📚 Empty

1 0 0
                                    

"Did you feel empty?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Did you feel empty?"

————

Warn : This story contains things that shouldn't be written. Sorry if it made you uncomfortable. If you don't like it, go ahead and don't read. Thanks if you reading till the end <3

type of genre: romance, friendship, little bit of gxg

————


Aku menatap ke arah langit cerah di atas. Langit biru dengan awan-awan indah. Kemudian burung dara yang berada di atap membuat pemandangan langit makin indah. Aku begitu menyukai langit. Apalagi seperti sekarang, sayup-sayup angin yang menerpa sekitar membuat hawa terasa sejuk.

Aku menggerakkan ponselku. Hendak memfoto burung dara yang ada di atap, tapi sayang burung itu malah pergi sebelum aku memotretnya. Aku hanya mendesis kesal, lalu memilih untuk bermain ponselku.

Aku berada di sekolah. Tepatnya sekolah menengah atas. Aku tidak akan memberitahu itu dimana, karena aku malas menjelaskannya. Intinya sekarang aku berada di kursi yang berada di depan kelas, sendirian.

Jam masih menunjukkan pukul enam lebih dua puluh delapan menit. Ini masih lama sebelum pembelajaran dimulai pada pukul tujuh. Di dalam kelas hanya ada sedikit siswa, entah itu bermain ponsel, bergosip, atau bahkan mengerjakan tugas. Dari luar pun, aku bisa mendengar suara-suara mereka yang saling bersahutan. Anak-anak kelasku memang sangat ramai.

Namun, aku seolah tidak mendengar apapun. Aku hanya merasakan suasana dari tempat ini. Sembari bermain ponsel yang tengah memperlihatkan sebuah tulisan novel, serta sebuah earphone yang mengalun dari ponselku. Menambah suasana makin nyaman, aku sangat nyaman dengan suasana ini.

Pukul enam lebih empat puluh lima menit. Aku mendongakkan kepalaku. Kulihat seorang gadis yang baru saja datang dari depan. Lalu berbelok dengan langkahnya yang lebar. Aku terus memperhatikan gadis yang terlihat suram tersebut, sampai akhirnya dia masuk ke dalam kelasnya.

Aku tersenyum simpul. Kemudian, melepas earphone yang ada di telingaku. Lalu, menaruhnya ke dalam saku. Aku berdiri dari tempatku, lalu berjalan di koridor kelas. Kemudian, sampailah aku di depan kelas gadis tersebut. Aku sudah berdiri di depan kelasnya, selanjutnya mengetuk pintunya pelan. Tetapi, mata milikku dan miliknya saling bertatap. Ternyata dia duduk di bangku depan dan sepertinya menyadariku.

"Ayo keluar." Ujarku sembari berbisik ke arahnya.

Gadis itu tersenyum simpul lalu mengangguk. Setelahnya, dia beranjak dari bangkunya. Kemudian, berjalan menghampiriku sembari tersenyum senang. Selanjutnya, dia segera menggandeng tanganku, lalu menarikku keluar dari kelas. Aku dan dia duduk di depan kelas miliknya. Kami berbincang-bincang tidak jelas sambil tertawa. Sampai akhirnya bel jam pertama berbunyi yang membuatku dan dia harus kembali ke kelas masing-masing.

[✓] Di Saat Meteor JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang