Happy reading guys...
*
*
*
*" Cinta itu bukan di paksakan, tapi dirasakan. "
* Ilona *
Di tengah gelapnya malam, Ilona berjalan di trotoar jalan sambil menenteng satu plastik buah yang baru saja dia beli di toko. Sambil berjalan, Ilona terus tersenyum sambil menyentuh perut buncitnya yang sebentar lagi akan berusia 5 bulan. Entah kenapa hari ini mood Ilona sangat baik dan ingin berjalan-jalan dahulu sebelum kembali ke kosan.
Sampai di pinggir taman, Ilona duduk di atas bangku panjang untuk istirahat dan menghela nafas panjang. Lelah. Seluruh badan Ilona terasa sakit sekali selama masa kehamilannya. Tapi apa boleh buat? Dia juga tidak bisa menyangkalnya.
" Ahh, kok aku lapar lagi,ya? " Gumam Ilona lalu dia menunduk sambil tersenyum lebar. " Ini mama yang lapar apa kamu,sih? Hm? "
Tiba-tiba saja, Ilona tertegun sejenak begitu merasakan gerakan pada janin yang ada dalam perutnya. Ilona tertawa kecil, dia bahagia anaknya bisa mendengar dan merespon nya seperti ini. Tanpa sadar karena terlalu bahagia, air mata Ilona turun membasahi pipinya. Ilona menggigit bibir bawahnya kuat-kuat lalu mendongak untuk menahan air mata yang terus keluar. Hah, hidup dalam kesendirian seperti ini benar-benar menyakitkan dan melelahkan.
Ilona bukannya membenci kehamilan, ia hanya merasa bodoh dengan segalanya yang telah dia lakukan. Andai saja malam itu Ilona sadar apa yang ia lakukan, anak ini tidak seharusnya hadir dalam kondisi seperti ini. Bagaimana jika dia lahir nanti? Siapa orang yang akan dia panggil dengan sebutan papa?
" Kamu pasti kesepian,kan? Maafin mama, ya? Maaf karena udah buat dunia kamu gak seindah anak-anak yang lain. "
Senyum manis Ilona mulai terbit lagi setelah beberapa menit menangis. Saat ia mengangkat kepalanya, manik mata Ilona tidak sengaja menatap Leo yang sedang memapah seorang wanita berpakaian minim yang tampak sedang mabuk. Ilona sontak bangkit dari duduknya lalu berjalan kehadapan mereka dengan perasaan campur aduk.
" Leo! Kita mau kemana,sih? " Gumam wanita itu.
" Gue anterin lo pulang. Ayo, pelan. "
" Ihh, Leo. Lo... ganteng banget. Hehe."
" Lo juga cantik. " Leo mengecup bibir wanita itu sekilas dan sama-sama tertawa bahagia.
" Leo? "Langkah kaki kedua insan itu terhenti begitu melihat kehadiran seorang wanita cantik di depan mereka yang datang entah dari mana. Leo terkejut dalam hati dengan beberapa pertanyaan memenuhi benaknya. Dari mana dia datang?
" Lo siapa? Minggir gue mau jalan!! " Gerutu wanita itu.
" Cih, jadi ini kerjaan lo selama ini? Berfoya-foya gak jelas terus godain semua cewek dan berujung kayak gue,iya? " Mata Ilona terlihat sinis menatap Leo yang mulai panik.
" Apaan,sih. Lo gila,ya? Minggir! "
" Minggir? Leo lo pikir gue cewek apa,hah? "
" Leo, lo kenal sama,tuh cewek? " Heran wanita dalam rangkulan Leo. Wanita itu melirik ke samping menatap pria di sebelahnya.
" Engga, engga kenal. Udah gak usah dipikirin. Yuk, jalan. "
" LEO BRENGSEK!! Lo pikir lo bisa pergi gitu aja setelah lo hamilin gue? Otak lo itu kemana,sih,hah? Ini anak lo bangsat! Anak lo!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...