki ujung yang sama.

Justin Hubner - The Girl at The BarWhere stories live. Discover now